Haji Misbach: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 5:
* Tahun [[1915]], dia menerbitkan surat kabar [[Medan Moeslimin]].
* Tahun [[1917]], menerbitkan [[Islam Bergerak]].
* Tahun [[1918]], bergabung dengan [[Tentara Kanjeng Nabi Muhammad]].
* Tanggal [[10 Juli]] [[1918]], membentuk [[Sidik Amanat Tableg Vatonah]] (SATV).
* Tanggal [[7 Mei]] [[1919]], dia ditangkap setelah menggambar kartun di [[Islam Bergerak]] yang isinya menyinggung [[kapitalis]] [[Belanda]] dan [[Pakubuwono X]], dibebaskan pada [[22 Oktober]] [[1919]].
* Tanggal [[16 Mei]] [[1920]], dia kembali ditangkap dan dipenjarakan di [[Pekalongan]] selama 2 tahun 3 bulan.
* Tahun [[1922]], dia keluar dari [[Muhammadiyah]] karena [[Muhammadiyah]] dan SI dianggap mandul dan bersikap kooperatif dengan pemerintah.
* Bulan Mei [[1923]], dia muncul sebagai propagandis [[SI Merah]]/[[PKI]]
* Tanggal [[20 Oktober]] [[1923]], dia kembali dijebloskan ke penjara dengan tuduhan terlibat dalam aksi-aksi pembakaran bangsal, penggulingan kereta api, pemboman dan lain-lain.
* Bulan Juli [[1924]], dia kembali ditangkap dan dibuang ke [[Manokwari]] dengan tuduhan mendalangi pemogokan-pemogokan dan teror-teror/[[sabotase]] di [[Surakarta]] dan sekitarnya.
== Sketsa Perjalanan Pemikiran Misbach ==
=== Pertemuan dengan Gerakan ===
Misbach disekolahkan oleh orang tunya di pesantren. Hal ini menempatkannya memiliki kemampuan bahasa [[Arab]]. Dibanding tokoh-tokoh pergerakan sezamannya, dia tidak memiliki kemampuan lebih dalam bahasa [[Belanda]]. Basis pesantren serta lingkungan [[keraton Surakarta]] inilah yang kemudian mempengaruhi sosok Misbach nantinya menjadi seorang [[Mubaligh]]. Meski orang tunya menjabat sebagai pejabat keagamaan keraton, hal tersebut tidak membuat dia jauh dari persoalan-persoalan yang dihadapi oleh rakyat.
Meskipun tidak terdapat bukti literatur yang memperkuat keterlibatannya dalam [[Sarekat Dagang Islam]] dan [[Sarekat Islam]]; namun terdapat akar persentuhan historis yang kuat mengingat pada tahun tahun [[1991]] dibentuk cabang SDI di [[Surakarta]], sebagai reaksi terhadap menguatnya perdagangan [[Tionghoa]]. Sebagai pengusaha [[batik]], tentunya besar kemungkinan Misbach telah bersentuhan dengan wacana mengenai perselisihan serta garis perjuangan keberadaan [[Rekso Reomekso]], SDI dan SI. Serta tidak terlepas dari kondisi [[sosial]] [[politik]] yang mengalami kemajuan intensitas perlawanan terhadap penjajah [[Belanda]] melalui bentuk strategi baru seperti terbitan-terbitan, rapat akbar, aksi/demonstrasi dan juga organissi sebagai alat perlawanan.
Maka dalam masa perkenalannya dengan dunia aktivis pergerakan ini, mendorong Misbach untuk kemudian melibatkan diri secara penuh dengan bergabung dalam [[Indiansche Journalisten Bond]] (IJB) pada tahun [[1914]]. Meskipun demikian, Misbach tetap tidak meninggalkan corak pemikirannya akan [[Islam]] yang banyak dipengaruhi oleh sikapnya yang mudah bergaul dan diterima oleh lapisan masyarakat yang berbeda.
== Pandangan politik ==
Baris 24 ⟶ 35:
"... di mana-mana golongan Rajat Misbach mempoenjai kawan oentoek melakoekan pergerakannya. Tetapi didalem kalangannya orang-orang jang mengakoe [[Islam]] dan lebih mementingkan mengoempoelken harta benda daripada menolong kesoesahan Rajat, [[Misbach]] seperti [[harimau]] didalem kalangannya binatang-binatang ketjil. Kerna dia tidak takoet lagi menyela kelakoeannja orang-orang yang sama mengakoe [[Islam]] tetapi selaloe mengisep darah temen hidoep bersama."
