Suku Dayak Banyadu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nyadu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Menolak 2 perubahan terakhir (oleh Nyadu) dan mengembalikan revisi 5151755 oleh Aldo samulo: diragukan
Baris 1:
{{ganti infobox}}
{|class="infobox bordered" style="width:22em; font-size:95%; text-align:left;" cellpadding="3"
! colspan="2" style="text-align:center; font-size:larger; background-color:#0000ff; color:#fee8ab;" | Dayak Banyadu Atau Dayak Banyuke
|-
| colspan="2" style="text-align:center; padding:0px; border:none;" |
|-
| colspan="2" style="text-align:left; padding:0px; border:none;" | Seorang Imam Dayak sedang memimpin ritual agama [[Kaharingan]]
 
|-
Baris 8 ⟶ 12:
[[Kabupaten Landak]]
[[Kabupaten Bengkayang]]
[[Kabupaten Sanggau]] Kalimantan Barat
Republik [[Indonesia]]
Dan
Republik [[Taiwan]]
|-
! style="background-color:#6495ed;" | Jumlah Populasi
| style="background-color:#87cefa;" | Kalimantan Barat = 112.000 Jiwa. Taiwan =.....jiwa ?
 
|-
! style="background-color:#6495ed;" | Dialek
Baris 27:
|}
 
'''Suku Dayak Banyadu''' atau Dayak Banyuke adalah salahsatusebuah sub-[[suku Dayak]] yang mendiami kawasan Provinsi [[Kalimantan Barat]], [[Indonesia]]. Istilah "[[Suku Dayak]] Banyadu" diambil dari istilah dalam bahasa mereka sendiri yaitu asal kata " Nyadu" yang artinya " Tidak" kata ini digunakan sebagai istilah pembeda dialek dengan dialek Dayak lainnya, sementara istilah Dayak ''Banyuke diambil dari nama Bandong orang Banyadu Jaman dulu'' yang pada saat ini hanya berupa sebuah kampung yang terletak di desa Samade kecamatan Banyuke hulu. Dayak Banyadu sendiri merupakan salah satu anak suku dalam keluarga [[Dayak Kanayatn]]. Jika diperhatikan dari bahasanya Dayak Banyadu bersama [[Dayak Bakati]] merupakan transisi antara keluarga [[Dayak kanayatn]] dengan keluarga [[Dayak Bidayuh]] dimana sebagian bahasanya mirip atau sama dengan bahasa kanayatn dan sebagian lagi mirip atau sama dengan bahasa bidayuh. umumnya bunyi vokal bahasa banyadu yang sama dengan bahasa keluarga [[Dayak Kanayatn]] lainnya cenderung berbunyi ke vokal " U " misal kata " ada " dalam bahasa kanayatn lainnya pada Kanayatn Banyadu menjadi "Adu" kata " sama" menjadi "Samu" kata "Datakng" menjadi "Dutukng", "pesan' menjadi "pesun', "asap' menjadi "asup", "dalam" menjadi "dalum/darupm", "malam' menjadi "malum/ marupm", dan lain-lain.
 
== Kawasan ==
Masyarakat Dayak Banyadu banyak bermukim di daerah kecamatan Banyuke hulu, Banyuke Darit, Meranti, Serimbu dan di kecamatan Ngabang, di '''Kota Ngabang''' Kabupaten Landak serta di kecamatan Teriak,di '''kota Bengkayang''', di beberapa desa di kecamatan Samalantan dan di desa-desa transmigrasi di seluruh Kabupaten Bengkayang serta di Kecamatan Tayan Hulu, dan '''kota Sosok''', kecamatan Tayan dan Kecamatan Kembayan Kabupaten Sanggau Kapuas dan juga terdapatserta di '''Taiwan''' (China Taipei). Keturunan Dayak Banyadu yang terdapat di '''Taiwan''' Juga berasal dari '''Kalimantan Barat''', nenekmereka moyang orang Banyadu ini pergihijrah ke '''Taiwan membawaserta anak dan istrinya, mereka berangkat bersama sejumlah orang Tionghoa Kalimantan barat yang diangkut dengan sejumlah kapal laut oleh tentara VOC Belanda''' kuranglebih telah 400300 tahun yang lalu, dan di pekerjakan di perkebunan milik VOC di Taiwan.
Sebelum orang banyadu menyebar mendiami pedalaman daerah Landak, Bengkayangbengkayang dan Sanggau kapuas, orang Banyadu mendiami daerah asalnya di daerah Banyuke hulu di Kecamatan Banyuke Hulu kabupaten Landak Kalimantan barat sekarang. Dimasa dahulu seluruh orang banyadu ini mendiami sebuah perkampungan besar (Bandong)/semacam kota dijaman Banyadu purba. Perkampungan besar atau kota atau dalam istilah Dayak Banyadunya disebut '''BANNOKNG''' ('''Baca:Bandong''',untuk anda yang tidak bisa logat Dayak) '''Bandong orang Banyadu ini, bernama BANYUKEBanyuke''', Bandong (PerkampunganIbukota/kota besar) banyuke ini merupakan kota tempat Temenggungnya berada. daerah Ketemenggungan Dayak Banyadu ini disebut '''BANUA SATONA''' ''yang beribukota pada Bandong Banyuke'',. Seringkali Banyuke yang merupakan Bandong dari banua Satona ini hanya di sebut dengan nama Bandong satona saja, tentu saja yang dimaksud adalah Bandong (ibukota) dari banua Satona.
 
