Sindanggalih, Karangtengah, Garut: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tjmoel (bicara | kontrib)
k ←Suntingan WikitanvirBot (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh 141.0.9.59
Tjmoel (bicara | kontrib)
k ←Membatalkan revisi 5088304 oleh 141.0.9.59 (Bicara)
Baris 1:
{{desa
|peta = [[Berkas:Contoh.jpg]]
|nama =Sindanggalih
|provinsi =Jawa Barat
Baris 6:
|nama dati2 =Garut
|kecamatan =Karangtengah
|nama pemimpin =Encang-
|luas =535.765 Ha-
|penduduk =6.606 Jiwa-
|kepadatan =-
}}
'''Sindanggalih''' adalah [[desa]] di kecamatan [[Karangtengah, Garut|Karangtengah]], [[Kabupaten Garut|Garut]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]].
'''Sindanggalih''' 1.) Legenda Desa (Sasakala)
Konon dahulu Desa Sindanggalih sekitar ± Tahun 1651 terdiri dari 2 (dua) Desa yaitu Desa Sangojar dan Desa Cikacang yang pada masa itu desa Sangojar yang merupakan cikal bakal Desa Sindanggalih dipimpin oleh seorang Lurah (Kuwu) yang bernama H. Jaelani yang selanjutnya dipimpin oleh H. Abdul Hadi (Adi Sastra) Nama Sangojar berawal dari kejadian tepatnya pada tahun 1651 datang seorang utusan dari Sultan Agung Mataram (1614-1645) ke Sangojar (Nama Kampung Sampai Saat ini) yang bernama Embah Kyai Mukarrob, dan beliau menancapkan 9 (sembilan) pohon Juar, dari peristiwa itulah Nama Sangojar diambil, kata Sanga yang artinya Sembilan dan kata Juar adalah nama pohon yang ditanamkan oleh Embah Kyai Mukarob.
Sumber lain menerangkan, Sangojar berasal dari Sanga artinya Sembilan ajar mempunyai arti ajaran dalam kata lain mempunyai arti Ajaran dari Sembilan Wali.
 