=== Jangan takut, jangan kawatir ===▼
Misbach sangat anti[[kapitalis]]. Siapa yang secara kuat diyakini menjadi antek [[kapitalis]] yang menyengsarakan rakyat akan dihadapinya melalui artikel di [[Medan Moeslimin]] atau [[Islam Bergerak]]. Tak peduli apakah dia juga seorang aktivis organisasi [[Islam]]. Berdamai dengan pemerintah [[Hindia Belanda]] adalah jalan yang akan dilawan dengan gigih. Maka kelompok yang anti [[politik]], anti pemogokan, secara tegas dianggap berseberangan dengan misi keadilan.▼
Misbach membuat [[kartun]] di [[Islam Bergerak]] edisi [[20 April]] [[1919]]. Isinya menohok [[kapitalis]] [[Belanda]] yang menghisap petani, mempekerja-paksakan mereka, memberi [[upah]] kecil, membebani [[pajak]]. [[Residen]] [[Surakarta]] digugat, [[Paku Buwono X]] digugat karena ikut-ikutan menindas. Retorika khas [[Misbach]], muncul dalam [[kartun]] itu sebagai "suara dari luar dunia petani". Bunyinya, "Jangan takut, jangan kawatir". Kalimat ini memicu kesadaran dan keberanian [[petani]] untuk [[mogok]]. Ekstremitas sikap Misbach membuat dia ditangkap, [[7 Mei]] [[1919]], setelah melakukan belasan pertemuan [[kring]] (subkelompok [[petani]] perkebunan). Tapi akhirnya Misbach dibebaskan pada [[22 Oktober]] sebagai kemenangan penting [[Sarekat Hindia]] (SH), organisasi para [[bumiputera]].▼
Misbach menegaskan kepada rakyat "jangan takut dihukum, dibuang, digantung", seraya memaparkan kesulitan [[Nabi]] menyiarkan [[Islam]]. Misbach pun sosok yang selain menempatkan diri dalam perjuangan melawan [[kapitalis]], ia meyakini paham [[komunis]]. [[Misbach]] mengagumi [[Karl Marx]]. [[Marx]] di mata Misbach berjasa membela rakyat miskin, mencela [[kapitalisme]] sebagai biang kehancuran nilai-nilai kemanusiaan. [[Agama]] pun dirusak oleh [[kapitalisme]] sehingga [[kapitalisme]] harus dilawan dengan [[historis materialisme]].▼
=== Haji Merah ===
Pada konggres PKI tanggal 4 Maret 1923 yang dihadiri 16 cabang PKI, 14 cabang SI Merah dan beberapa perkumpulan serikat [[komunis]], Misbach memberikan uraian mengenai relevansi [[Islam]] dan [[komunisme]] dengan menunjukkan ayat-ayat [[Al-Qur’an]] serta mengkritik pimpinan SI Putih yang munafik dan menjadikan [[Islam]] sebagai selimut untuk memperkaya diri sendiri. Pada tahun 1923 pula, dia menulis kritikannya terhadap [[Tjokroaminoto]] di [[Medan Moeslimin]] dengan judul “Semprong Wasiat: Disiplin Organsisi [[Tjokroaminoto]] Menjadi Racun Pergerakan Rakyat [[Hindia]]”.
Kekecewaannya terhadap lembaga-lembaga [[Islam]] yang tidak tegas membela [[kaum dhuafa]], membuat dia memilih ikut Perserikatan Kommunist di Indie ([[PKI]]) ketika CSI (Central [[Sarekat Islam]]) pecah melahirkan [[PKI]]/[[SI Merah]], bahkan mendirikan [[PKI]] afdeling [[Surakarta]]. Dia pun muncul sebagai pimpinan [[PKI]] di [[Surakarta]], yang kemudian merubah koran [[Islam Bergerak]] menjadi [[Ra’jat Bergerak]] dan penyatuan secara de fakto organ [[PKI]] Yogyakarta ber[[bahasa Melayu]], [[Doenia Baroe]], ke dalam [[Ra’jat Bergerak]] pada September [[1923]]. Berjuang melawan [[kapitalisme]], tak membuat dia tidak menegakkan [[Islam]]. Baginya, perlawanan terhadap [[kapitalis]] dan pengikutnya sama dengan berjuang melawan [[setan]].
== Misbach dan Pergerakan Islam ==
Baris 53 ⟶ 76:
Menurut [[Shiraisi]], ada dua perbedaan [[SATV]] dibanding [[Muhammadiyah]]. Pertama, [[Muhammadiyah]] menempati posisi strategis di tengah masyarakat keagamaan [[Yogya]], sedangkan [[SATV]] adalah perhimpunan [[muslimin]] saleh yang merasa dikhianati oleh kekuasaan keagamaan, manipulasi pemerintah, dan para [[kapitalis]] non [[muslim]]. Kedua, militansi para penganjur [[Muhammadiyah]] bergerak atas dasar keyakinan bahwa bekerja di [[Muhammadiyah]] berarti hidup menjadi [[muslim]] sejati. Sedangkan militansi [[SATV]] berasal dari rasa takut untuk melakukan manipulasi, dan keinginan kuat membuktikan keislamannya dengan tindakan nyata. Di mata pengikut [[SATV]], [[muslim]] mana pun yang perbuatannya mengkhianati kata-katanya berarti [[muslim]] gadungan.
