Sejarah Johor: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k memindahkan Kesultanan Johor ke Sejarah Johor |
merapikan |
||
Baris 1:
{{refimprove}}
'''
Pada puncak kejayaannya Kesultanan Johor-Riau mencakup wilayah [[Johor]] sekarang, [[Pahang]], [[Selangor]], [[Singapura]], [[Kepulauan Riau]], dan daerah-daerah di [[Sumatera]] seperti [[Kesultanan Deli|Deli]], [[Kesultanan Siak|Siak]], [[Rokan]], [[Kerajaan Inderagiri|Inderagiri]], [[Batu Bara]], dan [[Jambi]].<ref>Andaya & Andaya. ''A History of Malaysia''. bab 4 "The Demise of Malay Entrepot State 1699-1899"</ref><ref>{{cite book|title=Sejarah dan tamadun bangsa Melayu|author=Ahmad Jelani Halimi|publisher=Utusan Publications|chapter=Kerajaan Johor Riau}}</ref>
Pengaruh dari Traktat London tahun [[1824]] muncul dualisme kepemimpinan pada kawasan Johor, Sultan Husain didukung oleh [[Inggris]] di [[Singapura]] sedangkan Sultan Abdul Rahman yang berkedudukan di [[Pulau Lingga|Lingga]] didukung oleh [[Belanda]] di [[Tanjungpinang]].
Johor menjadi salah satu negara bagian [[Malaysia]] ketika negara itu didirikan pada [[1963]].
== Perang Segi Tiga ==
Sultan Alauddin Riayat Syah membangun sebuah kota di Johor Lama yang terletak di tebing Sungai Johor dan dari situ dia melancarkan serangan terhadap Portugis di Melaka. Baginda senantiasa bekerjasama dengan saudaranya di Perak dan juga dengan Sultan Pahang untuk merebut Malaka kembali.{{fact}}
Baris 19 ⟶ 16:
== Belanda di Melaka ==
Pada abad ke-17, Belanda tiba di Asia Tenggara. Belanda bukanlah sekutu atau kawan Portugis dan hal ini menyebabkan Belanda bersekutu dengan Johor untuk memerangi Portugis di Malaka. Akhirnya pada tahun 1641, Belanda dan Johor berhasil mengalahkan Portugis.<ref>Hooker, ''A Short History of Malaysia'' hal. 82</ref> Melaka kemudian menjadi milik Belanda sehingga Perjanjian Inggeris-Belanda 1824 ditandatangani.
== Perang Johor-Jambi ==
Pada waktu Perang Segi Tiga, [[Jambi]] yang berada di bawah kekuasaan Johor menjadi tumpuan ekonomi dan politik. Pada tahun 1666, Jambi mencoba melepaskan diri dari kekuasaan Johor dan di antara tahun 1666 hingga tahun 1673 terjadi peperangan antara Johor dan Jambi. Ibu kota Johor, Batu Sawar dihancurkan oleh tentara Jambi. Hal ini menyebabkan ibu kota Johor berpindah-randah.
Baris 35 ⟶ 30:
== Pengaruh Bugis dan Minangkabau ==
Sultan Mahmud Syah II wafat pada tahun 1699 tanpa meninggalkan harta warisan. Melihat keadaan itu, Bendahara Abdul Jalil melantik dirinya sebagai sultan baru yang bergelar Sultan Abdul Jalil Riayat Syah IV. Tetapi timbul ketidakpuasan di kalangan pembesar-pembesar lain atas perlantikan itu.
|