Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 27:
Subangkit.F.2009.Analisis Strategi Promosi Industri Rumah Tangga Natural Hand Made Soap di Tanah Kusir Jakarta (skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor).
16 Januari 2012 15.47 (UTC)
 
== MEMBUKTIKAN MITOS SUSU KUDA PULAU SUMBAWA ==
 
MEMBUKTIKAN MITOS SUSU KUDA PULAU SUMBAWA
Membuktikan mitos susu kuda Pulau Sumbawa bukanlah hal yang mudah karena membutuhkan waktu, ilmu pengetahuan, teknologi, teknik pengujian, tenaga, referensi dan biaya. Masyarakat meyakini susu kuda Pulau Sumbawa mempunyai khasiat dapat mengobati berbagai macam penyakit, namun demikian khasiat tersebut belum berdasarkan hasil penelitian. Dilain pihak ada sebagian masyarakat yang menyangsikan khasiat susu kuda Pulau Sumbawa sebagai obat.
Penulis melakukan serangkaian prosedur penelitian dalam rangka ingin membuktikan mitos susu kuda Pulau Sumbawa yang dapat menyembuhkan penyakit saluran pencernaan pada manusia yang disebabkan oleh bakteri patogen gram positif dan gram negatif, serta bakteri saluran pernafasan dan bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Kelompok bakteri-bakteri tersebut dapat menyebabkan penyakit atau keracunan pada manusia sehingga menyebabkan gangguan kesehatan dan produktivitas pada masyarakat. Berapa spesies patogenik yang menyebabkan infeksi melalui makanan pada manusia adalah Vibrio Cholerae, Salmonella Typhimurium, Shigella Boydii, Bacillus Cereus, Staphylococcus Aureus, Pseudomonas Aeluginosa, M.Tuberculosis dan Escherichia Coli. Penularan bakteri tersebut diatas pada umumnya melalui air, hewan, produk pangan, peralatan pengolahan pangan dan peralatan produksi pangan. Pada manusia bakteri tersebut menyebabkan penyakit kolera, enteritis, infeksi sistemik, demam enterik, disentri basiler, infeksi saluran pernafasan dan TBC. Beberapa jenis bakteri tersebut diatas memproduksi toksin piogenik dengan gejala mual-mual, keram perut, diare dan kadang-kadang muntah setelah inkubasi selama 6 (enam) sampai dengan 8 (delapan) jam. E.Coli merupakan bakteri patogen indeks sanitasi dan pencemar makanan, merupakan flora normal saluran pencernaan. Didunia telah ditemukan galur-galur E.Coli yang bukan merupakan flora normal karena dapat menyebabkan diare pada bayi yang lebih dikenal dengan nama E.Coli enteropatogenik yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia denga dua cara yaitu dengan cara memproduksi enterotoksin (tidak bersifat invasif atau menembus) dengan gejala diare tanpa demam, dan dengan cara invasif atau penetrasi pada sel-sel mukosa usus disertai gejala infeksi seperti menggigil, demam dan diare. Pengobatan dengan antimikroba sintetik sering mengalami kegagalan, disamping itu terjadi pula resistensi terhadap berbagai jenis obat antimikroba.
Untuk membuktikan susu kuda Pulau Sumbawa dapat membunuh bakteri Vibrio Cholerae, Salmonella Typhimurium, Shigella Boydii, Bacillus Cereus, Staphylococcus Aureus, Pseudomonas Aeluginosa, M.Tuberculosis dan Escherichia Coli dialukan uji spektrum aktivitas antimikroba dari susu kuda Pulau Sumbawa. Jenis bakteri yang digunakan untuk menguji spektrum aktivitas antimikroba dipilih bakteri yang dapat menyebabkan penyakit saluran pecernaan dan pernafasan. Atas dasar dipilihnya bakteri gram positif dan negatif yang mewakili bakteri patogen saluran pencernaan karena bakteri-bakteri tersebut dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Hasil uji terhadap 8 (delapan) jenis bakteri menunjukkan bahwa susu kuda Pulau Sumbawa mempunyai aktivitas antimikroba terhadap semua jenis bakteri uji dengan antimikrobanya bervariasi dengan luas hambatan 115,4 mm2 sampai 462,1 mm2 bakteri gram negatif mempunyai luas hambatan mulai dari 115,4 mm2 sampai 287,5 mm2. Sedangkan bakteri gram positif mempunyai luas hambatan mulai dari 210,0 mm2 sampai 387,9 mm2. Apabila dibandingkan dengan bakteri gram negatif bakteri gram positif lebih sensitif terhadap senyawa antimikroba susu kuda Pulau Sumbawa dari pada gram negatif, seperti terlihat dari luas hambatan yang terbentuk pada saat uji spektrum aktivitas antimikroba.
Bakteri Vibrio Cholerae adalah bakteri gram negatif, tetapi paling peka terhadap susu kuda Pulau Sumbawa dari seluruh bakteri yang diuji, seperti yang ditunjukan luas hambatan 462,1 mm2. Hasil pengujian tersebut sesuai dengan data empiris yang menyebutkan bahwa susu kuda Pulau Sumbawa dapat menyembuhkan penyakit diare encer.
Dari data empiris diketahui susu kuda Pulau Sumbawa dapat menyembuhkan atau bermanfaat bagi penderita penyakit tuberkulosis yang disebabkan oleh bakteri M. Tuberculosis. Dengan pengembangan penelitian selanjutnya terbukti aktifitas antimikroba dari susu kuda Pulau Sumbawa dapat menghambat pertumbuhan M. Tuberculosis secara in vitro menunjukan bahwa susu kuda Pulau Sumbawa dapat menghambat pertumbuhan M. Tuberculosis baik terhadap isolat standar maupun isolat klinis yang diperoleh dari spektrum penderita TBC. Hal ini menunjukan susu kuda Pulau Sumbawa mampu menembus dinding sel M. Tuberculosis. Senyawa anti mikroba susu kuda Pulau Sumbawa telah dibuktikan kebenarannya melalui uji verifikasi dan hasilnya menunjukan adanya aktivitas antimikroba yang kuat dalam susu kuda baik sampel susu kuda dari peternak maupun sempel dari pedagang. Pembuktian lainya dilakukan melalui uji kepekaan terhadap bakteri patogen gram positif dan negatif serta bakteri M. Tuberculosis dan hasilnya menunjukkan bahwa semua bakteri peka terhadap susu kuda Pulau Sumbawa. Dengan demikian bedasarkan hasil penelitian ini terbukti benar bahwa daya antimikroba susu kuda Pulau Sumbawa mempunyai spektrum yang luas.
Penggunaan susu kuda Pulau Sumbawa dapat menjadi bahan pertimbangan sebagai alternatif pengobatan terhadap penyakit diare yang disebakan oleh bakteri patogen saluran pencernaan dan bakteri M. Tuberculosis untuk menggantikan antibiotik sintetik seperti tetrasiklin, kloramfenikol dan lainnya yang dapat mengakibatkan resistensi bakteri
 
