Konten dihapus Konten ditambahkan
AvocatoBot (bicara | kontrib)
k r2.7.1) (bot Mengubah: bg:Йезуитски орден
TjBot (bicara | kontrib)
k r2.7.2) (bot Menambah: bar:Jesuitnordn; kosmetik perubahan
Baris 1:
[[Berkas:Ihslgoldblueogo.jpg|frame|Logo Serikat Yesus.{{br}}IHS: Iesus Hominum Salvator (Yesus Penyelamat Manusia)]]
'''Serikat Yesus''' ([[Bahasa Latin|Latin]]: ''Societas Jesu''), biasa dikenal dengan '''Yesuit''' atau '''Jesuit''' adalah [[Ordo Katolik|ordo]] Gereja [[Katolik Roma]].<ref name="Budi">A. Budi Susanto. Harta dan Surga: Perziarahan Jesuit dalam Gereja dan Bangsa Indonesia modern. Yogyakarta: Kanisius, 1990. Hlm 112.</ref><ref name="kamus">F. D. Wellem. Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006. Hlm. 145-146.</ref><ref name="Thomas"> {{en}} Thomas Worcester. The Cambridge Companion to The Jesuits. Cambridge: Cambridge University Press, 2008. Pg. 178-180.</ref><ref name="Jonathan"> {{en}} Jonathan Wright. The Jesuits: Missions, Myths, and Hitories. London: Harper Perennial, 2005. Pg. 87-90.</ref><ref name="Boehlke">"Ignatius dari Loyola", dalam Robert. R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997. Hlm 178-180.</ref><ref name="orang kudus">Mgr. Nicolaas Martinus Schneiders, CICM, ''Orang Kudus Sepanjang Tahun'', disunting oleh: Drs. Michael Benyamin Mali, Penerbit OBOR, cetakan ke-VII, bulan Mei 2004. Hlm. 372-374.</ref><ref name="Millenium"> {{id}} Michael Collins & Matthew A. Price. Millenium The Story of Christianity: Menelusuri Jejak Kristianitas. Yogyakarta: Kanisius, 2006. Hlm. 146-147.</ref> Serikat ini didirikan pada [[1534]] oleh sekelompok mahasiswa pascasarjana dari [[Universitas Paris]] yang merupakan teman-teman [[Ignatius Loyola|Iñigo López de Loyola]] (Ignatius Loyola).<ref name="kamus"></ref><ref name="Berkhof">H. Berkhof, H. Enklaar. Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993. Hlm. 182-184.</ref><ref name="Tony Lane">Tony Lane. Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007. Hlm. 185-187.</ref><ref name="Willem">F. D. Willem. Riwayat Singkat Tokoh-tokoh Dalam Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987. Hlm. 78-79.</ref> Mereka bersumpah untuk melanjutkan persahabatan mereka setelah mereka selesai studi, hidup dalam kemiskinan sesuai [[Injil]] dan pergi mengemban perutusan di [[Yerusalem]].<ref name="kamus"></ref><ref name="Willem"></ref> Mereka menyebut diri mereka ''amigos en el Señor'' — sahabat-sahabat di dalam Tuhan.<ref name="kamus"></ref>
 
== Dasar ==
[[Berkas:Ignatius Loyola.jpg|left|thumb|Ignatius Loyola]]
Pada [[15 Agustus]] [[1534]], [[Ignatius Loyola]] dan enam murid lainnya ([[Fransiskus Xaverius]], [[Alfonso Salmeron]], [[Diego Laynez]], dan [[Nicolas Bobadilla]], semuanya orang [[Spanyol]], [[Peter Faber|Pierre Favre]] dari [[Perancis]] dan [[Simão Rodrigues]], orang [[Portugis]]) bertemu di [[Montmartre]] di luar [[Paris]], kemungkinan dekat Kapel St. Denys, Rue Antoinette, pada masa kini.<ref name="Boehlke"></ref><ref name="orang kudus"></ref> Mereka mendirikan [[Serikat Yesus]] untuk "mengemban pelayanan dan misi di [[Yerusalem]], atau untuk pergi ke mana pun juga tanpa bertanya, menaati perintah [[Paus (Katolik Roma)|Paus]]."<ref name="kamus"></ref><ref name="Boehlke"></ref><ref name="Tony Lane"></ref>
 
