Kabupaten Bulukumba: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 180.251.173.95 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh RaymondSutanto |
+3 gambar |
||
Baris 24:
| dauref =(2011)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2011/bulan/02/tanggal/17/id/590/|title=Perpres No. 6 Tahun 2011|date=2011-02-17|accessdate=2011-05-23}}</ref>
}}
[[Gambar:Kantor Bupati Bulukumba.JPG|thumb|Kantor Kabupaten Bulukumba]]
[[Gambar:Pembuatan Perahu Phinisi Tana Beru Bonto Bahari.JPG|thumb|Pusat pembuatan kapal [[pinisi]] Kecamatan Bonto Bahari, Bulukumba]]
[[Gambar:Feri Sangke Palangga.JPG|thumb|Kapal feri yang menghubungkan Pelabuhan Bira, Bulukumba dan [[Pulau Selayar]]]]
'''Kabupaten Bulukumba''' adalah salah satu [[Daerah Tingkat II]] di [[provinsi]] [[Sulawesi Selatan]], [[Indonesia]]. [[Ibu kota]] [[kabupaten]] ini terletak di [[Kota]] Bulukumba. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.154,67 km² dan berpenduduk sebanyak 394.757 jiwa (berdasarkan [[sensus]] penduduk 2010). Kabupaten Bulukumba mempunyai 10 [[kecamatan]], 24 [[kelurahan]], serta 123 [[desa]].
== Letak
Secara kewilayahan, Kabupaten Bulukumba berada pada kondisi empat [[dimensi]], yakni dataran tinggi pada kaki [[Gunung]] Bawakaraeng – Lompobattang, dataran rendah, pantai dan laut lepas.<br />
Baris 33 ⟶ 35:
Kabupaten Bulukumba terletak di ujung bagian selatan ibu kota Propinsi Sulawesi Selatan, terkenal dengan industri perahu phinisi yang banyak memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah. Luas wilayah Kabupaten Bulukumba 1.154,67 Km2 dengan jarak tempuh dari Kota [[Makassar]] sekitar 153 Km.
== Letak
Secara geografis Kabupaten Bulukumba terletak pada koordinat antara 5°20” sampai 5°40” Lintang Selatan dan 119°50” sampai 120°28” Bujur Timur.
Baris 43 ⟶ 45:
* Sebelah Barat: [[Kabupaten Bantaeng]].
== Sejarah
[[Mitologi]] penamaan "Bulukumba", konon bersumber dari dua kata dalam bahasa [[Bugis]] yaitu "Bulu’ku" dan "Mupa" yang dalam bahasa Indonesia berarti "masih gunung milik saya atau tetap gunung milik saya".<br />
Baris 70 ⟶ 72:
"Berlayar", merupakan sebuah [[akronim]] dari kalimat kausalitas yang berbunyi "Bersih Lingkungan, Alam Yang Ramah". Filosofi yang terkandung dalam slogan tersebut dilihat dari tiga sisi pijakan, yaitu sejarah, kebudayaan dan keagamaan.<br />
=== Pijakan
Bulukumba lahir dari suatu proses perjuangan panjang yang mengorbankan harta, darah dan nyawa. Perlawanan [[rakyat]] Bulukumba terhadap kolonial [[Belanda]] dan [[Jepang]] menjelang [[Proklamasi]] Kemerdekaan [[Republik]] Indonesia Tahun 1945 diawali dengan terbentuknya "barisan merah putih" dan "laskar brigade pemberontakan Bulukumba angkatan rakyat". Organisasi yang terkenal dalam sejarah perjuangan ini, melahirkan pejuang yang berani mati menerjang gelombang dan badai untuk merebut cita–cita kemerdekaan sebagai wujud tuntutan hak asasi manusia dalam hidup berbangsa dan bernegara.
=== Pijakan
Dari sisi budaya, Bulukumba telah tampil menjadi sebuah "[[legenda]] modern" dalam kancah percaturan kebudayaan nasional, melalui industri budaya dalam bentuk perahu, baik itu perahu jenis phinisi, padewakkang, lambo, pajala, maupun jenis lepa–lepa yang telah berhasil mencuatkan nama Bulukumba di dunia [[internasional]]. Kata layar memiliki pemahaman terhadap adanya subjek yang bernama perahu sebagai suatu refleksi kreativitas masyarakat Bulukumba.
=== Pijakan Keagamaan
Masyarakat Bulukumba telah bersentuhan dengan ajaran [[agama]] [[Islam]] sejak awal abad ke–17 Masehi yang diperkirakan tahun 1605 M. Ajaran agama Islam ini dibawa oleh tiga ulama besar (waliyullah) dari Pulau Sumatera yang masing–masing bergelar Dato Tiro (Bulukumba), Dato Ribandang (Makassar) dan Dato Patimang ([[Luwu]]). Ajaran agama Islam yang berintikan [[tasawwuf]] ini menumbuhkan kesadaran religius bagi penganutnya dan menggerakkan sikap keyakinan mereka untuk berlaku zuhud, suci lahir batin, selamat dunia dan akhirat dalam kerangka tauhid "appasewang" (meng-Esa-kan Allah SWT).
== Lambang
Berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Bulukumba Nomor: 13 Tahun 1987, maka ditetapkanlah Lambang Daerah Kabupaten Bulukumba dengan makna sebagai berikut:<br />
Baris 119 ⟶ 121:
Tiga kecamatan lainnya tergolong sentra pengembangan pertanian dan perkebunan, yaitu Kecamatan Kindang, Kecamatan Rilau Ale dan Kecamatan Bulukumpa.<br />
== Daftar Bupati/
1. Andi Patarai (12 Februari 1960 - 1966)<br />
Baris 133 ⟶ 135:
11. Zainuddin Hasan-Syamsuddin (2010-2015)<br />
== Topografi ==
Daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0 s/d 25 meter di atas permukaan laut meliputi tujuh kecamatan pesisir, yaitu: Kecamatan Gantarang, Kecamatan Ujungbulu, Kecamatan Ujung Loe, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang dan Kecamatan Herlang.<br />
==== Morfologi
Daerah bergelombang dengan ketinggian antara 25 s/d 100 meter dari permukaan laut, meliputi bagian dari Kecamatan Gantarang, Kecamatan Kindang, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang, Kecamatan Herlang, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Rilau Ale.<br />
==== Morfologi
Daerah perbukitan di Kabupaten Bulukumba terbentang mulai dari Barat ke utara dengan ketinggian 100 s/d di atas 500 meter dari permukaan laut meliputi bagian dari Kecamatan Kindang, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Rilau Ale.<br />
Baris 160 ⟶ 162:
•Curah hujan di atas 2000 mm/tahun meliputi Kecamatan Kindang, Kecamatan Rilau Ale, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Herlang.<br />
=== Jenis
Tanah di Kabupaten Bulukumba didominasi jenis tanah latosol dan mediteran. Secara spesifik terdiri atas tanah alluvial hidromorf coklat kelabu dengan bahan induk endapan liat pasir terdapat dipesisir pantai dan sebagian di daratan bagian utara. Sedangkan tanah regosol dan mediteran terdapat pada daerah-daerah bergelombang sampai berbukit di wilayah bagian barat.
|