Sejarah Gereja Katolik di Jepang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k memindahkan Kirishitan ke Sejarah Kekristenan di Jepang |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 2:
multiple image | align = right | direction = horizontal | header = | header_align = left/right/center | footer = '''Kiri''': Seorang Kirishitan yang menetap di [[Jakarta]] setelah diberlakukannya [[Sakoku]]. Agama Kristen ditandai dengan topinya. '''Kanan''': Orang yang sama tampak di sebelah kanan bagian depan. ''The Castle of Batavia'', lukisan karya [[Andries Beeckman]], circa 1656.| footer_align = left | image1 =Japanese Christian in Jakarta circa 1656 by Andries Beeckman.jpg| width1 = 120 | caption1 = | image2 =Andries Beeckman - The Castle of Batavia.jpg| width2 = 267 | caption2 =
}}
Misionaris Kristen disebut ''bateren'' (bahasa Portugis: ''padre''; [[bahasa Indonesia]]: pastor, romo, padri) atau ''iruman'' (bahasa Portugis: ''irmão'', bruder). {{nihongo|
Kapal-kapal Portugis tiba di Jepang pada tahun 1543,<ref> Ruiz-de-Medina, Father Juan G., Documentos de Japon, Rome 1990, 1995)</ref> dan kegiatan misionaris [[Katolik]] di Jepang sudah dimulai paling tidak sekitar tahun 1549. Kegiatan penyebaran Kristen di Jepang terutama dilakukan oleh [[Yesuit]] yang disponsori [[Portugis]] hingga kedatangan misionaris ordo [[Fransiskan]] dan [[Ordo Dominikan|Dominikan]] yang disponsori [[Spanyol]]. Di antara 95 Yesuit yang bekerja di Jepang hingga tahun 1600, 57 orang adalah orang Portugis, 20 orang Spanyol, dan 18 orang Italia.<ref>Ruiz-de-Medina, Father Juan G., Cultural Interactions in the Orient 30 years before Matteo Ricci. Catholic Uni. of Portugal, 1993. </ref> [[Francis Xavier|Francisco Xavier]],<ref>[http://www.newadvent.org/cathen/06233b.htm Catholic Encyclopedia, 1909 on St. Francis Xavier]</ref><ref>[http://www.catholic-forum.com/saints/saintf08.htm Saint Francis Xavier on Catholic Forum]</ref> Cosme de Torres (seorang pendeta Yesuit), dan Romo John Fernandes adalah misionari pertama yang tiba di Jepang. Mereka tiba di [[Kagoshima]] dengan tujuan menyebarkan Kekristenan dan Kekatolikan di Jepang. Pada abad ke-17, agama Katolik secara resmi dilarang di beberapa daerah, dan berubah menjadi gerakan bawah tanah.
|