{{kelurahan-stub}}
1.2. Terbentuknya Desa Sindanggalih
Pada tahun 1871 waktu pemerintahan dikepalai oleh Mas Padmadinata (H. Jamjam Mubarok) Kedua Desa yaitu Desa Sangojar dan Desa Cikacang disatukan menjadi Desa Sindanggalih kata Sindanggalih diambil dari sejarah yang mana pada tanggal 8 mei 1579 pada waktu itu Kerajaan Sunda Pajajaran yang diperintah oleh Arya Baduga Maha Raja (Prabu Siliwangi/Niskalawastu Kencana/Sayang Hawu) hancur lebur oleh Senopati Sarosoan dari Banten atas perintah Panembahan Maulana Yusuf Sultan Banten yang pada waktu itu Banten tahun 1526 telah memisahkan diri dari kerajaan Pajajaran dan mendirikan Negara Islam Banten, pada waktu itu raja, bangsawan, senopati, para putra mahkota Sri Baduga Maha Raja meninggalkan keraton yang sudah hancur, dalam sejarah kabupaten Garut diterangkan bahwa Prabu Siliwangi / Prabu Jaya Dewata mendirikan kerajaan baru di Sindang Kasih (Majalengka sekarang), tegasnya Kerajaan Sunda Pajajaran terpecah menjadi 18 (Delapan Belas) Kerajaan kecil (terjadi sekitar tahun 1576) seperti :
1. Cirebon larang
2. Cirebon Girang yang di rajai oleh Prabu Kasmaya (Garut sekarang) atau dikenal dengan kerajaan Galih Pakuwon yang terletak di Blubur Limbangan
3. Sindang Barang dirajai oleh Panji Wirajaya
4. Sukapura dirajai oleh Lembu Jaya
5. Kidang Lumutan dirajai oleh Menak Darmawangi
6. Galuh dirajai oleh Lara Tapa
7. Astana Karang dirajai oleh Nalawingkang
8. Tajuk Nasing dirajai oleh Aji Narma
9. Sumedang Larang dirajai oleh Lembu Peteng Aji
10. Ujung Ngumbara dirajai oleh Liman Kancana
11. Ujung Kidul dirajai oleh Prabu Gantangan
12. Kemuning Gading dirajai oleh Prabu Silih Wangi
13. Panca Kaki dirajai oleh Niti Muda Aji
14. Tanjung Sangara dirajai oleh Lembu Wulung
15. Sunda Kelapa dirajai oleh Pangeran Rangsang Jiwa
16. Banten Girang dirajai oleh Mas Jongjo
17. Pulo Sari dirajai oleh Ajar Domas
18. Ujung Kulon
Hal ini sengaja dipaparkan Karena ada kaitannya dengan peninggalan-peninggalan bersejarah yang terdapat di kecamatan Nangka Pait/ Sukawening (Karangtengah sekarang) diantaranya:
Makam Embah Kyai Mukarob / Embah Gaber / Sayang Hawu, yang berada di Cikiruh Desa Cinta. Pada waktu Sultan Agung Mataram (1614-1645) bersama Senopati Sutawijaya mengutus Embah Kyai Mukarob ke Galih Pakuwon (Limbangan sekarang) untuk menemui Prabu Kiansantang dalam menjalankan tugas menyatukan Negara Mataran, agar Negara kecil bekas bawahan Pajajaran masuk Islam, dari Galih Pakuwon (Limbangan sekarang) beliau (Embah Kyai Mukarob) melanjutkan perjalanannya ke Desa Sangojar untuk menemuai Embah Santoaan Suci Maha Raja ( putra Sri Baduga Maha Raja) yang berada di kampung Nangklong tercatat dalam sejarah Garut beliau merupakan Senopati ke-10 Prabu Kiansantang, kemudian dari Nangklong Embah Kyai Mukarob pergi ke kampung Sangojar untuk menemui Embah Terong Peot hal ini beliau lakukan sesuai dengan petunjuk dari Prabu Liman Sanjaya dari Galuh Pakuwon (Limbangan Sekarang).
Melihat dari riwayat diatas terbentuknya nama Sindanggalih kemungkinan besar ada kaitannya dengan kerajaan Galih Pakuwon yaitu kata Sindang mempunayi arti Singgah dan Galih merupakan sebagian nama dari kerajaan Galih Pakuwon jadi kata Sindanggalih mempunyai arti tempat persinggahannya para petinggi kerajaan Galih Pakuwon dan hal tersebut terbukti dengan adanya peninggalan makam-makam bersejarah kerajaan Galuh Pakuwon seperti makam yang berada di Nangklong yaitu makam Embah Santoaan Suci Maha Raja, makam Embah Kyai Mukarob (Ustara/Sayang Hawu/Jaya Perkosa) di Sangojar, makam Embah Terong Peot yang berada di Sangojar (Singkup).
Ada hal yang perlu diketahui bahwa dalam sejarah Sumedang Larang pada masa pemerintahan Prabu Geusan Ulun (1579-1610) beliau meminta bantuan kepada Embah Kyai Mukarob dan Embah Terong Peot (Embah Pancar Buana) untuk melawan serangan dari Kerajaan Cirebon.
Daerah Sindanggalih yang merupakan salah satu daerah yang terletak di kecamatan Karangtengah (dahulu Kecamatan Nangka Pait / Sukawening) yang mempunyai sumber-sumber pendapatan diantaranya adalah Bengkok (Tanah Carik) hasil dari tanah titisan desa, tanah milik adat hasil dari tanah Negara.
 
[[su:Sindanggalih, Karangtengah, Garut]]
Kuwu Desa Sangojar (Sindanggalih sekarang) pada Zaman Penjajahan Belanda:
1. H. Jaelani
2. H. Abdul Hadi (Adisastra)
3. Wirasingadinata
4. H. Jamjam Mubarok (Padmadinata) Kuwu/Lurah Sindanggalih
5. Yudapraja
6. Wiria
7. Emon Kartadinata (Mama Lurah)
8. Emo Kartadinata
9. Wigena
Kuwu (Kepala Desa) pasca kemerdekaan Republik Indonesia
10.Purwadinata ( tahun 1947 s/d 1949 )
11.Mad Usri ( tahun 1949 s/d 1950 )
12.M. Sarbini ( tahun 1950 s/d 1961 )
13.Ono Hanapi ( tahun 1962 s/d 1972 )
14.Komas Sodiq Ranudikarta ( tahun 1972 s/d 1996 )
15.H. Kamil Mulyana ( tahun 1996 s/d 2008 )
16.Encang Jayapraja ( tahun 2008 s/d sekarang )
 
MONOGRAFI DESA
A. Keadaan Desa
1. Secara Administratif Desa termasuk dalam Kecamatan Karangtengah
2. Secara Geografis letak Desa terhadap pusat pemerintahan
a. Ke Ibu Kota Kecamatan : 2.5 Km
b. Ke Ibu Kota Kabupaten : 24 Km
c. Ke Ibu Kota Propinsi : 84 Km
 
B. Luas Desa
1. Luas : 535.765 Ha
a. Tanah sawah : 168.425 Ha
b. Tanah Darat : 367,340 Ha
2. Terbagi dalam :
5 Kedusuna, 6 RW dan 28 RT
3. Data Geografis
a. Sebelah Utara : Desa Caringin Kec. Karangtengah
b. Sebelah Timur : Kehutanan
c. Sebelah Selatan : Desa Sukahurip Kecamatan Pangatikan
d. Sebelah Barat : Desa Sukamukti Kecamatan Sukawening
 
