Sukjong dari Joseon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di tahun +pada tahun)
Baris 13:
 
== Biografi ==
Raja Sukjong dilahirkan pada tanggal 15 Agustus, 1661 putra Raja Hyeonjong dan Ratu Myeongseong di [[Changdeokgung|Istana Changdeok]]. Namanya adalah ''Yi Sun''. Ia menjadi Putra Mahkota dipada tahun 1667 pada usia 7 tahun dan dipada tahun 1674, pada usia 14 tahun, ia menjadi raja [[Dinasti Joseon]] yang ke-19.
 
Raja Sukjong merupakan seorang politisi yang cerdas, namun pemerintahannya ditandai oleh pertengkaran intens beberapa fraksi di dalam Dinasti Joseon. Sukjong sering mengganti fraksi yang berkuasa dengan yang lainnya untuk menguatkan otoritas kerajaan. Dengan pergantian tersebut, yang disebut dengan ''hwanguk'' (환국 換局), dibaca ''pergantian negara'', fraksi yang kalah dsingkirkan seluruhnya dari politik dengan eksekusi dan diasingkan. Walaupun demikian, pergantian yang semrawut itu tidak memengaruhi populasi umum secara signifikan, dan pemerintahannya dianggap sebagai salah satu dari masa kemakmuran.
Baris 20:
Di awal tahun pemerintahan Sukjong, fraksi Selatan dan Barat berselisih tentang upacara Pemakaman Kerajaan, masalah yang kelihatannya kecil mengenai periode berkabung untuk Ratu Insun. Fraksi Selatan menuntut bahwa periode berkabung harus dilakukan selama satu tahun dan sebaliknya fraksi Barat membantah bahwa periode berkabung selama sembilan bulan. Satu tahun masa berkabung berarti [[Hyojong dari Joseon|Hyojong]] dianggap sebagai putra tertua dan periode sembilan bulan menandakan bahwa Hyojong tidak dianggap sebagai putra tertua, diikuti dengan peraturan yang memerintah di dalam kelas [[Yangban]]. Dengan kata lain, fraksi Barat melihat keluarga kerajaan sebagai kelas yangban yang pertama daripada kelas yang terpisah dimana peraturan lainnya diterapkan. Kedua fraksi tersebut juga berada di dalam konflik dengan isu memerangi [[Dinasti Qing]], yang dianggap sebagai negara barbar (yang beda dengan [[Dinasti Ming]]) yang mengancam keamanan nasional Joseon. Fraksi Selatan yang dipimpin oleh Huh Jeok dan Yoon Hyu, mendukung perang melawan Qing dan fraksi Barat pertama-tama ingin fokus di dalam mengembangkan kondisi domestik.
 
Sukjong mulanya berpihak pada fraksi Selatan, namun dipada tahun 1680, Huh Jeok dituduh berkhianat oleh fraksi Barat, yang mengakibatkan Huh Jeok dan Yoon Hyu di eksekusi dan pemberantasan dari fraksi Selatan. Insiden ini disebut Kyungshin hwanguk (경신환국). Sekarang yang berkuasa, fraksi Barat dipisah menjadi fraksi Noron (Pelajaran Lama) yang dipimpin oleh [[Song Siyeol]], dan fraksi Soron (Pelajaran Baru), yang dipimpin oleh Yoon Jeung. Setelah 9 tahun berkuasa, Noron ambruk ketika Sukjong menggulingkan Ratu Inhyeon, yang di dukung oleh fraksi Barat, dan menunjuk Selir Hee dari klan Jang (atau Selir Jang) sebagai ratu yang baru. Fraksi Barat membuat geram Sukjong ketika mereka menentang pelantikan putra Selir Jang sebagai putra mahkota. Fraksi Selatan, yang mendukung Selir Jang dan putranya, mendapatkan kembali kekuasaan dan menyingkirkan fraksi Barat, mengeksekusi Song Siyeol sebagai tindakan balas dendam. Ini dinamakan Gisa hwangguk (기사환국).
 
