Sulalatus Salatin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
VoteITP (bicara | kontrib)
k menambahkan Kategori:Kerajaan Tanjungpura menggunakan HotCat
VoteITP (bicara | kontrib)
Baris 28:
Penyampaian alur cerita pada Sulalatu'l-Salatin tidak lepas dari pengaruh [[politik]] yang berkuasa pada setiap masa penulisannya, karena ada alur cerita yang tidak semua versi menyebutnya. Sisipan cerita tambahan tersebut mungkin sebagai legitimasi bagi penguasa-penguasa berikutnya di kawasan Melayu. Hal ini terlihat mulai dari bab [[Bustanus Salatin]], pada salah satu pasalnya terdapat silsilah keturunan [[Sultan Aceh]] yang nasabnya dirujuk sampai kepada raja Melayu di [[Bukit Siguntang]]. Sulalatu'l Salatin menguraikan silsilah dari para raja di kawasan Melayu, bermula dari [[Sang Sapurba]] keturunan [[Iskandar Zulkarnain]], kemudian Sang Sapurba menjadi ''Maharajadiraja'' di [[Minangkabau]], dan dari tokoh ini raja-raja di kawasan Melayu diturunkan. Secara rinci Sulalatu'l Salatin memberikan urutan nama-nama raja di [[Kesultanan Malaka|Malaka]], kemudian terdapat berita kedatangan [[Afonso de Albuquerque]] dari ''Goa'' atas perintah [[Raja Portugal]] untuk menaklukan Malaka tahun 1511 pada masa [[Mahmud Syah dari Malaka|Sultan Mahmud Syah]]. Perang melawan penaklukan [[Portugal]] ini membuat Sultan Malaka terpaksa berpindah pindah, mulai dari [[Bintan]] terus ke [[Kampar]], kemudian ke [[Johor]].
 
Sulalatu'l Salatin juga menceritakan tentang ekspansi [[Jawa]] di kawasan Melayu serta juga menyebutkan tentang sepeninggal Raja [[Majapahit]], kemudian kedudukannya digantikan oleh anak perempuannya atas sokongan patihnya. Ratu Majapahit ini disebutkan menikah dengan putra Raja [[Kerajaan Tanjungpura|Tanjungpura]]. Hal ini jika dibandingkan dengan naskah Jawa [[Desawarnana]] dan [[Pararaton]], yang menceritakan tentang pergantian Raja Majapahit [[Jayanagara]] kepada saudara perempuannya [[Tribhuwana Wijayatunggadewi]] yang disokong oleh [[Gajah Mada]]. Ratu Majapahit ini kemudian menikah dengan ''Cakradhara'' bergelar ''Kertawardhana Bhre Tumapel'', dan nantinya melahirkan [[Hayam Wuruk]]. Berdasarkan [[Prasasti Wingun Pitu]] terdapat ''Bhre Tangjungpura'' sebagai salah satu ''batara'' yang memerintah di salah satu daerah bawahan pemerintahan Majapahit. Prasasti ini bertarikh 1447, kemungkinan pada masa pemerintahan [[Suhita|Ratu Suhita]], dalam [[Pararaton]] disebutkan menikah dengan ''Bhra Hyang Parameswara''.
 
Kemudian ada pula sisipan cerita pengiriman utusan ke [[Makassar]], yang kemudian pulang bersama seorang bangsawan [[Bugis]] yang hebat dan kemudian dikenal dengan nama [[Hang Tuah]]. Sementara dari versi lain Hang Tuah disebutkan hanyalah seorang [[nelayan]] dari [[Bintan]] namun memiliki kemahiran dalam [[silat]], kemudian diangkat menjadi ''laksamana'' dan berperan dalam menjaga [[Malaka]] dari ancaman luar. Sementara kisah kunjungan utusan Raja Malaka kepada Raja Goa di [[Sulawesi]] tidak dijumpai pada versi Raffles, Abdullah, Dulaurier, Shellabear, Winstedt, Madjoindo dan lainnya. Kisah tersebut hanya terdapat pada naskah yang disebut ada di Dewan Bahasa dan Pustaka [[Malaysia]] saja.<ref name="Samad"/> Kemungkinan munculnya kisah ini sangat berkaitan dengan cerita sebagaimana yang terdapat pada [[Tuhfat al-Nafis]].