Raditya Dika: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Reynardjs (bicara | kontrib)
k Karya: edit beberapa typo.
Reynardjs (bicara | kontrib)
Baris 33:
== Perjalanan dan Pemikiran ==
[[Berkas:Raditya Dika.jpg|thumb|Raditya Dika dalam sebuah acara talkshow]]
Radith mengawali keinginan untuk membukukan [[catatan harian]]nya di [[blog]] pribadinya saat ia memenangi Indonesian Blog Award.<ref name="t"/> Radith juga pernah meraih Penghargaan bertajuk ''The Online Inspiring Award'' 2009 dari [[Indosat]].<ref name="t">“Tiga Peraih Online Inspiring Award”. http://teknologi.vivanews.com/news/read/122453-tiga_peraih_online_inspiring_award_2009. (diakses 6 April 2010)</ref> Dari pengalaman itu, ia cetak (''print out'')mencetak tulisan-tulisannya di blog kemudian ia tawarkan naskah cetakan itumenawarkannya ke beberapa penerbit untuk dicetak sebagai buku. Awalnya banyak yang menolak, tapi kemudiakemudian ketika ia ke [[Gagasmedia]], sebuah penerbit buku, naskah itu diterima, meski harus presentasi dahulu.<ref name="mii"/>
 
Radit sukses menjadi penulis karena iadengan keluar dari arus utama (''mainstream'').{{fact}} Ia tampil dengan genre baru yang segar.<ref name="mii"/> Yang membuat ia berbeda dari penulis lain adalah ide nama [[binatang]] yang selalu ia pakai dalam setap bukunya. Dari buku pertama hingga terbaru, semua judulnya mengandung nama binatang.{{fact}} Bagi Radith, ini adalah ''selling point''-nya.<ref name="mii"/>
 
Bagi RadithMenurutnya, sebagai penulis tetap harus memiliki [[inovasi]].{{fact}} Sebenarnya, pada bulan-bulan pertama, buku pertamanya tidak terlalu laku.{{fact}} Ini, menurut Radith, adalah [[risiko]] masuk dalam [[genre]] baru.{{fact}} Radith kemudian gencar berpromosi di blog yang ia kelola.<ref name="mii"/> Selain itu ia juga gencar promosi dari mulut ke mulut (''[[word of mouth]]'').<ref name="mii"/> Radith meminta pembacanya untuk berfoto dengan buku pertamanya itu kemudian dikirim ke Radith.{{fact}} Jadilah ini sebuah [[strategi pemasaran]] yang bisa mengelola pembaca sebagai [[target pasar]]nya.<ref name="mii"/> Menurut Radith, dalam menulis, tidak serta-merta setelah buku terbit, urusan selesai.{{fact}} Kemudian, pemasaran diserahkan kepada penerbit.<ref name="mii"/>
 
Sebaliknya, [[penulis]] seharusnya juga menjadi pemasar bagi bukunya sendiri karena sebenarnya penulis juga [[seniman]].{{fact}} Penulis yang kreatif akan menjadikan bukunya sebagai produk yang baginya harus bisa laku di pasaran.{{fact}} Meskipun pada dasarnya buku adalah bukan barang komersial, tetapi memandang buku sebagai sebuah produk berilmu yang pelu dipasarkan adalah sebuah hal yang perlu dilakukan saat ini.<ref name="mii"/>