Filsafat budi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 143:
 
Di sisi lain, meskipun dikritik seperti itu, bukan berarti teori identitas harus ditinggalkan. Menurut teori identitas token, fakta bahwa keadaan otak tertentu terkait dengan satu keadaan pikiran tidak menunjukkan bahwa ada korelasi absolut antara jenis-jenis keadaan pikiran dengan jenis-jenis keadaan otak. Perbedaan antara tipe dengan token dapat digambarkan melalui contoh sederhana: kata "''green''" terdiri dari empat jenis huruf (g, r, e, n) dengan dua token (kemunculan) huruf ''e'' bersama-sama dengan satu huruf untuk yang lain. Menurut gagasan identitas token, hanya kemunculan keadaan pikiran tertentu yang identik dengan kemunculan atau penokenan peristiwa fisik tertentu.<ref>Smart, J.J.C, [http://plato.stanford.edu/archives/sum2002/entries/malebranche "Identity Theory"], ''The Stanford Encyclopedia of Philosophy'' (Summer 2002 Edition), Edward N. Zalta (ed.)</ref> Monisme yang ganjil (lihat di bawah) dan fisikalisme non-reduktif lainnya merupakan teori identitas token.<ref>{{cite book | author=Davidson, D.| title=Subjective, Intersubjective, Objective | publisher=Oxford University Press | location=Oxford | year=2001 | isbn=88-7078-832-6 }}</ref> Meskipun ada masalah, masih ada orang-orang yang tertarik dengan teori identitas tipe saat ini, terutama karena pengaruh dari [[Jaegwon Kim]].<ref name="Smart" />
 
==== Fungsionalisme ====
{{Main|Fungsionalisme (filsafat pikiran)}}
Fungsionalisme dirumuskan oleh [[Hilary Putnam]] dan [[Jerry Fodor]] sebagai tanggapan terhadap ketidakcukupan teori identitas.<ref name="Pu" /> Putnam dan Fodor memandang keadaan pikiran dalam ranah [[teori komputasional pikiran]] yang empiris.<ref name="Block">Block, Ned. "What is functionalism" in ''Readings in Philosophy of Psychology'', 2 vols. Vol 1. (Cambridge: Harvard, 1980).</ref> Pada saat yang sama atau segera setelahnya, [[D.M. Armstrong]] dan [[David Kellogg Lewis]] merumuskan salah satu versi fungsionalisme yang menganalisis konsep-konsep pikiran psikologi umum dalam ranah peran fungsional.<ref>Armstrong, D., 1968, ''A Materialist Theory of the Mind'', Routledge.</ref> Akhirnya, gagasan [[Ludwig Wittgenstein|Wittgenstein]] mengenai pemaknaan sebagai penggunaan mengarah ke fungsionalisme sebagai teori pemaknaan, yang selanjutnya dikembangkan oleh [[Wilfrid Sellars]] dan [[Gilbert Harman]]. Fungsionalisme lain, yaitu [[psikofungsionalisme]], adalah pendepatan yang diterapkan oleh filsuf pikiran yang naturalistik, seperti Jerry Fodor dan [[Zenon Pylyshyn]].
 
Apa yang sama-sama dimiliki berbagai macam fungsionalisme tersebut adalah tesis bahwa keadaan pikiran dicirikan oleh hubungan sebab-akibatnya dengan keadaan pikiran lain dan dengan input indera dan output perilaku. Fungsionalisme terpisah dari detail implementasi keadaan pikiran secara fisik dengan dicirikan dalam ranah properti fungsional non-pikiran. Contohnya, ginjal dicirikan secara ilmiah berdasarkan peran fungsionalnya dalam menyaring darah dan menjaga keseimbangan kimiawi. Dari sudut pandang ini, pertanyaan mengenai apakah ginjal terbuat dari jaringan organik, nanotube plastik, atau silikon tidak bermasalah: peran yang dimainkan dan hubungannya dengan organ lainnya-lah yang mencirikannya sebagai ginjal.<ref name="Block" />
 
== Catatan kaki ==