Pada [[1537]] mereka pergi ke [[Italia]] untuk mendapatkan persetujuan Paus atas ordo mereka.<ref name="kamus"></ref><ref name="Jonathan"></ref>[[Paus Paulus III]] memberikan mereka persetujuan dan mengizinkan mereka untuk [[tahbis|ditahbiskan]] menjadi [[pastor]] dalam Gereja Katolik.<ref name="kamus"></ref> Mereka menerima tahbisan di [[Venesia]] oleh Uskup Arbe ([[24 Juni]]).<ref name="kamus"></ref><ref name="orang kudus"></ref> Mereka mengabdikan diri untuk menyebarkan agama Katolik dan kerja amal di [[Italia]], karena rencana perjalanan mereka ke Yerusalem terhalang oleh pecahnya kembali perang antara kaisar, [[Venesia]], Paus, dan [[Kerajaan Ottoman]].<ref name="kamus"></ref>
 
[[Berkas:Regimini militantis Ecclesiae.jpg|thumb|''[[Regimini militantis Ecclesiae]]'']]
Bersama [[Peter Faber|Favre]] dan [[Diego Laynez|Laynez]], Ignatius pergi ke [[Roma]] pada Oktober [[1538]], untuk mendapatkan persetujuan Paus atas konstitusi ordo baru tersebut.<ref name="Thomas"></ref><ref name="Jonathan"></ref> Sebuah dewan [[Kardinal]] memberikan laporan yang positif bagi usul konstitusi yang diajukan, dan [[Paus Paulus III]] mengukuhkan ordo ini melalui ''[[Bulla kepausan]]'' ''[[Regimini militantis Ecclesiae]]'' ([[27 September]] [[1540]]), tetapi membatasi jumlah anggotanya 60 orang.<ref name="Jonathan"></ref> Batasan ini dihapuskan melalui bulla ''[[Injunctum nobis]]'' ([[14 Maret]] [[1543]]). Ignatius dipilih menjadi pemimpin umum pertama.<ref name="Jonathan"></ref> Dia mengirim para sahabatnya sebagai [[misionaris]] ke seluruh Eropa untuk mendirikan [[sekolah]], [[kolese]], dan [[seminari]].<ref name="Jonathan"></ref>
 
Ignatius menulis Konstitusi Serikat Yesus yang disahkan pada [[1554]].<ref name="Thomas"></ref><ref name="Jonathan"></ref> Konstitusi ini menciptakan organisasi dengan kepemimpinan tunggal dan menetapkan penyangkalan diri dan ketaatan mutlak kepada Paus dan para pemimpinnya.<ref name="Thomas"></ref> Prinsip utamanya menjadi Motto Yesuit: ''[[Ad Maiorem Dei Gloriam]]'' ("demi lebih besarnya kemuliaan Allah").<ref name="kamus"></ref><ref name="Jonathan"></ref><ref name="Berkhof"></ref>
 
== Karya awal ==
Serikat Yesus didirikan bertepatan dengan [[Reformasi Katolik]] ([[Kontra-Reformasi]]), gerakan dalam [[Gereja Katolik]] yang ditujukan untuk melawan [[Reformasi Protestan]] (yang ajarannya menyebar ke seluruh [[Eropa]] yang beragama [[Katolik]]).<ref name="Jonathan"></ref><ref name="Berkhof"></ref> Mereka melaksanakan ketaatan total kepada [[Kitab Suci]] dan [[doktrin]] Katolik.<ref name="Jonathan"></ref><ref name="Berkhof"></ref> Ignatius pernah menyatakan dalam [[Latihan Rohani]]nya: "Saya percaya bahwa putih yang saya lihat adalah hitam bila hirarki Gereja mendefinisikan begitu."<ref name="Jonathan"></ref>
 
Ignatius Loyola dan para Yesuit pengikutnya percaya bahwa pembaruan Gereja harus dimulai dengan pertobatan hati.<ref name="Millenium"></ref><ref name="Thomas"></ref> Salah satu sarana utama untuk menghasilkannya adalah [[Latihan Rohani]] yang disebut retret Ignasian.<ref name="Thomas"></ref> Selama empat minggu dalam kebisuan orang menjalani [[meditasi]] terpimpin mengenai hidup [[Kristus]].<ref name="Thomas"></ref> Pada masa itu, mereka secara teratur bertemu dengan seorang pembimbing rohani yang menolong mereka memahami panggilan atau pesan Tuhan melalui meditasi mereka.<ref name="Thomas"></ref> [[Retret]] ini mengikuti pola Penyucian-Pencerahan-Kesatuan sesuai dengan tradisi mistik [[Johannes Cassianus|Yohanes Kasianus]] dan para [[Bapa Padang Pasir]].<ref name="Thomas"></ref> Ignatius menciptakan inovasi yang membuat mistisisme kontemplatif ini bisa diikuti oleh semua orang, dan menggunakannya sebagai sarana membangun kembali kehidupan rohani Gereja.<ref name="Thomas"></ref><ref name="Jonathan"></ref>
 