Penulis Dr. drh. Diana hermawati, M.Si (Medik Veteriner Madya pada Direktorat Mutu dan Standardisasi, Direktorat Jenderal Pengolahan dan dan Pemasaran Hasil Pertanian)
Sumber :
Aditama, T.Y. 1999. Tuberkulosis. Diagnosis, Terapi dan Masalahnya. Edisi II.
Laboratorium Mikrobakterologi RSUP Persahabatan/WHO Collaboirating Center for Tuberculosis. Jakarta.
Anonymous. 1998. Jangan Klaim Susu Kuda Liar Sebagai Obat. Kompas 3 September 1998
Broooks, G. F;J.S.Butell, S.A. Morse. 1998. Jawetz Melnick and Edelberg’s Medical Microbiology. 21st Ed. A Lange Medikal Books. Appleton and Lange Stamford, Coecticut.
Corner, D.E. 1993. Naturally Occuring Compounds. Di dalam Antimicrobials in Foods. Second Edition, Revised and Expended. Marcel Dekker, Inc New York.
Fardiaz, S. 1985. Mikrobiologi Keamanan Pangan (jilid I). Fateta IPB Bogor
Fardiaz, S. 1989. Mikrobiologi Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat antara Universiatas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor, Bogor
Hermawati, D. 1998. Residu Antibiotika dan Cemaran Mikroba dalam Susu Kuda Liar. Disampaikan Pada Kongres Persatuan Dokter Hewan Indonesia ke 13. Temu Ilmiah dan Loka Karya Propesi di Tanjung Karang, Lampung, 23-26 November 1998
Hermawati, D. 2001. Analisis Mekanisme Pengawetan dalam Susu Kuda Sumbawa. Laporan Tugas Ilmu Pangan Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Hermawati. D. 2002. Komponen Senyawa Antimikroba. Disampaikan Pada Kongres 14 Temu Ilmiah Dan Loka Karya Profesi Dimataram Pada Tanggal 7-10 Oktober 2002
Hermawati D. Khasiat Susu Kuda Sumbawa Untuk Kesehatan Masyarakat. Disampikan Dalam Seni Loka Perkudaan di Jakarta tanggal 4 September 2003 di Jakarta.
Hermawati, D; M. Sudarwanto, S. T. Soekarto, F. R. Zakaria, S. Sudarjat, dan F. S. T. Rasa. 2004. Aktifitas Antimikroba Pada Susu Kuda Sumbawa. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 15 (1):47-53.
Hilman, N. 1998. Susu Kuda Liar, Mana Yang Benar Asli? Pikiran Rakyat, 10 September 1998.
Jawets, E;J.L.Melnick, and E. A. Adelberg. 1995, Mikrobiologi Kedokteran, Edisi 20. Alih Bahasa Edi Nugroho dan RF Maulany. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.
Matsuoka, T. 1990. Profile Of Intestinal Bacteria : Our Life Long Patners. Yakult Honsa Co. Ltd, Japan.
Murray, P.R; Ken. S.R, and George, S.K. 1998 Medical Microbilogy. Third Edition. Mosby. Aharcom Health Seciences company. London.
Naidu, A.S. 2000. Natural food Antimicrobial Systems. CRC. Press. Washington DC
Rijatmoko, D. 2003 Pengaruh Susu Kuda Sumbawa Terhadap Pertumbuhan Mikrobakterium tuberculosis Secara In Vitro. Tesis Kesehatan Masyarakat Veteriner. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor
[[Pengguna:Diana hermawati|Diana hermawati]] ([[Pembicaraan Pengguna:Diana hermawati#top|bicara]]) 16 Januari 2012 15.51 (UTC)