Sejarah Bali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Baris 6:
Berkat penelitian yang tekun dan terampil dari para ahli asing khususnya bangsa Belanda dan putra-putra [[Indonesia]] maka perkembangan masa prasejarah di Bali semakin terang. Perhatian terhadap kekunaan di Bali pertama-tama diberikan oleh seorang naturalis bernama [[G.E Rumphius]], pada tahun [[1705]] yang dimuat dalam bukunya ''Amboinsche Reteitkamer''. Sebagai pionir dalam penelitian kepurbakalaan di Bali adalah [[W.O.J Nieuwenkamp]] yang mengunjungi Bali pada tahun [[1906]] sebagai seorang pelukis. Dia mengadakan perjalanan menjelajahi Bali. Dan memberikan beberapa catatan antara lain tentang nekara Pejeng, desa [[Trunyan]], Pura Bukit Penulisan. Perhatian terhadap nekara Pejeng ini dilanjutkan oleh K.C Crucq tahun [[1932]] yang berhasil menemukan tiga bagian cetakan nekara Pejeng di Pura Desa Manuaba desa [[Tegallalang]].
 
Penelitian prasejarah di Bali dilanjutkan oleh Dr. [[H.A.R. Van Heekeren]] dengan hasil tulisan yang berjudul ''Sarcopagus on Bali'' tahun [[1954]]. Pada tahun [[1963]] ahli prasejarah putra Indonesia Drs. R.P Soejono melakukan penggalian ini dilaksanakan secara berkelanjutan yaitu tahun [[1973]], [[1974]], [[1984]], [[1985]]. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap benda-benda temuan yang berasal dari tepi pantai [[Teluk Gilimanuk]] diduga bahwa [[Situs Purbakala Gilimanuk|Gilimanuk]] merupakan sebuah perkampungan nelayan dari [[zaman perundagian]] di Bali.
 
Berdasarkan bukti-bukti yang telah ditemukan hingga sekarang di Bali, kehidupan masyarakat ataupun penduduk Bali pada zaman prasejarah Bali dapat dibagi menjadi :