Yesuit juga mendirikan banyak sekolah, yang menarik anak para elite karena metode pengajaran mereka yang maju dan moral yang tinggi.<ref name="Jonathan"></ref><ref name="Boehlke"></ref> Sekolah Yesuit memainkan peranan penting dalam memenangkan beberapa negara Eropa kembali ke Katolik, setelah beberapa lama didominasi oleh Protestan, terutama [[Polandia]] <ref name="Berkhof"></ref><ref name="Boehlke"></ref>
 
Sesuai dengan tradisi Katolik Roma, mereka mengajarkan penggunaan upacara dan dekorasi di dalam ritual dan [[Devosi Katolik]].<ref name="Boehlke"></ref> Karena itu, banyak Yesuit perdana yang menonjol dalam seni visual dan pertunjukan maupun dalam [[musik]].<ref name="Boehlke"></ref>
 
Kaum Yesuit berhasil mendapatkan pengaruh yang menonjol pada [[Periode Modern Awal]] karena para imam Yesuit sering bertindak sebagai "[[konfesor]]" raja-raja pada masa itu.<ref name="Thomas"></ref><ref name="Jonathan"></ref> Mereka juga berperan penting dalam [[Reformasi Katolik]] dan dalam berbagai misi Katolik karena struktur mereka yang kendur (tanpa harus tinggal dalam suatu komunitas, melakukan "[[doa ofisi]]" bersama, dan lain-lain) membuat mereka lebih fleksibel untuk memenuhi kebutuhan orang-orang pada masa itu.<ref name="Thomas"></ref><ref name="Jonathan"></ref>
 
== Pengembangan ==
Misi awal di [[Jepang]] dirasakan positif oleh pemerintah Jepang sehingga pemerintah memberikan kaum Yesuit tanah feudal [[Nagasaki]] pada [[1580]].<ref name="Thomas"></ref><ref name="Jonathan"></ref><ref name="Anne">Anne ruck. Sejarah Gereja Asia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.</ref> Namun hak ini dihapus pada [[1587]], karena pemerintah Jepang khawatir atas berkembangnya pengaruh Yesuit di sana.<ref name="Thomas"></ref><ref name="Jonathan"></ref><ref name="Anne"></ref>
 
Dua misionaris Yesuit, Gruber dan D'Orville, mencapai [[Lhasa]] di [[Tibet]] pada [[1661]].<ref name="Thomas"></ref>
 
Misi Yesuit di [[Amerika Selatan]] menimbulkan kehebohan hebat di Eropa, terutama di [[Spanyol]] dan [[Portugal]], karena mereka dianggap mengganggu upaya penjajahan pemerintah kerajaan.<ref name="Thomas"></ref><ref name="Jonathan"></ref> Kaum Yesuit seringkali menjadi satu-satunya kekuatan yang menghalangi perbudakan orang Indian.<ref name="Thomas"></ref><ref name="Jonathan"></ref> Di banyak tempat di [[Amerika Selatan]] terutama wilayah yang kini dikenal sebagai [[Brasil]] dan [[Paraguay]] mereka membentuk pemerintahan kota Indian-Kristen yang disebut ''[[Reduksi Yesuit|reduksi]]'' ([[bahasa Spanyol]]: ''Reducciones'').<ref name="Thomas"></ref><ref name="Jonathan"></ref> Ini adalah masyarakat teokrasi yang dianggap ideal.<ref name="Thomas"></ref> Salah satu sebab terjadinya tekanan pada kaum Yesuit saat itu adalah bahwa mereka banyak menghalangi [[perbudakan]] orang [[Indian]] oleh bangsa [[Spanyol]] dan [[Portugis]].<ref name="Thomas"></ref><ref name="Jonathan"></ref>
 
Para Jesuit, seperti [[Manoel da Nóbrega]] dan [[José de Anchieta]] membentuk beberapa kota di Brasil pada [[abad 16]], termasuk [[São Paulo]] dan [[Rio de Janeiro]], dan sangat berpengaruh dalam [[pasifikasi]], dan pendidikan suku-suku bangsa [[Indian]].<ref name="Thomas"></ref><ref name="Jonathan"></ref>
 
Misi Yesuit di [[Tiongkok]] menyebabkan munculnya [[pertikaian ritus]] di awal [[abad 18]].<ref name="Thomas"></ref><ref name="Jonathan"></ref><ref name="Anne"></ref>
 