Lima tahun kemudian dipada tahun 1694, fraksi Selatan merencakan pemberantasan lainnya terhadap fraksi Barat, menuduh mereka berkonspirasi untuk menempatkan kembali Ratu Inhyeon yang diasingkan, ketika Sukjong mulai menyesal telah mengasingkan Ratu Inhyeon dan menyayangi Selir Suk dari klan Choi (Selir Choi), sekutu Ratu Inhyeon dan fraksi Noron. Marah dengan usaha fraksi Selatan yang memberantas fraksi Barat, Sukjong tiba-tiba berbalik memberantas faksi Selatan dan membawa fraksi Barat kembali berkuasa. Fraksi Selatan tidak pernah pulih dari pukulan ini, juga disebut Gapsul hwanguk (갑술환국). Sukjong menurunkan gelar Ratu Jang menjadi Selir Jang dan menempatkan kembali Ratu Inhyeon. Selir Jang akhirnya dieksekusi dengan minum racun karena mengutuk Ratu Inhyeon setelah kemudian wafat. Fraksi Soron mendukung Putra Mahkota, putra Selir Jang, dan fraksi Noron mendukung putra Selir Choi, Yeonying-gun (kemudian menjadi [[Yeongjo dari Joseon|Yeongjo]]). Mendiang Ratu Inhyeon dan Ratu yang baru Inwon tidak memiliki keturunan.
 
Di tahun 1718, Sukjong membiarkan putra mahkota, yang bakal menjadi [[Gyeongjong dari Joseon|Gyeongjong]], memerintah negara sebagai seorang wali raja. Ia wafat dipada tahun 1720 konon setelah memberitahu Yi Yi-myoung untuk menunjuk Yeonying-gun sebagai pewaris Kyungjong, namun tanpa kehadiran pencatat sejarah atau diari kerajaan. Wasiat ini mengakibatkan pemberantasan lain yang mengakibatkan 4 pemimpin Noron di eksekusi dipada tahun 1721, diikuti oleh pemberantasan lainnya dengan eksekusi 8 anggota Noron dipada tahun 1722.
 
Sukjong mereformasi sistem pajak dan mengijinkan kelas menengah dan anak-anak selir untuk maju ke posisi pemerintah yang lebih tinggi di propinsi-propinsi.
Di tahun 1712, pemerintahan Sukjong bekerja dengan [[Dinasti Qing]], [[Cina]] untuk menetapkan perbatasan nasional antara dua negara di Sungai [[Sungai Yalu|Yalu]] dan [[Sungai Tumen|Tumen]]. Pemerintah Jepang mengakui Pulau Ulleung dan [[Batu Liancourt]] sebagai wilayah Joseon dipada tahun 1696.
Pemerintahan Sukjong juga menyaksikan perkembangan pertanian dari propinsi jauh dan meningkatnya aktivitas budaya termasuk publikasi-publikasi.
 
Raja Sukjong memiliki 3 Ratu dan 7 [[Selir]], 7 putra (2 dari mereka diragukan) dan 2 putri (lihat silsilah keluarga di bawah ini). Ia wafat setelah 46 tahun memerintah dipada tahun 1720 pada usia 60 tahun. Ia dimakamkan di Myeongreung (명릉) di propinsi [[Gyeonggi]], Kota [[Goyang]] di dalam Pemakaman Lima Kerajaan Barat (西五陵 서오릉 ''seooreung'').
 
== Keluarga Raja Sukjong ==
Baris 40:
 
==== [[Ratu Inhyeon]] (1667–1701) ====
Putri Min Yoo-jung<ref>Entitled as "Internal Prince Yeoyang" (여양부원군).</ref> dan Lady Song<ref>Entitled as "Lady Eunseong, Princess Consort to the Internal Prince" (은성부부인).</ref>, ia menjadi Permaisuri Sukjong dengan pernikahan dipada tahun 1681. Ia mungkin dikenal sebagai salah satu Ratu yang terbaik di dalam Dinasti Joseon. Kehidupannya digambarkan di dalam banyak drama sejarah Korea. Ketika ''so-ui''<ref>''So-ui'' is the 3rd highest title for a King's concubine.</ref> Jang Ok-jeong melahirkan [[Gyeongjong dari Joseon|seorang putra]] dipada tahun 1688, terjadi perselisihan berdarah yang disebut ''Gisa Sahwa'' (기사사화). Selama ini, Sukjong ingin memberikan putra tertuanya (gelar ''wonja'' (元子 원자)<ref>Literally the "First Son".</ref>) gelar "Putra Mahkota" (王世子 왕세자 ''wangseja'') dan ingin mempromosikan Lady Jang dari status ''So-ui'' ke status ''Hui-bin''<ref>''Bin'' (translated as "Royal Noble Consort") is the highest title for a King's concubine, just under the Queen.</ref>. Aksi ini ditentang oleh fraksi ''Noron'' (dipimpin oleh Song Si-yeol, dengan Min Yoo-jung (ayah Inhyeon) sebagai anggotanya), dan ini didukung oleh fraksi ''Soron'' (dimana Jang Hui-jae (kemudian) abang Jang ''so-ui'' adalah salah seorang anggotanya). Sukjong menjadi marah dengan oposisi tersebut, dan banyak yang dibunuh termasuk Song Si-yeol. Banyak anggota termasuk Inhyeon dan keluarganya, dipaksa dibuang ke pengasingan. Ratu Inhyeon digulingkan dan Jang ''so-ui'' menjadi Jang ''hui-bin'', dan kemudian menjadi Permaisuri Ketiga.
 
