Kabupaten Kuningan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 54:
Kemudian ''Syeh Syarif Hidayatullah'' ditugaskan oleh [[Sunan Ampel]] untuk menyebarkan agama [[Islam]] di daerah [[Jawa Barat]], dan mula-mula tiba di [[Cirebon]] yang pada waktu Kepala Pemerintahan [[Cirebon]] dipegang oleh ''Haji Doel Iman''.
Pada waktu 1479 masehi ''Haji Doel Iman'' berkenan menyerahkan pimpinan pemerintahan kepada ''Syeh Syarif Hidayatullah'' setelah menikah dengan putrinya. Karena terdorong oleh hasrat ingin menyebarkan agama [[Islam]], pada tahun 1481 Masehi ''Syeh Syarif Hidayatullah'' berangkat ke daerah [[Luragung, Kuningan]] yang masuk wilayah [[Cirebon]] Selatan yang pada waktu itu dipimpin oleh ''Ki Gedeng Luragung'' yang bersaudara dengan ''Ki Gedeng Kasmaya'' dari [[Cirebon]], selanjutnya ''Ki Gedeng Luragung'' memeluk agama [[Islam]].
=== Masa Pra sejarah ===
Baris 62 ⟶ 64:
Masuknya Agama [[Islam]] ke [[Kuningan]] nampak dari munculnya tokoh-tokoh pemimpin [[Kuningan]] yang berasal atau mempunyai latar belakang agama. Sebut saja Syekh Maulana Akbar, yang akhirnya menikahkan putranya, bernama ''Syekh Maulana Arifin'', dengan ''Nyai Ratu Selawati'' penguasa [[Kuningan]] waktu itu (putra Prabu Langlangbuana). Hal ini menandai peralihan kekuasaan dari [[Hindu]] ke [[Islam]] yang memang berjalan dengan damai melalui ikatan perkawinan. Waktu itu di [[Kuningan]] muncul pedukuhan-pedukuhan yang bermula dari pembukaan-pembukaan pondok pesantren, seperti Pesantren Sidapurna (menuju kesempurnaan), Syekh Rama Ireng (Balong Darma). Termasuk juga diantaranya pesantren [[Lengkong, Garawangi, Kuningan|Lengkong]] oleh ''Haji Hasan Maulani''.
=== Pasca Kemerdekaan ===
Kuningan menjadi tempat dilaksanakannya Perundingan Linggarjati pada bulan November 1946. Karena tidak memungkinkan perundingan dilakukan di Jakarta maupun di Yogyakarta (ibukota sementara RI), maka diambil jalan tengah jika perjanjian diadakan di Linggarjati, Kuningan. Hari Minggu pada tanggal 10 November 1946 Lord Killearn tiba di Cirebon. Ia berangkat dari Jakarta menumpang kapal fregat Inggris H.M.S. Veryan Bay. Ia tidak berkeberatan menginap di Hotel Linggarjati yang sekaligus menjadi tempat perundingan.
Delegasi Belanda berangkat dari Jakarta dengan menumpang kapal terbang “Catalina” yang mendarat dan berlabuh di luar Cirebon. Dari “Catalina” mereka pindah ke kapal perang “Banckert” yang kemudian menjadi hotel terapung selama perjanjian berlangsung. Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Sjahrir menginap di desa Linggasama, sebuah desa dekat Linggarjati. Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta sendiri menginap di kediaman Bupati Kuningan. Kedua delegasi mengadakan perundingan pada tanggal 11-12 November 1946 yang ditengahi oleh Lord Kilearn, penengah berkebangsaan Inggris.
== Letak dan pembagian administrasi ==
|