Injo dari Joseon: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di tahun +pada tahun) |
|||
Baris 10:
}}
'''Injo dari Joseon''' (1595 - 1649, bertahta
== Kelahiran & Latar Belakang ==
Raja Injo dilahirkan
Di tahun 1608, Raja Seonjo jatuh sakit dan wafat, dan putranya [[Gwanghaegun dari Joseon|Gwanghaegun]] menggantikannya sebagai raja. Pada saat itu, pemerintah dibagi oleh berbagai fraksi politik; fraksi Timur yang bebas luncul kuat setelah [[invasi Jepang Korea (1592-1598)|Perang 7 Tahun]], yang kebanyakan fraksi Timur yang secara aktif berperang melawan Jepang. Kemudian fraksi Timur terpisah selama hari-hari terakhir Raja Seonjo; fraksi Utara menginginkan reformasi radikal, sewaktu fraksi Selatan mendukung reformasi moderat. Pada saat Seonjo wafat, fraksi Utara, yang memiliki kontrol pemerintah pada saat itu, dibagi menjadi sayap kiri fraksi Utara Besar dan fraksi Utara Kecil yang kurang radikal. Karena Gwanghaegun mewarisi tahtanya, fraksi Utara Besar, yang mendukungnya sebagai pewaris tahta, menjadi fraksi politik mayoritas di dalam istana. Sementara itu, fraksi Barat yang konservatif tetap tinggal sebagai fraksi minor, jauh dari kekuasaan. Namun banyak anggota dari fraksi Barat yang mencari kesempatan untuk kembali ke politik sebagai fraksi yang meemerintah.
Baris 36:
Namun, banyak orang-orang Barat menyimpan kebijakan keras mereka walaupun perang. Nurhaci, yang umumnya memiliki opini bagus terhadap Korea, tidak menyerang Korea lagi. Namun, ketika Nurhaci meninggal dan [[Huang Taiji]] menggantikannya sebagai pemimpin Manchu, Manchu kembali mencari kesempatan untuk berperang lagi. Ketika Jenderal Ming [[Mao Wenrong]] datang ke Korea melarikan diri dari Manchus bersama dengan unitnya, Injo menampung mereka dan hal tersebut mengakibatkan Manchu menyerang Korea sekali lagi.
Di tahun 1636, [[Huang Taiji]] secara resmi menyebut negaranya [[Dinasti Qing]], dan menyerang sendiri Joseon. Manchu menghindari perang dengan Jenderal [[Im Gyeong Eop]], yang menjaga benteng [[Uiju]]; karena ia merupakan komandan pasukan yang terkenal. 128,000 pasukan Manchu langsung menuju Hanseong sebelum Injo dapat melarikan diri ke Pulau Ganghwa, dan mereka mendesaknya ke [[Namhansanseong]] dan memutuskan seluruh dukungan bahan makanan. Injo, yang kehabisan bahan makanan akhirnya menyerah kepada Dinasti Qing, dan setuju untuk mengadakan Perjanjian Samjeondo, dimana Injo menyembah [[Huang Taiji]] sebanyak 9 kali sebagai pelayannya, dan putra pertama dan keduanya dibawa ke Cina sebagai tawanan. Joseon menjadi [[negara upeti]] Qing, yang menguasai Dinasti Ming
== Kematian Putra Mahkota ==
Baris 42:
== Warisan ==
Di hari ini, Injo lebih banyak dianggap sebagai seorang pemimpin yang lemah, ragu-ragu dan tidak stabil; karena ia menyebabkan terjadinya pemberontakan Yi Gwal, dua perang dengan Manchu, dan kehancuran ekonomi. Ia sering dibandingkan dengan pendahulunya, Gwanghaegun, yang mencapai banyak hal dan digulingkan, sewaktu Injo hampir tidak memiliki prestasi apapun selama masa pemerintahannya dan masih diberikan nama kuil. Banyak orang yang menganggapnya sebagai model yang tidak patut ditiru oleh para politisi, dan ia juga disalahkan untuk tidak menjaga kerajaannya. Namun, ia mereformasi militer dan mengembangkan pertahanan negara untuk mempersiapkan perang, karena negara memiliki beberapa konflik militer yang terjadi sejak tahun 1592 sampai dengan tahun 1636. Ia wafat
== Keluarga ==
|