Haji Misbach: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 20:
Maka dalam masa perkenalannya dengan dunia aktivis pergerakan ini, mendorong Misbach untuk kemudian melibatkan diri secara penuh dengan bergabung dalam [[Indiansche Journalisten Bond]] (IJB) pada tahun [[1914]]. Meskipun demikian, dia tetap tidak meninggalkan corak pemikirannya akan [[Islam]] yang banyak dipengaruhi oleh sikapnya yang mudah bergaul dan diterima oleh lapisan masyarakat yang berbeda.
== Pandangan politik ==▼
Misbach memiliki posisi yang unik dalam sejarah tanah air, namanya sering disandingkan dengan [[Semaun]], [[Tan Malaka]], atau golongan kiri lainnya. Di kalangan gerakan [[Islam]], memang namanya nyaris tak pernah disebut karena berpaham [[komunis]]. Menurutnya, [[Islam]] dan [[komunisme]] tidak selalu harus dipertentangkan, [[Islam]] seharusnya menjadi agama yang bergerak untuk melawan penindasan dan ketidakadilan.▼
[[Marco Kartodikromo]], seorang wartawan yang juga seorang aktivis [[kebangkitan nasional]] asal [[Hindia-Belanda]] pada saat itu, berkisah tentang Misbach:▼
".. Di Pemandangan Misbach tidak ada beda di antara seorang pencuri biasa dengan orang yang dikata berpangkat, begitu juga di antara [[rebana]] dan [[klenengan]], di antara bok [[Haji]] yang bertutup muka dan orang bersorban cara [[Arab]] dan berkain kepala cara [[Jawa]]. Dan sebab itu dia lebih gemar memaki kain kepala dari pada memakai [[peci]] [[Turki]] atau bersorban seperti pakaian kebanyakan orang yang disebut "[[Haji]]".▼
Apa yang tersirat dari tulisan Marco adalah populisme Misbach. Populisme seorang [[Haji]], sekaligus pedagang yang sadar akan penindasan [[kolonial]] [[Belanda]] dan tertarik dengan ide-ide [[revolusioner]] yang mulai menerpa [[Hindia]] pada jaman itu.▼
Misbach langsung terjun melakukan pengorganisiran di basis-basis rakyat. Membentuk organisasi dan mengorganisir pemogokan ataupun rapat-rapat umum/[[vergadering]] yang dijadikan mimbar pemblejetan [[kolonialisme]] dan [[kapitalisme]]. Orang menggambarkan dirinya sebagai sosok yang tak segan bergaul dengan anak-anak muda penikmat [[klenengan]] (musik [[Jawa]]) dengan tembang yang sedang populer. Satu tulisan lain tentang Misbach menyebutkan, di tengah komunitas pemuda, dia menjadi kawan berbincang yang enak. Sementara di tengah pecandu [[wayang orang]], dia lebih dihormati ketimbang direktur [[wayang orang]].▼
"... di mana-mana golongan Rajat Misbach mempoenjai kawan oentoek melakoekan pergerakannya. Tetapi didalem kalangannya orang-orang jang mengakoe [[Islam]] dan lebih mementingkan mengoempoelken harta benda daripada menolong kesoesahan Rajat, [[Misbach]] seperti [[harimau]] didalem kalangannya binatang-binatang ketjil. Kerna dia tidak takoet lagi menyela kelakoeannja orang-orang yang sama mengakoe [[Islam]] tetapi selaloe mengisep darah temen hidoep bersama."▼
=== Jangan takut, jangan kawatir ===▼
Misbach sangat anti[[kapitalis]]. Siapa yang secara kuat diyakini menjadi antek [[kapitalis]] yang menyengsarakan rakyat akan dihadapinya melalui artikel di [[Medan Moeslimin]] atau [[Islam Bergerak]]. Tak peduli apakah dia juga seorang aktivis organisasi [[Islam]]. Berdamai dengan pemerintah [[Hindia Belanda]] adalah jalan yang akan dilawan dengan gigih. Maka kelompok yang anti [[politik]], anti pemogokan, secara tegas dianggap berseberangan dengan misi keadilan.▼