Sebelum orang banyadu menyebar mendiami pedalaman daerah Landak, Bengkayang dan Sanggau kapuas, orang Banyadu mendiami daerah asalnya di daerah Banyuke hulu di Kecamatan Banyuke Hulu kabupaten Landak Kalimantan barat sekarang. Dimasa dahulu seluruh orang banyadu ini mendiami sebuah perkampungan besar (Bandong)/semacam kota dijaman Banyadu purba. Perkampungan besar atau kota atau dalam istilah Dayak Banyadunya disebut '''BANNOKNG''' ('''Baca:Bandong''',untuk anda yang tidak bisa logat Dayak) '''Bandong orang Banyadu ini, bernama BANYUKE''', Bandong (Perkampungan besar) banyuke ini merupakan kota tempat Temenggungnya berada. daerah Ketemenggungan Dayak Banyadu ini disebut '''BANUA SATONA''' ''yang beribukota pada Bandong Banyuke'', Seringkali Banyuke yang merupakan Bandong dari banua Satona ini hanya di sebut dengan nama Bandong satona saja, tentu saja yang dimaksud adalah Bandong (ibukota) dari banua Satona.
 
Sejak di mulainya masa Pengayauan di kalangan Bangsa Dayak, nenek moyang Dayak Banyadu mulai menyebar keluar dari Bandong Banua-nya, mereka menyebar secara bertahap, dengan menyusuri hilir sungai yang diberi nama sama seperti nama Bandong-nya yaitu sungai Banyuke. Tahap pertama mereka menyebar keseluruh daerah kecamatan Banyuke hulu dan Menyuke sekarang ini, lalu tahap berikutnya mereka menyebar ke daerah Ngabang dan terakhir mereka menyebar ke daerah Kabupaten Sanggau kapuas. Sebagai akibatnya banyuke yang sebelumnya berupa sebuah Perkampungan besar / kota (Bandong) lama-kelamaan mengecil hingga hanya menjadi sebuah kampung, karena di tinggal menyebar oleh penduduknya. Ketika berada di luar Bandongnya itulah yang menyebabkan Dayak banyadu di jaman dulu di kenal dengan sebutan orang Banyuke oleh masyarakat Dayak yang menjadi tetangga negerinya, hal ini terjadi, karena mereka berasal dari Bandong (perkampungan besar dimasa silam) Banyuke.
 
Cukup sering ''terjadi kekeliruan'' akan masyarakat Dayak yang disebut Banyuke ini, terutama generasi muda sekarang dimana dalam anggapan mereka yang disebut orang Banyuke adalah Suku Dayak kanayatn yang berdialek Banane / Bangape alias orang Darit dan cenderung teguh meyakininya, padahal yang benar adalah untuk sebutan masyarakat Dayak Kanayatn yang berdialek Banyadu, hal ini tentu didasari oleh alasan bahwa semua desa atau semua penduduk yang tinggal di hilir tengah dan di hulu dari sungai yang mengalir di daerah tersebut adalah orang Banyadu, dan terlebih di karenakan asal kata banyuke itu adalah dari nama sebuah Bandong (perkampungan besar dimasa silam) orang Banyadu yang terletak di hulu sungai Banyuke tersebut.
 
