Achmad Bastari: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 25:
Perjuangan di Jambi dilakukan sampai tahun 1950. Bulan April 1950, Bastari mendapat jabatan sebagai Kepala Polisi Provinsi Sumatera Tengah yang terdiri dari daerah [[Sumatera Barat]], Jambi, dan [[Riau]]. Tahun 1952 Bastari dipindahkan ke Pusat Kepolisian Negara di Jakarta dan memimpin bagian Hukum. Dilanjutkan pendidikan kepolisian di Hendon Police College London di Inggris , diteruskan studi banding ke [[Italia]] dan [[Scotland|Skotlandia]]. 7 bulan kemudian pulang ke tanah air, Bastari kembali ke Palembang untuk menjabat Kepala Polisi Propinsi Sumatera Selatan sampai tahun 1954. Selanjutnya Bastari diberi jabatan sebagai Kepala Polisi Jawa Tengah termasuk Yogyakarta selama hampir 7 tahun.
Tahun
Setelah pensiun, beliau masih aktif di Konstituante, MPRS, dan kemudian menjabat Ketua Masyarakat Perkayuan Indonesia (MPI) (3 periode) dan Ketua Gapkindo (Gabungan Pengusaha Karet Indonesia) (3 periode).
Bastari dan istrinya Zoeriah binti Pangeran Haji Ateh dikaruniai 8 orang anak (4 laki-laki, 4 perempuan) dan 28 orang cucu. Ia meninggal dunia tahun 13 Oktober 1992, dimakamkan di pemakaman Puncak Sekuning, Palembang, dan saat ini namanya diabadikan sebagai nama salah satu jalan di Palembang. {{kotak awal}}
|