Misbach membuat [[kartun]] di [[Islam Bergerak]] edisi [[20 April]] [[1919]]. Isinya menohok [[kapitalis]] [[Belanda]] yang menghisap petani, mempekerja-paksakan mereka, memberi [[upah]] kecil, membebani [[pajak]]. [[Residen]] [[Surakarta]] digugat, [[Paku Buwono X]] digugat karena ikut-ikutan menindas. Retorika khas [[Misbach]], muncul dalam [[kartun]] itu sebagai "suara dari luar dunia petani". Bunyinya, "Jangan takut, jangan kawatir". Kalimat ini memicu kesadaran dan keberanian [[petani]] untuk [[mogok]]. Ekstremitas sikap Misbach membuat dia ditangkap, [[7 Mei]] [[1919]], setelah melakukan belasan pertemuan [[kring]] (subkelompok [[petani]] perkebunan). Tapi akhirnya Misbach dibebaskan pada [[22 Oktober]] sebagai kemenangan penting [[Sarekat Hindia]] (SH), organisasi para [[bumiputera]].▼
Misbach menegaskan kepada rakyat "jangan takut dihukum, dibuang, digantung", seraya memaparkan kesulitan [[Nabi]] menyiarkan [[Islam]]. Misbach pun sosok yang selain menempatkan diri dalam perjuangan melawan [[kapitalis]], ia meyakini paham [[komunis]]. [[Misbach]] mengagumi [[Karl Marx]]. [[Marx]] di mata Misbach berjasa membela rakyat miskin, mencela [[kapitalisme]] sebagai biang kehancuran nilai-nilai kemanusiaan. [[Agama]] pun dirusak oleh [[kapitalisme]] sehingga [[kapitalisme]] harus dilawan dengan [[historis materialisme]].▼
=== Haji Merah ===▼
Pada konggres PKI tanggal 4 Maret 1923 yang dihadiri 16 cabang PKI, 14 cabang SI Merah dan beberapa perkumpulan serikat [[komunis]], Misbach memberikan uraian mengenai relevansi [[Islam]] dan [[komunisme]] dengan menunjukkan ayat-ayat [[Al-Qur’an]] serta mengkritik pimpinan SI Putih yang munafik dan menjadikan [[Islam]] sebagai selimut untuk memperkaya diri sendiri. Pada tahun 1923 pula, dia menulis kritikannya terhadap [[Tjokroaminoto]] di [[Medan Moeslimin]] dengan judul “Semprong Wasiat: Disiplin Organsisi [[Tjokroaminoto]] Menjadi Racun Pergerakan Rakyat [[Hindia]]”.▼
Kekecewaannya terhadap lembaga-lembaga [[Islam]] yang tidak tegas membela [[kaum dhuafa]], membuat dia memilih ikut Perserikatan Kommunist di Indie ([[PKI]]) ketika CSI (Central [[Sarekat Islam]]) pecah melahirkan [[PKI]]/[[SI Merah]], bahkan mendirikan [[PKI]] afdeling [[Surakarta]]. Dia pun muncul sebagai pimpinan [[PKI]] di [[Surakarta]], yang kemudian merubah koran [[Islam Bergerak]] menjadi [[Ra’jat Bergerak]] dan penyatuan secara de fakto organ [[PKI]] Yogyakarta ber[[bahasa Melayu]], [[Doenia Baroe]], ke dalam [[Ra’jat Bergerak]] pada September [[1923]]. Berjuang melawan [[kapitalisme]], tak membuat dia tidak menegakkan [[Islam]]. Baginya, perlawanan terhadap [[kapitalis]] dan pengikutnya sama dengan berjuang melawan [[setan]].▼
== Pergerakan Islam ==
Baris 74 ⟶ 49:
Menurut [[Shiraisi]], ada dua perbedaan [[SATV]] dibanding [[Muhammadiyah]]. Pertama, [[Muhammadiyah]] menempati posisi strategis di tengah masyarakat keagamaan [[Yogya]], sedangkan [[SATV]] adalah perhimpunan [[muslimin]] saleh yang merasa dikhianati oleh kekuasaan keagamaan, manipulasi pemerintah, dan para [[kapitalis]] non [[muslim]]. Kedua, militansi para penganjur [[Muhammadiyah]] bergerak atas dasar keyakinan bahwa bekerja di [[Muhammadiyah]] berarti hidup menjadi [[muslim]] sejati. Sedangkan militansi [[SATV]] berasal dari rasa takut untuk melakukan manipulasi, dan keinginan kuat membuktikan keislamannya dengan tindakan nyata. Di mata pengikut [[SATV]], [[muslim]] mana pun yang perbuatannya mengkhianati kata-katanya berarti [[muslim]] gadungan.