SejakLalu di mulainya masa Pengayauan di kalangan Bangsa Dayak,akhirnya nenek moyang Dayak Banyadu mulai menyebar keluar dari Bandong Banua-nya, mereka menyebar secara bertahap, dengan menyusuri hilir sungai yang diberi nama sama seperti nama Bandong-nya yaitu sungai Banyuke. Tahap pertama mereka menyebar keseluruh daerah kecamatan Banyuke hulu dan Menyuke sekarang ini, lalu tahap berikutnya mereka menyebar ke daerah Ngabang dan terakhir mereka menyebar ke daerah Kabupaten Sanggau kapuas. Sebagai akibatnya '''banyuke yang sebelumnya berupa sebuah Perkampungan besar / kota (Bandong) lama-kelamaan mengecil hingga hanya menjadi sebuah kampung''', karena di tinggal menyebar oleh penduduknya. KetikaHal berada di luar Bandongnya itulah'''inilah yang menyebabkan Dayak banyadu di jaman dulu di kenal dengan sebutan orang Banyuke oleh masyarakat Dayak yang menjadi tetangga negerinya, hal ini terjadi,''' karena mereka '''berasal dari Bandong (perkampungankota besar dimasa silam) Banyuke.'''
Nenek moyang orang Banyadu yang telah menyebar ini kemudian membangun pemukiman-pemukiman awal di luar bandong mereka, pemukiman awal ini dikenal dengan sebutan '''Tammakng''' (baca:Tambang). Penduduk desa awal atau desa asal alias Tamakng orang banyadu di sepanjang sungai Banyuke dan anak-anak sungai banyuke ini seperti masyarakat Dayak lainnya juga melakukan kegiatan perladangan. Semakin lama semakin jauh ladang yang dibuka, akhirnya karena alasan sudah terlalu jauh dari kampung asal, maka para orang tua dimasa itu berkeinginan mendirikan kampung-kampung baru disekitar ladang mereka. Kampung baru itu disebut dengan istilah '''Varokng''' ( baca: Varong) yang bermakna sebagai kampung ladang. Seiring dengan perkembangan zaman dan peningkatan jumlah penduduk akhirnya varokng-varokng tersebut makin lama makin ramai. Desa-desa asal alias Tamakng orang Banyadu antara lain Tamakng Bale, Temia ojol, Padang pio, Loeng, untang, Banyuke, Balantian dan lain-lain. Sementara desa-desa ladang atau Varokng seperti Tititareng, sabah, magon, Teriak,Sentibak, Peranuk, Temia seo, padang manyun, berinang manyun, sinto, kampet, sentibak dan lain-lain.
Cukup sering ''terjadi kekeliruan'' akan masyarakat Dayak yang disebut Banyuke ini, terutama generasi muda sekarang dimana dalam anggapan mereka yang disebut orang Banyuke adalah Suku Dayak kanayatn yang berdialek Banane / Bangape alias orang Darit dan cenderung teguh meyakininya, padahal yang benar adalah untuk sebutan masyarakat Dayak Kanayatn yang berdialek Banyadu, hal ini tentu didasari oleh alasan bahwa semua desa atau semua penduduk yang tinggal di hilir tengah dan di hulu dari sungai yang mengalir di daerah tersebut adalah orang Banyadu, dan terlebih di karenakan asal kata banyuke itu adalah dari nama sebuah Bandong (perkampungan besar dimasa silam) orang Banyadu yang terletak di hulu sungai Banyuke tersebut.
Nenek moyang orang Banyadu yang telah menyebar ini kemudian membangun pemukiman-pemukiman awal di luar bandong mereka, pemukiman awal ini dikenal dengan sebutan '''Tammakng''' (baca:Tambang). Penduduk desa awal atau desa asal alias Tamakng orang banyadu di sepanjang sungai Banyuke dan anak-anak sungai banyuke ini seperti masyarakat Dayak lainnya juga melakukan kegiatan perladangan. Semakin lama semakin jauh ladang yang dibuka, akhirnya karena alasan sudah terlalu jauh dari kampung asal, maka para orang tua dimasa itu berkeinginanberinisiatif mendirikan kampung-kampung baru disekitar ladang mereka. Kampung baru itu disebut dengan istilah '''Varokng''' ( baca: Varong) yang bermakna sebagai kampung ladang. Seiring dengan perkembangan zaman dan peningkatan jumlah penduduk akhirnya varokng-varokng tersebut makin lama makin ramai. Desa-desa asal alias Tamakng orang Banyadu antara lain Tamakng Bale, Temia ojol, Padang pio, Loeng, untang, Banyuke, Balantian dan lain-lain. Sementara desa-desa ladang atau Varokng seperti Tititareng, sabah, magon, Teriak,Sentibak, Peranuk, Temia seo, padang manyun, berinang manyun, sinto, kampet, sentibak dan lain-lain.
Adat budaya masyarakat Banyadu umumnya sama dengan adat Dayak rumpun Klemantan lainnya, yang membedakannya hanya pada istilah penyebutannya saja. Salah satu Adat budayanya yakni baliatn umumnya dijalankan dengan menggunakan bahasa Dayak Kanayatn yang berdialek Bananna meskipun dukun baliannya asli orang Banyadu. Inilah salah satu alasan disamping bahasanya yang menyebabkan Dayak Banyadu di kelompokan ke dalam keluarga Dayak Kanayatn. Sebagaimana masyarakat Dayak lainnya pada masa lampau Orang banyadu juga tinggal di rumah-rumah panjang (rumah Betang atau rumah Bantang) namun sekarang ini tidak ada satupun desa mereka yang masih menyisakannya. Ketika orang Banyadu mendirikan rumah tinggal tunggal (Lamin atau Ramin). Mereka membuat rumah mereka masih mirip rumah panjang, hal ini dilihat dari bentuknya yang juga memanjang hanya saja panjangnya tidak sepanjang rumah panjang komunal. Sampai saat ini rumah-rumah panjang tunggal ini masih terdapat di beberapa desa saja seperti di desa berinang manyun ada dua buah jika masih ada alias belum dibongkar.
== Budaya ==
Adat budaya masyarakat Banyadu umumnya sama dengan adat Dayak rumpun Klemantan lainnya, yang membedakannya hanya pada istilah penyebutannya saja. Salah satu Adat budayanya yakni baliatn umumnya dijalankan dengan menggunakan bahasa [[Dayak Kanayatn]] yang berdialek Bananna meskipun dukun baliannya asli orang Banyadu. Inilah salah satu alasan disamping bahasanya yang menyebabkan Dayak Banyadu di kelompokan ke dalam keluarga [[Dayak Kanayatn]]. Sebagaimana masyarakat Dayak lainnya pada masa lampau Orang banyadu juga tinggal di rumah-rumah panjang (rumah Betang atau rumah Bantang) namun sekarang ini tidak ada satupun desa mereka yang masih menyisakannya. Ketika orang Banyadu mendirikan rumah tinggal tunggal (Lamin atau Ramin). Mereka membuat rumah mereka masih mirip rumah panjang, hal ini dilihat dari bentuknya yang juga memanjang hanya saja panjangnya tidak sepanjang rumah panjang komunal. Sampai saat ini rumah-rumah panjang tunggal ini masih terdapat di beberapa desa saja seperti di desa berinang manyun ada dua buah jika masih ada alias belum dibongkar.
Baris 46 ⟶ 44:
 
