Kabupaten Kampar: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Putra kampar (bicara | kontrib)
k ←Membatalkan suntingan Putra kampar (Bicara): jangan ada pengelabuan sejarah lagi!!!
Baris 91:
dari penduduk laki-laki 351,793 jiwa (52.49 persen) dan wanita 327,492 jiwa (47,51
persen). Ratio jenis kelamin (perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk
perempuan) adalah 109. Penduduk Kampar asli adalah bersuku Minang yang kerap menyebut diri mereka sebagai UghangOughang OcuKampar. Mereka tersebar di sebagian besar wilayah Kampar. Secara sejarah, etnis, adat istiadat, dan budaya mereka sangat dekat dengan adat Minangkabau di Sumatera Barat, khususnya di daerah Lima Puluh Koto. Hal ini terjadi karena wilayah Kampar baru terpisah dari Ranah Minang sejak masa penjajahan Jepang di tahun 1942. Menurut H.Takahashi dalam bukunya Japan and Eastern Asia, 1953, Pemerintahan Militer Kaigun di Sumatera memasukkan Kampar ke dalam wilayah Riau Shio sebagai bagian dari strategi pertahanan teritorial militer di pantai Timur Sumatera.
 
Selanjutnya sedikit etnis Melayu yang pada umumnya bermukim di sekitar perbatasan Timur yang berbatasan dengan Siak dan Pelalawan. Umumnya berasal dari keturunan pendatang dari sekitar Siak dan Pelalawan. Diikuti oleh pendatang etnis Jawa yang sebagian telah menetap di Kampar sejak masa penjajahan dan masa kemerdekaan melalui program transmigrasi nasional. Mereka tersebar di seluruh wilayah Kampar, terutama di sentra-sentra pemukiman transmigrasi. Selain itu dalam jumlah yang signifikan para pendatang bersuku Minangkabau lainnya asal Sumatera Barat yang umumnya berprofesi sebagai pedagang dan pengusaha. Didapati pula penduduk perantau beretnis Batak asal Sumatera Utara dalam jumlah yang cukup besar, dan etnis-etnis lainnya dari berbagai wilayah Indonesia dalam jumlah yang relatif kecil. Pada umumnya bekerja sebagai buruh di sektor-sektor perkebunan dan jasa lainnya.
Baris 132:
 
=== Pariwisata ===
Di segi pariwisata Kabupaten Kampar juga tidak kalah dengan daerah-daerah lainnya, seperti [[Candi Muara Takus]] yang merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya, namun untuk saat ini Pemda Kampar belum memaksimalkan pengelolaannya menjadi tujuan wisatawan, mandi "balimau bakasai" tradisi ini adalah mandi membersihkan diri di [[Sungai Kampar]] untuk menyambut bulan suci Ramadhan. "Ma'awuo ikan" ini adalah menangkap ikan secara bersama-sama (ikan larangan) setahun sekali, ini berada di danau Bokuok (Kecamatan Tambang) dan Sungai Subayang di Desa Domo (Kecamatan Kampar Kiri Hulu).
 
Di samping julukan BUMI SARIMADU Kabupaten Kampar juga terkenal dengan julukan SERAMBI MEKKAH di provinsi Riau, ini disebabkan masyarakatnya yang sebagian besar beragama Islam (''etnis ocu''), demikian juga dengan pakaian yang sehari-hari yang dipakai bernuansa muslim.
Baris 140:
== Kebudayaan ==
 
Kampar sangat identik dengan sebutan Kampar Limo Koto dan dahulunya merupakan bagian dari [[Pagaruyung]]. Limo Koto terdiri dari Kuok, Salo, Bangkinang, Air Tiris dan Rumbio. Terdapat banyak persukuan yang masih dilestarikan hingga kini. Konsep adat dan tradisi persukuannya sama dengan konsep [[Minang]] khususnya di [[Lima Puluh Koto]]. Bahasa sehari-hari warga KamparLimo Koto, adalah [[Bahasa Ocu]] salah satu varian dialek dari bahasa Minang, mirip dengan bahasa di Lima Puluh Koto. Bahasa ini berlainan aksen dengan [[Bahasa Melayu]]Minangkabau danyang [[Bahasadipakai Minangkabau]]oleh masyarakat Agam, Solok, Pariaman, dan Padang. Di samping itu, Kampar Limo Koto juga memiliki semacam alat musik tradisional, yaitu Calempong dan Oguong.
 
 
 
 
== Referensi ==