▲== Pandangan politik ==
▲Misbach memiliki posisi yang unik dalam sejarah tanah air, namanya sering disandingkan dengan [[Semaun]], [[Tan Malaka]], atau golongan kiri lainnya. Di kalangan gerakan [[Islam]], memang namanya nyaris tak pernah disebut karena berpaham [[komunis]]. Menurutnya, [[Islam]] dan [[komunisme]] tidak selalu harus dipertentangkan, [[Islam]] seharusnya menjadi agama yang bergerak untuk melawan penindasan dan ketidakadilan.
▲[[Marco Kartodikromo]], seorang wartawan yang juga seorang aktivis [[kebangkitan nasional]] asal [[Hindia-Belanda]] pada saat itu, berkisah tentang Misbach:
▲".. Di Pemandangan Misbach tidak ada beda di antara seorang pencuri biasa dengan orang yang dikata berpangkat, begitu juga di antara [[rebana]] dan [[klenengan]], di antara bok [[Haji]] yang bertutup muka dan orang bersorban cara [[Arab]] dan berkain kepala cara [[Jawa]]. Dan sebab itu dia lebih gemar memaki kain kepala dari pada memakai [[peci]] [[Turki]] atau bersorban seperti pakaian kebanyakan orang yang disebut "[[Haji]]".
▲Apa yang tersirat dari tulisan Marco adalah populisme Misbach. Populisme seorang [[Haji]], sekaligus pedagang yang sadar akan penindasan [[kolonial]] [[Belanda]] dan tertarik dengan ide-ide [[revolusioner]] yang mulai menerpa [[Hindia]] pada jaman itu.
▲Misbach langsung terjun melakukan pengorganisiran di basis-basis rakyat. Membentuk organisasi dan mengorganisir pemogokan ataupun rapat-rapat umum/[[vergadering]] yang dijadikan mimbar pemblejetan [[kolonialisme]] dan [[kapitalisme]]. Orang menggambarkan dirinya sebagai sosok yang tak segan bergaul dengan anak-anak muda penikmat [[klenengan]] (musik [[Jawa]]) dengan tembang yang sedang populer. Satu tulisan lain tentang Misbach menyebutkan, di tengah komunitas pemuda, dia menjadi kawan berbincang yang enak. Sementara di tengah pecandu [[wayang orang]], dia lebih dihormati ketimbang direktur [[wayang orang]].
▲"... di mana-mana golongan Rajat Misbach mempoenjai kawan oentoek melakoekan pergerakannya. Tetapi didalem kalangannya orang-orang jang mengakoe [[Islam]] dan lebih mementingkan mengoempoelken harta benda daripada menolong kesoesahan Rajat, [[Misbach]] seperti [[harimau]] didalem kalangannya binatang-binatang ketjil. Kerna dia tidak takoet lagi menyela kelakoeannja orang-orang yang sama mengakoe [[Islam]] tetapi selaloe mengisep darah temen hidoep bersama."
▲=== Jangan takut, jangan kawatir ===
▲Misbach sangat anti[[kapitalis]]. Siapa yang secara kuat diyakini menjadi antek [[kapitalis]] yang menyengsarakan rakyat akan dihadapinya melalui artikel di [[Medan Moeslimin]] atau [[Islam Bergerak]]. Tak peduli apakah dia juga seorang aktivis organisasi [[Islam]]. Berdamai dengan pemerintah [[Hindia Belanda]] adalah jalan yang akan dilawan dengan gigih. Maka kelompok yang anti [[politik]], anti pemogokan, secara tegas dianggap berseberangan dengan misi keadilan.
