Sapta Dharma: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Cutecoder (bicara | kontrib)
Perbaikan bentuk
Cutecoder (bicara | kontrib)
Baris 50:
Orang harus duduk bersila, dan menghadap ke timur, sedangkan tangan harus bersedekap sedemikian rupa, hingga tangan kanan terletak pada tangan kiri. Mata diarahkan ke bawah, memandang tajam ke satu titik di hadapannya pada jarak satu meter. Duduknya harus tegak lurus, bersikap tenang, dan tidak memikirkan apa-apa. Kepala tidak boleh menggeleng ke kiri atau ke kanan, juga tidak menengadah ke atas atau menunduk ke bawah.
 
Dalam ritus sujud ini, sikap tunduk dan tubuh yang tegak harus dilakukan sebanyak tiga kali, dan setelah menunduk kedua kalinya, umat harus mengucapkan dalam hati: “Kesalahan Hyang Mahasuci mohon ampun kepada Hyang Mahakuasa”. Berikutnya setelah menunduk ketiga kalinya, umat harus mengucapkan: “Hyang Mahasuci bertobat kepada Hyang Mahakuasa” “(tiga kali).
 
Yang harus dilakukan dalam sujud menurut Wewarah demikian:
 
Air sari atau air putih/suci berasal dari sari-sari bumi yang akhirnya menjadi bahan makanan yang dimakan manusia. Sari-sari makanan tersebut mewujudkan air sari yang tempatnya di ekor ([[Jawa]] = Cetik/silit kodok/brutu). Bila bersatu padunya getaran sinar cahaya dengan getaran air sari yang merambat berjalan halus sekali di seluruh tubuh, menimbulkan daya kekuatan yang besar sekali, kekuatan ini disebut Atom Berjiwa yang ada pada pribadi manusia.
 
Dalam ritus sujud ini, sikap tunduk dan tubuh yang tegak harus dilakukan sebanyak tiga kali, dan setelah menunduk kedua kalinya, umat harus mengucapkan dalam hati: “Kesalahan Hyang Mahasuci mohon ampun kepada Hyang Mahakuasa”. Berikutnya setelah menunduk ketiga kalinya, umat harus mengucapkan: “Hyang Mahasuci bertobat kepada Hyang Mahakuasa” “(tiga kali).
 
Wewarah pitu (tujuh petuah) terdiri dari:
Baris 66:
6. Sikapnya kepada keluarga/masyarakat harus susila dengan halusnya budi pekerti
7. Yakin bahwa di dunia tidak abadi, tetapi serba berubah.
 
 
==== Sesanti ====