Kerajaan Bosporos: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 17:
Wangsa Spartokos dikenal sebagai garis keturunan para pangeran yang tercerahkan dan bijak; meskipun pendapat Yunani tidakd apat menyangkal bahwa mereka, boleh dibilang, adalah [[tiran]], mereka selalu digambarkan sebagai soerang dinast. Mereka menjaga hubungan baik dengan Athena, yang merupakan negara yang paling banyak membeli produk-produk mereka. Bahkan Leukon I membuat peraturan bahwa kapal-kapal dari [[Attika]] (wilayah Athena) berhak memperoleh perlakuan khusus di Theodosia. Para orator Attika juga banyak menyebutkan mengenai hal ini. Sebagai balasannya, Athena menganugerahkan kewarganegaraan Athena dan membuat dekrit kehormatan atas dirinya dan putra-putranya.
Pada abad ke-1 SM, setelah kekalahannya oleh jenderal Romawi [[Pompeius]] pada tahun 63 SM, Raja [[Mithridates VI dari Pontos]] melarikan diri dengan pasukan kecil dari [[Kolkhis]] (Georgia modern) melalui Pegunungan Kaukasus ke [[Crimea]] dan membuat rencana untuk mengumpulkan pasukan lagi untuk mengalahkan Romawi. Putra tertuanya yang masih hidup, [[Makhares]], raja Bosporos Kimmeria, tidak mau membantu ayahnya. Akibatnya Mithridates VI pun membunuh Makhares, dan setelah itu Mithridates VI mengambil tahta Kerajaan Bosporos. Mithridates lalu memerintahkan dilaksanakannya wajib militer dan persiapan perang. Pada tahun 63 SM, Pharnakes II, putra bungsu Mithridates VI, memimpin sebuah pemberontakan melawan ayahnya, yang dibantuk oleh 0rang-orang buangan Romawi dalam pasukan Pontos milik Mithridates VI. Mithridates VI terpaksa menyelamatkan diri ke citadel di [[Pantikapaion]], di sana dia langsung melakukan buduh diri. Pompeius memakamkan Mithridates VI dalam makam batu ukir tempat leluhurnya dimakamkan di Amasia, ibukota lama [[Kerajaan Pontos]].
== Catatan kaki ==
|