Kesultanan Banten: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Iqbal fauzan (bicara | kontrib)
Iqbal fauzan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 34:
'''Kesultanan Banten''' merupakan sebuah kerajaan [[Islam]] yang pernah berdiri di [[Provinsi]] [[Banten]], [[Indonesia]]. Berawal sekitar tahun [[1526]], ketika [[Kerajaan Demak]] memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat [[Pulau Jawa]], dengan menaklukan beberapa kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai pangkalan militer serta kawasan perdagangan.
 
[[Maulana Hasanuddin dari Banten|Maulana Hasanuddin]], putera [[Sunan Gunung Jati]]<ref>Uka Tjandrasasmita, (2009), ''Arkeologi Islam Nusantara'', Kepustakaan Populer Gramedia, ISBN 979-9102-12-X.</ref> berperan dalam penaklukan tersebut. Setelah penaklukan tersebut, danMaulana Hasanuddin mendirikan benteng pertahanan yang dinamakan ''[[Surosowan]]'', yang kemudian hari menjadi pusat pemerintahan setelah Banten menjadi kerajaankesultanan yang berdiri sendiri.
 
Selama hampir 3 abad Kesultanan Banten mampu bertahan bahkan mencapai kejayaan yang luar biasa, yang diwaktu bersamaan penjajah dari Eropa telah berdatangan dan menanamkan pengaruhnya. Perang saudara, dan persaingan dengan kekuatan global memperebutkan sumber daya maupun perdagangan, serta ketergantungan akan persenjataan telah melemahkan hegemoni Kesultanan Banten atas wilayahnya. Kekuatan politik Kesultanan Banten akhir runtuh pada tahun [[1813]] setelah sebelumnya Istana Surosowan sebagai simbol kekuasaan di Kota Intan dihancurkan, dan pada masa-masa akhir pemerintanannya, para Sultan Banten tidak lebih dari raja bawahan dari pemerintahan kolonial di [[Hindia Belanda]].