▲== Jangan takut, jangan kawatir ==
▲Misbach sangat anti[[kapitalis]]. Siapa yang secara kuat diyakini menjadi antek [[kapitalis]] yang menyengsarakan rakyat akan dihadapinya melalui artikel di [[Medan Moeslimin]] atau [[Islam Bergerak]]. Tak peduli apakah dia juga seorang aktivis organisasi [[Islam]]. Berdamai dengan pemerintah [[Hindia Belanda]] adalah jalan yang akan dilawan dengan gigih. Maka kelompok yang anti [[politik]], anti pemogokan, secara tegas dianggap berseberangan dengan misi keadilan.
▲Misbach membuat [[kartun]] di [[Islam Bergerak]] edisi [[20 April]] [[1919]]. Isinya menohok [[kapitalis]] [[Belanda]] yang menghisap petani, mempekerja-paksakan mereka, memberi [[upah]] kecil, membebani [[pajak]]. [[Residen]] [[Surakarta]] digugat, [[Paku Buwono X]] digugat karena ikut-ikutan menindas. Retorika khas [[Misbach]], muncul dalam [[kartun]] itu sebagai "suara dari luar dunia petani". Bunyinya, "Jangan takut, jangan kawatir". Kalimat ini memicu kesadaran dan keberanian [[petani]] untuk [[mogok]]. Ekstremitas sikap Misbach membuat dia ditangkap, [[7 Mei]] [[1919]], setelah melakukan belasan pertemuan [[kring]] (subkelompok [[petani]] perkebunan). Tapi akhirnya Misbach dibebaskan pada [[22 Oktober]] sebagai kemenangan penting [[Sarekat Hindia]] (SH), organisasi para [[bumiputera]].
▲Misbach menegaskan kepada rakyat "jangan takut dihukum, dibuang, digantung", seraya memaparkan kesulitan [[Nabi]] menyiarkan [[Islam]]. Misbach pun sosok yang selain menempatkan diri dalam perjuangan melawan [[kapitalis]], ia meyakini paham [[komunis]]. [[Misbach]] mengagumi [[Karl Marx]]. [[Marx]] di mata Misbach berjasa membela rakyat miskin, mencela [[kapitalisme]] sebagai biang kehancuran nilai-nilai kemanusiaan. [[Agama]] pun dirusak oleh [[kapitalisme]] sehingga [[kapitalisme]] harus dilawan dengan [[historis materialisme]].
== Masa pembuangan ==
Bulan Mei [[1919]] akibat pemogokan-pemogokan petani yang dipimpinnya, Misbach dan para pemimpin pergerakan lainnya di [[Surakarta]] ditangkap. Pada [[16 Mei]] [[1920]], ia kembali ditangkap dan dipenjarakan di [[Pekalongan]] selama 2 tahun 3 bulan. Pada [[22 Agustus]] [[1922]] dia kembali ke rumahnya di [[Kauman]], [[Surakarta]]. Maret [[1923]], ia sudah muncul sebagai [[propagandis]] [[PKI]]/[[SI Merah]] dan berbicara tentang keselarasan antara paham [[Komunis]] dan [[Islam]]. Pada tanggal 20 Oktober 1923, Misbach kembali dijebloskan ke penjara dengan tuduhan terlibat dalam aksi-aksi revolusioner yaitu pembakaran bangsal, penggulingan kereta api, pemboman dan lain-lain. Bulan Juli [[1924]] ia ditangkap dan dibuang ke [[Manokwari]] dengan tuduhan mendalangi pemogokan-pemogokan dan teror-teror/[[sabotase]] di [[Surakarta]] dan sekitarnya. Walaupun bukan yang pertama diasingkan tapi ia-lah orang yang pertama yang sesungguhnya berangkat ke tanah pengasingan di kawasan [[Hindia]] sendiri.
Terkait dengan "teror-teror" yang terjadi di [[Jawa]] tersebut, Misbach tetap dipercaya sebagai otaknya. Dia ditangkap. Dalam pengusutan sejumlah fakta memberatkannya meskipun belakangan para saksi mengaku memberi kesaksian palsu karena iming-iming bayaran dari [[Hardjosumarto]], orang yang "ditangkap" bersamanya. [[Hardjosumarto]] sendiri juga mengaku menyebarkan pamflet bergambar [[palu arit]] dan tengkorak, membakar bangsal [[sekatenan]], dan mengebom [[Mangkunegaran]]. Namun Misbach tetap tidak dibebaskan. Dia dibuang ke [[Manokwari]], [[Papua]], beserta dengan istri dan tiga anaknya. Selama penahanan di [[Semarang]], tak seorang pun diizinkan menjenguknya. Dia hanya dibolehkan membaca [[Al-Qur’an]]. Di pengasingan, selain mengirim laporan perjalanannya, Dia juga menyusun artikel berseri "[[Islamisme dan Komunisme]]".
|