{|align=center
Baris 40:
|}
 
Para sarjana Yesuit yang bekerja dalam misi asing ke masyarakat [[kafir]] memainkan peranan penting dalam memahami bahasa mereka yang tidak dikenal.<ref name="Thomas"></ref><ref name="Jonathan"></ref> Merekapun berusaha untuk memproduksi [[tata bahasa]] dan [[kamus]] bahasa tersebut dalam [[huruf Latin]], suatu usaha pertama yang terorganisasi dalam [[linguistik]].<ref name="Thomas"></ref><ref name="Jonathan"></ref> Ini dilakukan, contohnya, untuk [[bahasa Jepang]] dan [[Tupi-Guarani]] (sebuah bahasa masyarakat pribumi di [[Amerika Selatan]]).<ref name="Thomas"></ref><ref name="Jonathan"></ref><ref name="Anne"></ref>
 
== Periode kesulitan ==
''Lihat artikel [[Tekanan terhadap Yesuit]].''
 
Tekanan terhadap Yesuit di [[Portugal]], [[Perancis]] dan [[Kerajaan Dua Sisilia]], [[Parma]] dan [[Spanyol]] pada [[1767]] adalah masa sulit bagi Serikat ini, [[Paus Clement XIII]].<ref name="Thomas"></ref><ref name="Jonathan"></ref> Menyusul keputusan yang ditandatangani oleh [[Paus Clement XIV]] pada Juli [[1773]], Yesuit ditekan di semua negara (kecuali [[Rusia]], karena [[Ortodoks Rusia]] menolak mengenal otoritas [[Paus (Katolik Roma)|Paus]]).<ref name="Thomas"></ref><ref name="Jonathan"></ref> Karena jutaan Katolik (termasuk banyak Yesuit) tinggal di [[Polandia]] bagian barat dan Kekaisaran Rusia, Serikat ini berhasil mempertahankan keberadaannya dan menjalankan pekerjaannya dalam masa penekanan.<ref name="Thomas"></ref><ref name="Jonathan"></ref>
 
Serikat ini dipulihkan kembali oleh Paus pada [[1814]], lalu terjadilah pertumbuhan yang luar biasa seperti yang diperlihatkan oleh begitu banyaknya [[kolese]] dan [[universitas]] Yesuit yang didirikan.<ref name="Thomas"></ref><ref name="Jonathan"></ref> Meskipun banyak dipertanyakan, kaum Yesuit biasanya mendukung otoritas kepausan dalam Gereja dan beberapa anggotanya terkait dengan gerakan [[Ultramontanis]] dan deklarasi [[Infalibilitas kepausan]] pada [[1870]].<ref name="Jonathan"></ref>
 
== Yesuit kini ==
Yesuit pada masa kini merupakan [[Ordo keagamaan Katolik|ordo keagamaan]] terbesar di Gereja Katolik.<ref name="Thomas"></ref><ref name="Jonathan"></ref> Anggotanya lebih dari 20.000 orang dan melayani di 112 negara di enam benua.<ref name="Thomas"></ref><ref name="Jonathan"></ref> Pemimpin Umum Yesuit saat ini adalah [[Adolfo Nicolás]].<ref name="Boehlke"></ref><ref name="Jonathan"></ref> Ciri pelayanan Serikat Yesus adalah bidang misi, [[hak asasi manusia]], keadilan sosial, dan pendidikan tinggi (utama).<ref name="Boehlke"></ref><ref name="Thomas"></ref><ref name="Jonathan"></ref> Serikat Yesus menyelenggarakan kolese dan universitas di berbagai negara dan di seluruh dunia, seperti [[Filipina]], [[India]], dan [[Indonesia]].<ref name="Thomas"></ref><ref name="Jonathan"></ref> Di [[Amerika Serikat]], Yesuit mengelola lebih dari 50 [[kolese]], universitas, dan sekolah menengah.<ref name="Thomas"></ref><ref name="Jonathan"></ref>
 
== Yesuit di Indonesia ==
Karya Yesuit di [[Indonesia]] diawali dengan karya Santo [[Fransiskus Xaverius]] dan beberapa imam lainnya di [[Maluku]] sejak pertengahan [[abad ke-16]].<ref name="Budi"></ref> Tetapi karena perseteruan [[Portugal]] dan [[Spanyol]], karya Yesuit ditarik pada pertengahan [[abad ke-17]].<ref name="Budi"></ref>
 