== Tokoh-Tokoh Dayak Banyadu ==
* Drs [[KartiyusTapanus Tapat]], SH. MsiMH. Politisipolitisi
* [[TapanusFabianus TapatOel]], SHSpd. MHBirokrat politisidan kepala Adat
* [[Marcellus Uthan]] Ssos. Tokoh LSM
* [[Fabianus Oel]] Spd. MPd Birokrat dan kepala Adat
* [[SupriantoDarrem]] SH. politisi
* [[Marcellus Uthan]] Ssos Tokoh LSM
* [[Florentius Darem]] SHMion, politisi & Pengusaha
* Pastor Dr. [[Samuel Oton Sidin]], OFM cap. rohaniawan, LSM dan tokoh sosial
* [[Samuel Mion]] politisi
* [[Niron Atom]] ,SH
* Pastor Dr. [[Samuel Oton Sidin]] OFM cap. rohaniawan, LSM dan tokoh sosial
* Drs Ayub, Tetua Masyarakat Banyadu
* [[Niron Atom]] SH
* [[Samuel Mion]]Suprianto,SH. politisi
* Drs Ayub Tetua Masyarakat Banyadu
* [[Cahya Tanus]], SH
* [[Suprianto]] SH politisi
* Drs Kartiyus, Msi. Politisi
* [[Cahya Tanus]] SH
* [[Anjiu]] S.Pd Pengusaha
* [[Roni Franjaya]] SPd
* [[Abikusno Borneo]]
* [[Heronimus Hero Boas]], SP Birokrat
* [[Supendi]] B,Sc
 
== Referensi ==