Sinta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
←Membatalkan revisi 5056461 oleh Stephensuleeman (Bicara)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 16:
Dalam tradisi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], Sita lebih sering dieja dengan nama '''Shinta'''.
 
Sita (Sanskerta: सीता; Sītā, juga dieja Shinta) adalah tokoh protagonis dalam wiracarita Ramayana. Ia merupakan istri dari Sri Rama, tokoh utama kisah tersebut. Menurut pandangan Hindu, Sita merupakan inkarnasi dari Laksmi, dewi keberuntungan, istri Dewa Wisnu
== Arti nama ==
DEWI SINTA adalah putri Prabu Janaka, raja negara Mantili atau Mitila (Mahabharata). Dewi Sinta diyakini sebagai titisan Bathari Sri Widowati, istri Bathara Wisnu. Selain sangat cantik, Dewi Sinta merupakan putri yang sangat setia, jatmika (selalu dengan sopan santun) dan suci trilaksita (ucapan, pikiran dan hati)nya. Dewi Sinta menikah dengan Ramawijaya, putra Prabu Dasarata dengan Dewi Kusalya dari negara Ayodya, setelah Rama memenangkan sayembara mengangkat busur Dewa Siwa di negara Mantili. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putra masing-masing bernama; Lawa dan Kusya.
Dalam [[bahasa Sanskerta]], kata ''Sita'' bermakna "kerut". Kata "kerut" merupakan istilah puitis pada zaman [[Kerajaan India Kuno|India Kuno]], yang menggambarkan aroma dari kesuburan. Nama Sita dalam ''[[Ramayana]]'' kemungkinan berasal dari Dewi Sita, yang pernah disebutkan dalam [[Rigweda]] sebagai dewi bumi yang memberkati ladang dengan hasil panen yang bermutu.
Dengan setia Dewi Sinta mengikuti suaminya, Ramawijaya menjalani pengasingan. Karena terpesona oleh keindahan Kijang Kencana penjelmaan Ditya Marica, Dewi Sinta akhirnya diculik oleh Prabu Dasamuka dan ditawan di taman Argasoka negara Alengka hampir 12 tahun lamanya. Ia akhirnya dapat dibebaskan oleh Ramawijaya, setelah berhasil membinasakan Prabu Dasamuka dan semua senapati perang Alengka.
 
Menurut Mahabharata, Dewi Sinta tidak lama tinggal di istana Ayodya sebagai permaisuri Prabu Rama. Karena kecurigaan Prabu Rama terhadap kesucian Dewi Sinta walau telah dibuktikan dengan hukum bakar di Alengka, Dewi Sinta kemudian diasingkan dari istana Ayodya, dan hidup di pertapaan Resi Walmiki. Di tempat itulah Dewi Sinta melahirkan kedua putra kembarnya. Lawa dan Kusya. Akhir riwayatnya diceritakan, Dewi Sinta mati ditelan bumi saat akan boyong kembali ke istana Ayodya.
Seperti tokoh terkenal dalam legenda [[Hindu]] lainnya, Sita juga dikenal dengan banyak nama. Sebagai puteri [[Raja]] [[Janaka]], ia dipanggil '''Janaki'''; sebagai puteri [[Mithila]], ia dipanggil '''Maithili'''; sebagai istri [[Rama|Raama]], ia dipanggil '''Ramaa'''. Karena berasal dari [[Kerajaan Wideha]], ia pun juga dikenal dengan nama '''Waidehi'''.
 
== Asal-usul ==