C. Keadaan Alam
1. Bentuk Pola Tata Desa : Sederhana
2. Keadaan :
a. Jenis Tanah : Pertanian
b. Bentuk Permukaan : Berbukit
3. Air
a. Sungai : 2 Buah
b. Mata Air : 4 Buah
c. Kolam : 200 Buah
4. Iklim
a. Curaah Hujan : 250 mm/Tahun
b. Bulan banyak hujan : Desember s/d Februari
c. Bulan kering hujan : April s/d Agustus
5. Usaha Pengawetan Tanah
a. Penghijauan : Ada
b.Terasering : Ada
c. Terasbangku : Ada
 
D. Keadaan Penduduk
1. Jumlah Penduduk : 6.606
a. Laki-laki : 3.350
b. Perempuan : 3.256
c. Jumlah Kepala Keluarga : 1.586
2. Jumlah Penduduk Dalam Tingkat Pendidikaan
a. Tidak Tamat SD / Sederajat : 71 Orang
b. Tamat SD / Sederajat : 3.417 Orang
c. Tamat SLTP / Sederajat : 1.473 Orang
d. Tamat SMU / Sederajat : 1.116 Orang
e. Tamat Perguruan Tinggi : 29 Orang
3. Jumlah Penduduk Dalam Tingkat Mata Pencaharian
a. Pertanian Tanah Kering : 815 Orang
b. Perkebunan : -
c. Peternakan : 20 Orang
d. Kerajinan Industri Kecil : 50 Orang
e. Lain – lain : 50 Orang
4. Jumlah Penduduk Menurut Agama
a. Islam : 6.606 Orang
b. Non Islam : -
 
E. Sarana dan Prasarana
1. Kantor Desa : 1 Buah
2. Gedung Sekolah :
a. Taman Kanak – Kanak : 1 Buah
b. SD / Sederajat : 6 Buah
c. SMP Islam : 1 Buah
3. Gedung Pelayanan Kesehatan/PUSTU : 1 Buah
4. Lapangan Olah Raga :
a. Lapangan Sepak : 2 Buah
b. Lapangan Bola Volly : 4 Buah
c. Lain-lain / Tenis Meja: 3 Buah
 
 
VI. POTENSI SUMBER DAYA PEMUDA
A. Jumlah Pemuda yang Ada di Desa
1. Laki –laki : 410 Orang
2. Perempuan : 780 Orang
 
 
B. Tingkat Pendidikan Pemuda yang ada di Desa
1. Tidak Tamat SD / Sederajat : 71 Orang
2. Tamat SD / Sederajat : 3.417 Orang
3. Tamat SLTP / Sederajat : 1.473 Orang
4. Tamat SMU / Sederajat : 1.116 Orang
5. Tamat Perguruan Tinggi : 29 Orang
 
C. Tingkat Lapangan Kerja
1. Belum Bekerja : 230 Orang
2. Sudah Bekerja : 425 Orang
 
D. Jenis Pekerjaan Pemuda
1. Pertanian : 1.100 Orang
2. Peternakan : 20 Orang
3. Industri Kecil : 50 Orang
4. Wiraswasta : 545 Orang
5. PNS : 29 Orang
 
VII. PENGURUS DESA, LPM dan BPD
A. Pengurus Desa
1. Kepala Desa : E n c a n g
2. Sekretaris Desa : Encep Saepudin
3. Kaur Pemerintahan : Suprajat
4. Kaur Umum : Subarnas
5. Kaur Kesra : Ahem Hermawan
6. Kaur Ekbang : Atis Sutisna
7. Kaur Keuanagan : Aep Saepudin
 
B. Pengurus LPM
1. Ketua : Abdul Hamid
2. Sekretaris : Aep Saeputamam
3. Bendahara : E m a n
 
4. Seksi – seksi :
a. Agama : Nandang Sutisna
b. Pendidikan : Edi Junaedi
c. Pembangunan : Darus Ruslan
d. Kesejahteraan Sosial : A d a r
e. Pemberdayaan Perempuan : Agus Samsul Ma’rif
f. Pemuda : A k u s
g. Perekonomian : Ishak Iskandar
 
C. Pengurus BPD
1. Ketua : Endang Suherman M.Pd
2. Wakil Ketua : Sandra Irawan SH
3. Sekretaris : U y u n
4. Kabid Pembangunan : Ade Herdiana
5. Kabid Pemerintahan : Nurdin
6. Kabid Ekonomi : Sopandi
7. Kabid Masyarakat : Mamad Sadeli
 
Garut, 1 Januari 2011
penyunting
 
--[[Istimewa:Kontribusi pengguna/141.0.9.59|141.0.9.59]] 1 Januari 2012 05.09 (UTC)
Suprajat
[[su:Sindanggalih, Karangtengah, Garu<ref>[email protected]</ref>t]]