Agama di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Di tahun +Pada tahun)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di abad +pada abad)
Baris 63:
| id = 9812302972 }}</ref>
 
Perubahan penting terhadap agama-agama juga terjadi sepanjang era [[Orde Baru]]. <ref name="necid">{{cite book | last = Bertrand | first = Jaques | title = Nationalism and Ethnic Conflict in Indonesia | publisher = Cambridge University Press | date = 2004 | id = ISBN 0-521-52441-5 }}</ref> Antara tahun [[1964]] dan [[1965]], ketegangan antara [[Partai Komunis Indonesia|PKI]] dan pemerintah Indonesia, bersama dengan beberapa organisasi, mengakibatkan terjadinya konflik dan pembunuhan terburuk dipada abad ke-20. <ref name="pki1965">Kahin, George McT. and Kahin, Audrey R. Subversion as Foreign Policy: The Secret Eisenhower and Dulles Debacle in Indonesia. New York: The New Press, 1995.</ref> Atas dasar peristiwa itu, pemerintahan Orde Baru mencoba untuk menindak para pendukung PKI, dengan menerapkan suatu kebijakan yang mengharuskan semua untuk memilih suatu agama, karena kebanyakan pendukung PKI adalah [[ateisme|ateis]].<ref name="necid"/> Sebagai hasilnya, tiap-tiap warganegara Indonesia diharuskan untuk membawa kartu identitas pribadi yang menandakan agama mereka. Kebijakan ini mengakibatkan suatu perpindahan agama secara massal, dengan sebagian besar berpindah agama ke Kristen Protestan dan Kristen Katolik. Karena [[Konghucu]] bukanlah salah satu dari status pengenal agama, banyak orang [[Tionghoa]] juga berpindah ke Kristen atau Buddha. <ref name="necid"/>
 
== Enam agama utama di Indonesia ==
Baris 102:
| url =
| doi =
| id = 9812302972 }} </ref>Agama ini berkembang dengan sangat pesat dipada abad ke-20, yang ditandai oleh kedatangan para misionaris dari [[Eropa]] ke beberapa wilayah di Indonesia, seperti di wilayah barat [[Papua]] dan lebih sedikit di kepulauan [[Sunda]].<ref name="infocathuslib">cf. Bunge (1983), chapter [http://countrystudies.us/indonesia/38.htm Christianity].</ref> Pada 1965, ketika terjadi perebutan kekuasaan, orang-orang tidak beragama dianggap sebagai orang-orang yang tidak ber-Tuhan, dan karenanya tidak mendapatkan hak-haknya yang penuh sebagai warganegara.<ref name="infocathuslib"/> Sebagai hasilnya, gereja Protestan mengalami suatu pertumbuhan anggota.
 
[[Protestan]] membentuk suatu perkumpulan minoritas penting di beberapa wilayah. Sebagai contoh, di pulau [[Sulawesi]], 17% penduduknya adalah Protestan, terutama di [[Tana Toraja]], [[Sulawesi Tengah]] dan [[Sulawesi Utara]]. Sekitar 75% penduduk di Tana Toraja adalah Protestan. dibeberapa wilayah, keseluruhan [[desa]] atau [[kampung]] memiliki sebutan berbeda terhadap aliran Protestan ini, tergantung pada keberhasilan aktivitas para misionaris.<ref>{{cite web