Kemudian dipada tahun 1694, Sukjong, merasa menyesal atas sikap temperamennya, dan menyerah kepada penempatan kembali Inhyeon, yang dipimpin oleh ''Soron'' (kejadian ini disebut ''Gapsul Hwanguk'' (갑술환국)) Ia dibawa kembali ke istana dan dikembalikan statusnya sebagai Permaisuri, dengan Lady Jang diturunkan ke status ''hui-bin''. Di tahun 1701 di usia 34 tahun, ia jatuh sakit dan meninggal, penyebab penyakit tersebut tidak diketahui<ref>Others say she had been poisoned</ref>.
 
Konon ketika Sukjong sedang berkabung atas kematian Inhyeon, memimpikannya mengenakan pakaian ''sobok'' yang penuh bersimbahan darah. Sukjong bertanya pada Inhyeon bagaimana ia mati, yang kemudian menunjuk ke arah kamar Jang ''Hui-bin'' (tanpa berkata apa-apa). Sukjong terbangun dari mimpinya dan pergi ke kamar Jang. Ketika mendekat, ia mendengar musik dan suara tertawa. Dengan menguping ia melihat Jang ''Hui-bin'' dengan seorang [[Shamanisme Korea|Syaman]] di dalam kamarnya, sedang berdoa untuk kematian Ratu, dan menusuk sebuah boneka dengan panah. Ketika hal tersebut dipergoki oleh Sukjong, iashe (bersama dengan abangnya) dieksekusi atas perbuatannya (dengan meminum racun (사사 ''sasa'')).
Baris 51:
 
==== Ratu Inwon (1687–1757) ====
Putri Gim Joo-shin<ref>Entitled as "Internal Prince Gyeongeun" (경은부원군)</ref> dan Lady Jo dari klan Imcheon Jo<ref>Entitled as "Lady Garim, Princess Consort to the Internal Prince" (가림부부인)</ref>, ia menikah dan menjadi<ref>Actually, she was the 4th Queen Consort, but is officially the 3rd official Queen Consort. Jang Ok-jeong was the 3rd Queen Consort, but was ousted upon Queen Inhyeon's reinstatement.</ref> Permaisuri Ketiga Sukjong diusia 15 tahun, dipada tahun 1702, setelah kematian Inhyeon dipada tahun 1701. Ia selamat dari penyakit cacar dipada tahun 1711. Ia menjadi Ibu Suri (大妃 대비 ''daebi'') setelah Sukjong wafat dan [[Gyeongjong dari Joseon|anak tirinya (oleh Jang ''hui-bin'')]] menjadi raja, dan Ibu Suri yang Agung (大王大妃 대왕대비 ''daewangdaebi'') dipada tahun 1724 setelah [[Gyeongjong dari Joseon|Gyeongjong]] (anak tirinya oleh Jang ''hui-bin'') wafat dan [[Yeongjo dari Joseon|Yeongjo]] (anak tiri lainnya oleh Choi ''suk-bin''), yang ia sayangi, menjadi raja. Ia tidak memiliki keturunan, dan wafat dipada tahun 1757 di usia 70 tahun, dan dimakamkan dekat dengan Sukjong dan Inhyeon di Propinsi Gyeonggi.
 
