Setelah Aswatama mengarahkan Brahmastra menuju perut UtaraUtari yang sedang mengandung, senjata itu berhasil membakar janin UtaraUtari, namun [[Kresna]] menghidupkannya lagi dan mengutuk Aswatama agar menderita [[kusta]] dan mengembara di bumi selama 6.000 tahun sebagai orang buangan tanpa rasa kasih sayang. Dalam versi lain, dipercaya bahwa ia dikutuk Kresna agar terus hidup sampai akhir zaman [[Kaliyuga]]. Legenda mengatakan bahwa Aswatama pergi mengembara ke daerah yang sekarang dikenal sebagai [[semenanjung Arab]]. Ada juga legenda yang mengatakan bahwa Aswatama masih mengembara di dunia dalam wujud badai dan angin topan. Sebuah benteng kuno di dekat [[Burhanpur]], [[India]], yang dikenal dengan [[Asirgarh]] memiliki kuil [[Siwa]] di puncaknya. Konon setiap subuh, Aswatama mengunjungi kuil tersebut untuk mempersembahkan bunga [[mawar]] merah. Masyarakat yang tinggal di sekitar benteng mencoba untuk menyaksikannya namun tidak pernah berhasil. Konon orang yang bisa menyaksikannya akan menjadi buta atau kehilangan suaranya. Di [[Gujarat]], [[India]], ada [[Taman Nasional Hutan Gir]] yang dipercaya sebagai tempat Aswatama mengembara dan konon ia masih hidup di sana sebagai seorang [[Chiranjiwin]].
Menurut legenda, Aswatama menyerahkan batu permata berharga (''Mani'') yang terletak di dahinya, yaitu permata yang membuatnya tidak takut terhadap segala senjata, penyakit, atau rasa lapar, dan membuatnya tak takut terhadap para [[dewa (Hindu)|Dewa]], [[danawa]], dan [[naga]]. Setelah permatanya dilepaskan, keluar darah berbau tak sedap yang tidak akan pernah berhenti mengalir sampai akhir zaman Kaliyuga.