Hadi Sukatno: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sinukarta (bicara | kontrib)
Karya: menambah buku beliau yang di koleksi oleh Universitas Michigan
Sinukarta (bicara | kontrib)
Karya: menambah salah satu karya ajaran beliau
Baris 117:
 
Tema-tema karyanya senantiasa sama, bahwa kelaliman pasti terkalahkan, dan kebaikan pasti menang. Jangan lupa "Keriangan" yang menjadi ciri utama gairah anak harus diikut sertakan.
 
===Ajaran===
Menurut Ki Hadi Sukatno "dolanan anak" yang tradisional dapat dibagi menurut maksudnya:<ref>{{cite book | first=Joko | last=Pamungkas| title=PERSIAPAN MENTAL GURU PAUD DALAM PEMBELAJARAN
DOLANAN TRADISIONAL | publisher=
Universitas Negeri Yogyakarta | location=Yogyakarta | year=2011 | url=http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PERSIAPAN%20MENTAL%20GURU%20PAUD%20DALAM%20PEMBELAJARAN.pdf | accessdate=March 24, 2012 }}</ref><ref>{{cite book | first=Krisdyatmiko| title=Dolanan Anak: Refleksi Budaya dan Wahana Tumbuh Kembang Anak | publisher=Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM | location=Yogyakarta | year=1999 | url=http://lib.ugm.ac.id/plain.php?app=simpus&act=detail&id=0057873 | accessdate=March 24, 2012 | isbn=9795391275}}</ref><br>
'''Pertama''', mainan yang bersifat menirukan perbuatan orang dewasa, misalnya “ pasaran, mantenan, dayoh-dayohan, membuat rumah dari batu dan pasir, membuat pakaian boneka dari kertas, membuat wayang dari janur atau rumput-rumputan, dan lain sebagainya. Permainan ini dilakukan dengan asyiknya, seakan anak-anak merasakannya sebagai perbuatan yang sungguh-sungguh.<br>
'''Kedua''', permainan untuk mencoba kekuatan dan kecakapan. Permainan ini dengan tidak disadari oleh anak-anak sendiri mempunyai maksud melatih kekuatan dan kecakapan jasmani. Misalnya : Tarik-menarik, berguling-guling, bergulat, berkejar-kejaran, gobaksodor, gobak-bunder, bengkat, benthik-uncal, jetungan, genukan dengan gendongan, obrok, tembung, bandhulan, dan masih banyak lagi yang sudah kuranga dikenal lagi oleh generasi masa kini.<br>
'''Ketiga''', permainan melatih panca-indera. Dalam permainan ini termasuk latihan kecakapan meraba dengan tangan, menghitung bilangan, memperkirakan jarak, menajamkan alat penglihatan dan pendengaran, menggambar, dan lain sebagainya. Permainan semacam ini, misalnya : ggatheng, dakon, macanan, sumbar-suru, sumbbarmanuk, sumbar-dulit, kubuk, adu-kecik, adu-kemiri, main kelereng, jirak, bengkat, paton, dekepan, menggambar di tanah, main petak umpet, main bayang-bayangan, serangserongan, dan lain sebagainya. Permainan jenis kedua dan ketiga ini erat sekali hubungannya dengan kegiatan olahraga.<br>
'''Keempat''', permainan dengan latihan bahasa, yaitu permainan anak-anak berupa percakapan. Setiap kali anak-anak berkumpul, biasanya selalu terlibat dalam perbincangan tentang dongeng, cerita pengalaman atai teka-teki, yang menimbulkan tumbuhnya fantasi. Biasanya selalu tampil seseorang dengan teka-tekinya, yang kemudian diikuti oleh yang lain, dimana seseorang tidak hanya pasif menebak saja, tetapi juga membalas mengajukan teka-tekinya sendiri. Ini tidak terbatas pada teka-teki yang sudah lazim saja, seperti: pitik-walik saba kebon, pong-pong bolong, tetapi bisa timbul teka-teki buatan sendiri yang orisinal. Di sinilah tumbuh-kembangnya kecakapan bahasa dan kecerdasan otak.<br>
'''Kelima''', permainan dengan lagu dan wirama. Membicarakan “dolanan anak” dengan lagu dan gerak wirama, sangatlah luas dan banyak sekali ragamnya, misalnya : Jamuran, cublak-cublak suweng, bibi tumbas timun, manuk-manuk dipanah, tokung-tokung, blarak-blarak sempal, demplo, bang-bang-tut, pung-irung, bethu-thonthong, kidang-talun, ilir-ilir karya Sunan kalijaga, dan lain sebagainya.<br>
 
== Masa muda dan awal karier ==