Masjid Muhammadiyah Kelayan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 14:
[[Kategori:Masjid di Indonesia]]
[[Kategori:Banjarmasin Selatan, Banjarmasin]]
Perkampungan Kelayan B Muara sekarang sangat berbeda dengan Kelayan B Muara dulu. Sekarang sudah kurang tepat lagi untuk menyandang gelar sebutan “Perkampungan”. Hal ini dikarenakan sudah semakin pesatnya pertumbuhan dan perkembangan pemukiman kota Banjarmasin khususnya di lingkungan Kelayan B Muara ini. Hampir disemua sudut kota Banjarmasin terus dilakukan pembenahan, terutama yang berhubungan tata ruang kota.
Dahulu pada masa revolusi, saat menjelang kemerdekaan, Kelayan B Muara ini disebut “Kampoeng Langkat”, karena penghidupan warga kampung ini sehari-hari berjual minyak tanah (minyak gas) Cap Ringgit dan Panah. Di perkampungan ini saat itu belum ada tempat peribadatan untuk menampung warga masyarakat khususnya warga Muhammadiyah se kota Banjarmasin didalam menunaikan ibadah lima waktu (shalat fardhu). Tepatnya pada bulan Juni 1933 awal dimulainya pembangunan Mushalla Muhammadiyah Kelayan. Dalam sejarah tercatat bahwa Mushalla Muhammadiyah ini sebelum resmi menjadi Masjid Muhammadiyah Kelayan adalah merupakan satu-satunya masjid bagi warga Muhammadiyah kota Banjarmasin untuk menunaikan shalat Jum’at. Warga besar Muhammadiyah yang bertempat tinggal di Kampung lain memakai perahu tambangan pergi shalat Jum’at di Kelayan ini, mereka mendapat teriakan dan ejekan dan bahkan dilempari dengan batu. Alhamdulillah di pihak kita dapat tenang dan sabar/jalan terus dengan do’a semoga mereka mendapat petunjuk dari Allah SWT.
Kini keberadaan Masjid Muhammadiyah Kelayan sudah mengalami perbaikan (rehab) sebanyak 3 kali yang diawali pada tahun 1971 s/d 1974. Areal tempat pembangunan mushalla yang berukuran 13 m x 13 m ini merupakan waqaf dari Almarhum Bapak Anang Atjil orang tua dari Bapak Abdul Wahab AA/M. Ramli AA cs. Sedangkan material/alat-alat bangunan masjid ini sumbangan dari almarhum Bapak H. Anang Atjil mertua dari Bapak H. Zamzam Dja’far/Abdul Wahab AA cs. Bapak H. Majusuf orang tua dari Saudara H. Djamal, selain memberi sumbangan beliau ini turut mengawasi pekerja tukang yang bekerja setiap hari sampai pekerjaan masjid itu selesai dibangun.
Dengan bergulirnya waktu, kini usia Masjid Muhammadiyah Kelayan adalah hampir 78 tahun terhitung sejak dibangunnya pada bulan Juni 1933 tersebut. Sejak adanya tata kota khususnya penertiban jalur hijau di pesisir bantaran sungai di kota Banjarmasin yang digalakkan oleh Pemerintah Kota Banjarmasin dimana salah satu diantaranya adalah jalur sungai Kelayan yang notabene kampung Langkat dulunya, terdapat sebuah masjid yang bersejarah yaitu Masjid Muhammadiyah Kelayan. Pasca perbaikan dan pembebasan lahan di sekitar Jembatan 2 Kelayan, mulai nampak bentuk fisik masjid ini. Melihat situasi dan kondisi bangunan ini, kami mulai tergerak hati untuk memperbaiki bahkan merenovasi atau merehat total bangunan Masjid Muhammadiyah Kelayan ini. Selain keadaan bangunan yang sudah mulai miring (rumbih – bahasa Banjar) juga kami ingin mempertahankan unsur nilai sejarah masjid itu sendiri.
|