Ia diberikan gelar anumerta "Ratu Inwon, ''Hyesun Jagyeong Heonryeol Gwangseon Hyeonik Kangseong Jeongdeok Suchang Yeongbok Yunghwa Hwijeong Jeongwoon Jeongui Jangmok Inwon Wanghu''" (혜순자경헌렬광선현익강성정덕수창영복융화휘정정운정의장목인원왕후 惠順慈敬獻烈光宣顯翼康聖貞德壽昌永福隆化徽精正運定懿章穆仁元王后).
Baris 58:
Ia hanya diketahui sebagai seorang keponakan yang pernah disingkirkan seorang pedagang yang bernama Jang Hyeon (장현) dan tidak ada catatan tentang siapa ayahnya. Namun, konon menurut sebuah isu, ayahnya adalah Jo Sa-seok (조사석; keponakan kedua Ibu Suri Jangryeol), karena ibu Ok-jeong (Nyonya Yoon) merupakan gundiknya yang terkenal.
 
Ok-jeong menjadi Ibu Suri Jangryeol pelayan istana (ratu kedua Injo) dengan rekomendasi Pangeran Dongpyeong (keponakan pertama Sukjong yang pernah disingkirkan). Kemudian dipada tahun 1686, Sukjong bertemu dengannya setelah sebuah kunjungan dengan nenek buyut tirinya (Ibu Suri Jangryeol) dan menjadikannya selir dan memberinya gelar ''suk-won''<ref>''Suk-won'' is the 8th title for a King's concubine.</ref>. Di tahun 1688, ia dipromosikan ke ''so-ui'', dan dipada tahun 1688 ia melahirkan [[Gyeongjong dari Joseon|seorang putra]], dan menjadi ''hui-bin''. Ketika Inhyeon digulingkan dan dibuang ke pengasingan di bulan Mei 1688, ia menjadi Permaisuri Ketiga yang di dukung oleh fraksi ''Soron'', dan putranya dijadikan Putra Mahkota, memberi ruangan untuk ''Gisa Hwanguk''.
 
Kemudian dipada tahun 1694, dengan penempatan kembali Inhyeon, Permaisuri dikembalikan statusnya menjadi ''hui-bin''. Di tahun 1701, Inhyeon meninggal oleh sebuah penyakit yang tidak diketahui. Konon Sukjong memergoki Jang ''hui-bin'', abangnya Jang Hui-jae dan seorang Shaman menjampi-jampi kematian Inhyeon (ketika menusuk sebuah boneka dengan panah). Jang ''hui-bin'', abangnya, dan setipa orang yang terlibat ditahan dan di hukum mati dengan meminum racun. Ia berusia 42 tahun dan memiliki dua anak: [[Gyeongjong dari Joseon|Gyeongjong]] dan Pangeran Seongsu (diragukan).
 
Setelah ini, Sukjong membuat hukum yang melarang [[selir-selir]] diijinkan menjadi Permaisuri di kemudian hari. Jang ''hui-bin'' meninggalkan banyak cerita-cerita rakyat termasuk kehausannya akan kekuasaan, dan sebuah cerita tentang kejadian sebelum kematiannya dengan putranya (kemudian Putra Mahkota (bakal [[Gyeongjong dari Joseon|Gyeongjong]])<ref>Jang ''hui-bin'' severely beat and mutilated Gyeongjong, leaving him feeble minded and impotent http://www.royalark.net/Korea/korea6.htm</ref>.
Baris 67:
 
==== [[''Suk-bin'' dari klan Choi]] (1670-1718) ====
Tidak ada catatan tentang kehidupannya sebelum ia menjadi selir Sukjong. Ia adalah seorang [[Musuri|pelayan air]] di dalam istana, dibawah Ratu Inhyeon. Di suatu malam, ia berdoa di dalam kamarnya untuk kesehatan Inhyeon, ketika Sukjong yang lewat di depannya setelah bepergian dari luar istana mendengarnya dan tersentuh akan ketukusan hatinya (Sukjong yang sedang menyesal pada sat itu), menjadikannya sebagai selirnya. Ia menjadi ''suk-ui'' setelah melahirkan [[Yeongjo dari Joseon|seorang putra]] dipada tahun 1694. Selain anak ini, ia memiliki 2 orang putra lainnya (keduanya diragukan). Setelah Pangeran Yeoning (Yeongjo) lahir dipada tahun 1694, ia dipromosikan menjadi "suk bin"
Ia diberikan gelar anumerta "Lady Hwagyeong, Selir Suk dari klan Choi" (화경숙빈최씨 和瓊淑嬪崔氏).