<!-- Masih perlu ditambahkan: peranan menteri-menteri/tokoh-tokoh keturunan Tionghoa, konglomerasi2 Tionghoa, Bob Hasan, Kwik Kian Gie, Christianto Wibisono, CSIS, PITI-H. Karim Oey, Baperki, kebijakan-kebijakan Gus Dur yg pro-Tionghoa, imlek sebagai hari raya nasional, Metro TV (Metro Xinwen), masa mutakhir etnis Tionghoa-Indonesia di era new millenium. Naval Scene -->
{{sect-stub}}
Orang Cina di Indonesia ingin menghapus konotasi negartif dari perilaku para orang Cina di Indonesia yang sering melakukan perendahan martabat kepada para orang Pribumi Indonesia sejak zaman Belanda. Para Orang Cina di Indonesia merasa mereka golongan menengah yaitu diatas dari sebutan Inlander kepada bangsa Pribumi Indonesia selama itu dan bangsa Belanda saat itu sebagai bangsa tertinggi kastanya.
Lucu yaaa, tidak keberatan jika dipanggil Chayna or Chineese, padahak sama saja. Orang Cina di Indonesia merasa dengan kemampuan mereka mendominasi ekonomi Indonesia, sudah saatnya mendikte bangsa pribumi Indonesia agar pribumi Indonesia tidak lagi menyebut Cina akan tetapi menyebut mereka dengan Tionghoa.
Seperti saat sekarang ini setiap perayaan hari besar Cina, mereka menjadikan momentum mengekspose secara besar-besaran budaya Cina di Indonesia sehingga berkesan Cinanisasi Indonesia. Hal ini terjadi diseluruh perkotaan besar maupun kecil di seluruh Indonesia serta diekpose juga secara besar-besaran.
Seharusnya para orang Cina di Indonesia larut lah secara akrab bersama pribumi Indonesia lalu mengadopsi budaya daerah setempat dimana dia berada. Janganlah membesar-besarkan budaya sendiri yang itu merupakan budaya asing yang dapaksakan menjadi bagian budaya di Indonesia. Pakailah pakaian Batak jika berada mukim di Batak juga bahasa Batak, pakailah budaya Jawa dan bahasa Jawa bila mukim di Jawa, pakailah budaya Sunda dan bahasa Sunda jika bermukim di tanah Sunda, pakailah budaya Makassar/Bugis jika mukim di Bugis dan seterusnya serta orang Cina menghidupkan budaya setempat pada keluarga mereka masing-masing sebagai bukti nyata larut kedalam budaya etnis bangsa Indonesia.
Seandainya Bangsa Indonesia yang berada di Negara daerah Cina, lalu mengadakan secara besar-besaran salah satu dalam budatya Indonesia yaitu seperti budaya Padang, Budaya Sunda, Budaya Jawa, Budaya Bugis, Budaya Batak tentu akan menjadi masalah besar dan tidak akan mendapatkan izin dan akan terjadi penolakan yang sangat kuat.
Bandingkan seperti terjadi kepada etnis Cina di Indonesia, kalau begitu, masyarakat dan pemerintah kita sangat lemah dan banyak yang tidak mengerti tentang “DOMINASI BUDAYA ASING DI INDONESIA”
Tionghoa berasal dari kata “Zhong Hua” (baca: Chung Hua) atau yang berarti “Segala sesuatu mengenai Dataran (Negara) Pusat”. Tiongkok dipakai untuk menyebut seluruh wilayah nasional Cina.
ARTINYA ADALAH, DENGAN MENGATAKAN ORANG CINA DENGAN “TIONGHOA” SENYATANYA ADALAH BANGSA INDONESIA MENGAKUI BAHWA WILAYAH INDONESIA ADALAH BAGIAN DARI DATARAN CINA (TIONGKOK).
Inilah yang sangat berbahaya bagi bangsa Indonesia kedepan bila kita semua anak bangsa Indonesia mengatakan mereka itu Tionghoa.
Maka sekarang ganti kembali TIONGHOA dengan kata CINA …..CINA…….CINA…..CINA…..CINA…..CINA.
== Kerusuhan Rasial terhadap Warga Tionghoa di Indonesia ==
|