Helvy Tiana Rosa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Itazuhdi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
'''Helvy Tiana Rosa''' ({{lahirmati|[[Medan]], [[Sumatera Utara]]|2|4|1970}}) adalah [[sastrawan]], motivator menulis dan [[dosen]].
 
== RiwayatMasa hidupKecil ==
 
Baris 17:
 
Suatu hari Helvy bertemu [[Putu Wijaya]] dalam suatu acara. maka Helvy menghampiri dan menyodorkan buku kecil ditangannya, meminta sastrawan yang ia kagumi itu menulis pesan untuknya. Putu Wijaya menulis: "Helvy, menulis adalah berjuang!" Helvy kemudian menempelkan tulisan tersebut pada cermin setengah badan di kamarnya dan bertekad untuk terus menulis.
 
===Masa Remaja===
 
Pada usia SMP ini Helvy mulai menjadi Juara Lomba Baca Puisi di tingkat [[Jakarta Pusat]] dan DKI serta bertemu dengan Ical Vrigar yang banyak mengajarinya membaca puisi. Helvy kemudian bergabung dengan Sanggar Kapas Jakarta pimpinan Ical Vrigar dan turut dalam berbagai pementasan teater serta musikalisasi puisi yang mereka adakan. Di Sanggar Kapas, kemampuan teaternya terus terasah dan Helvy berkali-kali menjadi Juara omba Baca Puisi tingkat nasional. Terakhiri ia mengikuti lomba baca puisi tahun 1987, di mana ia menjadi Juara II Lomba Baca Puisi tingkat Nasional HUT [[Taman Ismail Marzuki]], dengan Juri [[Sutardji Calzoum Bachri]], [[Leon Agusta]] dan [[Jose Rizal Manua]].
Baris 29 ⟶ 31:
 
Tahun 1997 akhirnya Majalah Annida membuat Penerbit Pustaka Annida dan menerbitkan karya Helvy: Ketika Mas Gagah Pergi yang dikatapengantari oleh Ismail Marahimin dan Soekanto SA. Uniknya, seminggu sebelum buku ini dicetak, 10.000 eksemplar telah habis terjual. Buku ini kemudian menjadi karya Helvy yang paling banyak dicetak ulang. Setelah Pustaka Annida, Penerbit Syaamil menerbitkannya dalam 20 kali cetak ulang. Buku ini membawanya mewakili Indonesia untuk pertama kalinya dalam Short Story Writing Program yang diadakan Majelis Sastra Asia Tenggara, 1998.
 
===Forum Lingkar Pena===
 
Tahun 1997, ketika masih menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Annida, Helvy mendirikan [[Forum Lingkar Pena]]/ [[FLP]], sebuah forum yang terdiri dari anak-anak muda yang ingin menjadi penulis. Helvy mendiskusikan idenya pada sang adik [[Asma Nadia]] , dan mengajak Asma membantunya. Karena tidak ingin FLP dianggap sebagai forum keluarga maka Helvy mengajak Maimon Herawati (Muthmainnah) untuk terlibat sebagai Pendiri. Maka pada 22 Februari 1997 FLP resmi berdiri di Masjid UI, Depok dengan anggota pertama 30 orang yang sepakat memilih Helvy sebagai Ketua Umum (1997-2005). Dari semua anggota saat itu, baru Helvy yang telah menerbitkan buku. Ingat akan cita-citanya sejak kecil tentang Indonesia Menulis, Helvy kemudian membuka perekrutan anggota FLP di seluruh Indonesia dan terjaring lebih dari 3500 orang. Sejak adanya FLP Helvy makin giat ke berbagai pelosok Indonesia, untuk memotivasi kaum muda menulis. Pekerjaan ini dilakoninya dengan koceknya sendiri. Karena itu Helvy menyebut para anggota FLP yang kemudian sudah menjadi penulis sepertinya, sebagai relawan. "Di FLP semua anggota adalah relawan," tuturnya setiap saat. Untuk menyiasati pendanaan organisasi tersebut Helvy menerapkan sistem subsidi silang. FLP juga mengadakan pelatihan-pelatihan menulis bagi para eksekutif, lalu uang hasil pelatihan itu untuk kegiatan-kegiatan pelatihan penulisan bagi kaum duafa termasuk anak-anak jalanan.
 
Kini FLP beranggotakan ratusan ribu orang yang tersebar di 150 kota di Indonesia dan mancanegara. Bersama teman-temannya di FLP, Helvy mendirikan dan mengelola “Rumah baCA dan HAsilkan karYA” (Rumah Cahaya) yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Selama 15 tahun keberadaannya, FLP di seluruh Indonesia telah mengadakan pelatihan menulis setiap minggu, dengan jutaan peserta. Bekerjasama dengan puluhan penerbit, FLP meluncurkan ribuan judul buku, termasuk diantaranya karya para pekerja rumah tangga di [[Hong Kong]] yang tergabung dalam FLP Hong Kong. Di samping secara kuantitas jumlah penulis Indonesia bertambah pesat dengan adanya forum ini, secara kualitas para anggota FLP mampu menjadi pemenang berbagai kompetisi penulisan bergengsi di tingkat nasional, dari mulai lomba menulis yang diadakan Badan Bahasa, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Depdiknas/ Depdikbud, IKAPI, Jakarta International Literary Festival, Lomba Novel Republika, hingga Lomba menulis naskah drama Federasi Teater Indonesia, Sayembara Novel DKJ, Khatulistiwa Literary Award sampai Mastera, dll. Karena keberhasilan FLP dalam program 'Indonesia Menulis' tersebut, tahun 2008, FLP meraih Danamon Award--sebuah penghargaan tingkat nasional bagi mereka yang dianggap sebagai pejuang, dan secara signifikan dianggap berhasil melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat sekitar, terutama kalangan muda, perempuan dan dhuafa.
 
===Karir Menulis===
 
Tahun 1997 Helvy diundang mengikuti Pertemuan Sastrawan Nusantara di Johor Bahru, Malaysia, dan Pertemuan Sastrawan Nusantara XI di Brunei Darussalam (2001). Tahun 2000 cerpen Helvy tentang Aceh: “Jaring-Jaring Merah”yang ditulisnya sebelum reformasi 1998, terpilih sebagai salah satu cerpen terbaik Majalah Horison dalam satu dekade (1990-2000). Helvy kemudian mendapat penghargaan Muslimah Berprestasi Bidang Penulisan dari Majalah Amanah (2000). Tahun 2001 Helvy diundang membacakan puisinya pada acara Baca Puisi Tiga Generasi bersama Toety Herati, Leon Agusta, [[Afrizal Malna]], Isbedy Stiawan dan Dorothea Rosa Herliany. Pada tahun yang sama Helvy melanjutkan kuliah pascasarjana di Jurusan Ilmu Susastra, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia. Salah satu dosen yang mengajarnya adalah penyair terkemuka Indonesia, [[Sapardi Djoko Damono]]. Pada tahun itu pula bersama Taufiq Ismail, [[WS Rendra]], Hamid Jabbar, [[Emha Ainun Najib]] Helvy diundang ke Banda Aceh dalam acara Sastrawan Bicara Siswa Bertanya. Universitas Syiah Kuala kemudian menganugrahinya penghargaan "Perempuan Peduli ke Nanggroe" atas cerpen-cerpen yang ditulisnya tentang Aceh.