Misbach Yusa Biran: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Afandri (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Gwidianto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 30:
Tahun 1955, Biran menulis skenario pertama dari cerpen [[Sjumandjaja]] ''Kerontjong Kemajoran'' yang kemudian oleh Persari diangkat menjadi film berjudul ''Saodah''. Semenjak itu kreativitasnya seakan tak terbendung lagi, dan dituangnya melalui penulisan skenario dan penyutradaraan film.
 
Selama tahun 1957-1960, Misbach membuat film pendek dan dokumenter, dan menyutradarai beberapa film layar lebar pada kurun waktu 1960-1972. Salah satunya berjudul ''[[Dibalik Tjahaja Gemerlapan]]'' (1967) yang menerima penghargaan untuk Sutradara Terbaik. Ia juga mendapat penghargaan skenario terbaik, untuk film ''[[Menjusuri Djedjak Berdarah]]''. Film lainnya yang ia tulis skenarionya adalah ''Ayahku'' (1987). Film yang penyutradaraannya ditangani [[Agus Elias]] ini pun meraih penghargaan yang sama.<ref name="biran3biran4"></ref>
 
Pada tahun 1971, Misbach sempat memutuskan untuk tidak menyutradarai film karena ia menolak untuk mendukung industri perfilman yang saat itu semarak dengan produksi film porno. Kontribusi Misbach yang terbesar untuk perfilman nasional adalah dengan berdirinya [[Sinematek Indonesia]] pada tahun 1975. Lembaga berusahaitu untukberusaha mendokumentasikan film nasional secara independen. Ia memimpin [[Sinematek Indonesia]] hingga tahun 2001. Sosoknya bahkan menjadi identik dengan lembaga tersebut.
 
Misbach pernah menjadi Direktur Pusat Perfilman H Usmar Ismail Jakarta, anggota Dewan Film Nasional, dan Ketua Umum Karyawan Film dan Televisi (1986-1991). <ref>{{Citation
| title = Dunia Film Kehilangan Misbach Yusa Biran
| newspaper = Kompas
| pages = 12
| year =
| date = 12 April 2012
Mode=1}}
</ref>
 
=== Kepenulisan ===
 
Misbach juga aktif di dunia jurnalistik. Ia pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi ''Minggu Abadi'' (1958-1959), ''Purnama'' (1962-1963), dan Redaktur ''Duta Masjarakat'' (1965-1966), ''Abad Muslimin'' (1966), ''Gelanggang'' (1967).<ref name="biran4biran6"> {{cite book | last = Damono | first = Sapardi Djoko | title = ''Antologi Drama Indonesia'' | publisher = Amanah Lontar | location = Jakarta | year = 2006 | isbn = 9799985846 }} Hal 529.</ref>
 
Karya-karya sastranya antara lain berjudul ''Bung Besar'' (Drama, 1958, menerima Hadiah Kedua Sayembara Penulisan Naskah Drama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun yang sama), ''Setengah Djam Mendjelang Maut'' (Drama, 1968), ''[[Menjusuri Djedjak Berdarah]]'' (Novel, 1969), ''Keajaiban di Pasar Senen'' (Kumpulan Cerpen, 1971), ''Oh, Film'' (Kumpulan Cerpen, 1973). Kedua kumpulan cerpen ini disatukan di bawah judul ''Keajaiban di Pasar Senen'' dan dicetak ulang pada tahun 1996.<ref name="biran4biran7"></ref>
 
Selain berpengetahuan luas, Misbach juga banyak menulis buku tentang perfilman. Misbach meluncurkan buku berjudul "Teknik Menulis Skenario Film Cerita" pada 30 Januari 2007.<ref> [www.rumahdunia.net/wmview.php?ArtID=784 Undangan Peluncuran buku "Teknik Menulis Skenario Film Cerita].</ref>
 
== Penghargaan ==