▲Misbach membuat [[kartun]] di [[Islam Bergerak]] edisi [[20 April]] [[1919]]. Isinya menohok [[kapitalis]] [[Belanda]] yang menghisap petani, mempekerja-paksakan mereka, memberi [[upah]] kecil, membebani [[pajak]]. [[Residen]] [[Surakarta]] digugat, [[Paku Buwono X]] digugat karena ikut-ikutan menindas. Retorika khas [[Misbach]], muncul dalam [[kartun]] itu sebagai "suara dari luar dunia petani". Bunyinya, "Jangan takut, jangan kawatir". Kalimat ini memicu kesadaran dan keberanian [[petani]] untuk [[mogok]]. Ekstremitas sikap Misbach membuat dia ditangkap, [[7 Mei]] [[1919]], setelah melakukan belasan pertemuan [[kring]] (subkelompok [[petani]] perkebunan). Tapi akhirnya Misbach dibebaskan pada [[22 Oktober]] sebagai kemenangan penting [[Sarekat Hindia]] (SH), organisasi para [[bumiputera]].
▲Misbach menegaskan kepada rakyat "jangan takut dihukum, dibuang, digantung", seraya memaparkan kesulitan [[Nabi]] menyiarkan [[Islam]]. Misbach pun sosok yang selain menempatkan diri dalam perjuangan melawan [[kapitalis]], ia meyakini paham [[komunis]]. [[Misbach]] mengagumi [[Karl Marx]]. [[Marx]] di mata Misbach berjasa membela rakyat miskin, mencela [[kapitalisme]] sebagai biang kehancuran nilai-nilai kemanusiaan. [[Agama]] pun dirusak oleh [[kapitalisme]] sehingga [[kapitalisme]] harus dilawan dengan [[historis materialisme]].
▲=== Haji Merah ===
▲Pada konggres PKI tanggal 4 Maret 1923 yang dihadiri 16 cabang PKI, 14 cabang SI Merah dan beberapa perkumpulan serikat [[komunis]], Misbach memberikan uraian mengenai relevansi [[Islam]] dan [[komunisme]] dengan menunjukkan ayat-ayat [[Al-Qur’an]] serta mengkritik pimpinan SI Putih yang munafik dan menjadikan [[Islam]] sebagai selimut untuk memperkaya diri sendiri. Pada tahun 1923 pula, dia menulis kritikannya terhadap [[Tjokroaminoto]] di [[Medan Moeslimin]] dengan judul “Semprong Wasiat: Disiplin Organsisi [[Tjokroaminoto]] Menjadi Racun Pergerakan Rakyat [[Hindia]]”.
▲Kekecewaannya terhadap lembaga-lembaga [[Islam]] yang tidak tegas membela [[kaum dhuafa]], membuat dia memilih ikut Perserikatan Kommunist di Indie ([[PKI]]) ketika CSI (Central [[Sarekat Islam]]) pecah melahirkan [[PKI]]/[[SI Merah]], bahkan mendirikan [[PKI]] afdeling [[Surakarta]]. Dia pun muncul sebagai pimpinan [[PKI]] di [[Surakarta]], yang kemudian merubah koran [[Islam Bergerak]] menjadi [[Ra’jat Bergerak]] dan penyatuan secara de fakto organ [[PKI]] Yogyakarta ber[[bahasa Melayu]], [[Doenia Baroe]], ke dalam [[Ra’jat Bergerak]] pada September [[1923]]. Berjuang melawan [[kapitalisme]], tak membuat dia tidak menegakkan [[Islam]]. Baginya, perlawanan terhadap [[kapitalis]] dan pengikutnya sama dengan berjuang melawan [[setan]].
== Masa pembuangan ==
Baris 89:
* {{id}} [http://indomarxist.tripod.com/hmisbach.htm "Haji Misbach: Muslim Komunis"], ''[[Indo-Marxist]]'', 3 Februari 2004
* {{id}} [http://www.berdikarionline.com/tokoh/20110207/cara-haji-misbach-melawan-penyimpangan-dalam-islam.html "Cara Haji Misbach Melawan Penyimpangan Dalam Islam"], ''[[Berdikari Online]]'', 7 Februari 2011
* {{id}} [http://immsukoharjo.wordpress.com/2009/01/22/h-m-misbach-1879-1926/ "H. M. MISBACH (1879-1926)"], ''[[PC IMM Sukoharjo]]''
{{DEFAULTSORT:Misbach, Mohamad}}
|