Shorinji Kempo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Seltines (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ' Shorinji Kempo (少林寺拳法) Dibangun oleh mahaguru Doshin So (宗 道臣) sebagai sistem pelatihan dan pengembangan diri(行: gyo atau disiplin dalam bahasa jep...'
 
Seltines (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
 
 
Shorinji Kempo (少林寺拳法) Dibangun oleh mahaguru Doshin So (宗 道臣) sebagai sistem pelatihan dan pengembangan diri(行: gyo atau disiplin dalam bahasa jepang) di Jepang pada tahun [[1947]].Kata Shonrinji Kempo sendiri berasal dari kata sho = hutan, rin = bambu, ji = kuil, ken = aturan. Kalaudan kempo bermakna "jalan hidup"
 
Metode Latihannya berdasarkan pada filosofi "jiwa dan tubuh adalah sebuah kesatuan yang tak terpisahkan"(心身一如: [[shinshin ichinyo]]) dan "melatih tubuh dan jiwa" (拳禅一如: [[kenzen ichinyo]]).Dengan cara tersebut Shorinji Kempo dikenal mempunyai tiga keuntungan yaitu "pelatihan dan pertahan diri"(護身錬鍛: goshin rentan), "pelatihan mental " (精神修養: seishin shuyo) and "meningkatkan kesehatan"(健康増進: kenko zoshin).
 
:"KASIH SAYANG TANPA KEKUATAN ADALAH KELEMAHAN"
Baris 11:
== Kempo dan Budhisme ==
 
Sekilas orang berkesimpulan bahwa bela diri Kempo berasal dari daratan [[China]]. Anggapan ini tidaklah semuanya benar. Kira-kira tahun [[550 SM]], pendeta Buddha yang ke-28, iaitu Dharma Taishi, pindah dari tempat tinggalnya di Baramon, India ke daratan China. Beliau menetap di sebuah kuil yang bernama ''Siau Liem Sie'' atau dikenali dengan nama ''Shaolin'' yang terletak di pripinsi Kwa - Nam. Dalam perjalanannya dan pengembaraannya Dharma Taishi menyebarkan ajaran agama Budha. Tidak sedikit tantangan, ancaman dan hinaan yang dialaminya, bahkan nyaris merenggut jiwanya. Dari pengalaman-pengalaman timbulah anggapan dalam dirinya bahwa seorang calon Bikshu sebaiknya juga melatih ketahanan jasmaninya, disamping membersihkan rohaninya untuk mencapai nirwana setelah bersemedi. Dalam ajaran agama Budha, dikatakan bahwa hidup itu berasal dari "kosong" atau "tiada". Namun oleh Dharma Taishi dilengkapinya, bahwa tiada gunanya menjadi "kosong" atau "tiada" atau "suci" jika tidak bisa membela sesama manusia yang ditimpa kemalangan. Selama di India, Dharma Taishi pernah belajar indo Kempo (silat India), karena banyaknya tantangan yang dihadapi dalam pengembaraannya di Cina maka ia mempelajari pula berbagai aliran silat China Kuno.
Selama bertapa 9 tahun ia bertekad menyusun ilmu mempertahankan diri dan dimaksukkan sebagai syarat dan mata pelajaran bagi calon pendeta Budha. Sejak itu ilmu beladiri yang ditemukannya telah menjadi sebagian pendidikan keagamaan pada Zen Budhisme. Dharma tetap beranggapan bahwa semua pengikutnya haruslah berfisik kuat guna melanjutkan usaha menyebarluaskan ajaran agama Budha yang cukup berat itu.
Dalam ceritera klasik Cina, sering dijumpai nama Tatmo Cowsu. Nama ini tidak lain yang dimaksud adalah Dharma Taishi sendiri, yang mencipatakan seni beladiri Shorinji Kempo atau Siauw Liem Sie Kung Fu.