Pada [[1859]] van den Elzen, SJ dan J.B. Palinckx, SJ tiba di Indonesia, dan memulai kembali karya Yesuit di Indonesia.<ref name="Budi"></ref> Pada [[1893]] W.J. Staal, SJ ditugaskan sebagai [[Vikaris Apostolik]] yang berkedudukan di Batavia.<ref name="Budi"></ref>
 
Pada [[14 Desember]] [[1904]], [[Van Lith]], SJ membaptis 171 orang di [[Sendangsono]], [[Muntilan]], [[Jawa Tengah]], setelah sebelumnya 4 orang dari desa [[Kalibawang]] dibaptis pada [[20 Mei]] [[1904]].<ref name="Budi"></ref> Van Lith juga membangun sekolah [[seminari]] menengah di [[Muntilan]].<ref name="Budi"></ref> Seminari ini akhirnya menghasilkan para imam Yesuit pertama dari [[Indonesia]] yang ditahbiskan antara tahun 1926–1928 yaitu F.X. Satiman, SJ, A. Djajasepoetra, SJ, dan [[Albertus Soegijapranata]], SJ. Dengan keputusan [[Paus Pius XII]] pada tanggal [[1 Agustus]] [[1940]] Vikariat Apostolik [[Semarang]] didirikan, dengan [[uskup]] pertamanya Albertus Soegijapranata, SJ, sebagai uskup pribumi [[Indonesia]] pertama.<ref name="Budi"></ref> Seorang imam [[diosesan]], [[Yustinus Darmojuwono]], Pr. kemudian menggantikannya sebagai [[Uskup Agung]] [[Semarang]] sejak [[1964]] dan kemudian diangkat menjadi [[kardinal]] pertama dari Indonesia pada [[26 Juni]] [[1967]].<ref name="Budi"></ref> [[Yustinus Darmojuwono]] kemudian digantikan oleh [[Julius Darmaatmadja]], SJ sebagai [[uskup agung]] Semarang dan kemudian menjadi uskup agung [[Jakarta]] dan diangkat sebagai [[kardinal]] kedua dari Indonesia.lalu digantikan oleh [[Ignatius Suharyo]],Pr [[29 Juni]] 2010. <ref name="Budi"></ref>
 
Dewasa ini karya Yesuit Indonesia tersebar di 7 keuskupan di Indonesia sebagai berikut:<ref name="Budi"></ref>
* [[Keuskupan Agung Jakarta]]
* [[Keuskupan Agung Semarang]]
Baris 69:
 
== Aktivitas Yesuit di Indonesia ==
Yesuit juga aktif dalam karya komunikasi sosial, pendidikan, pelayanan pastoral, dan sosial kemasyarakatan.<ref name="Budi"></ref>
 
Dalam bidang komunikasi Yesuit berkarya dengan menerbitkan ''[[Majalah Hidup]]'', ''[[Majalah Basis]]'', penerbitan [[Cipta Loka Caraka]] dan [[Kanisius]], studio [[Sanggar Prativi]] dan audiovisual Puskat.<ref name="Budi"></ref> Dalam bidang sosial kemasyarakatan Yesuit mengupayakan keadilan melalui karya-karya yang sudah dibuatnya antara lain melalui pembinaan para sukarelawan pada [[Institut Sosial Jakarta]] dan [[JRS|Jesuit Refugee Service Indonesia]].<ref name="Budi"></ref>
 
Di bidang pendidikan Yesuit aktif melalui sekolah-sekolah umum seperti [[Kolese Kanisius]] dan [[Kolese Gonzaga]] [[Jakarta]], [[Kolese Loyola]] [[Semarang]], [[Kolese de Britto]] [[kota Yogyakarta|Yogyakarta]] dan [[Kolese Le Cocq d'Armandville]] [[Nabire]]-[[Papua]], maupun pendidikan khusus teknik dan pertanian seperti SMK [[Kolese Mikael]] [[Solo]], [[ATMI St. Mikael|ATMI St. Mikael (Akademi Teknik Mesin Industri)]] di [[Solo]], SMTIK-[[PIKA]] (Sekolah Menengah Teknologi Kayu Atas-Pendidikan Industri Kayu Atas) di Semarang, SPMA di [[Ambarawa]], KPTT (Kursus Pertanian Taman Tani) di [[Salatiga]], AAK (Aksi Agraris Kanisius) di Semarang.<ref name="Budi"></ref>
 
Dalam bidang pendidikan tinggi, Yesuit mengelola [[Universitas Sanata Dharma]] di [[Yogyakarta]] dan anggotanya mengajar di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.<ref name="Budi"></ref>
 
Dalam pelayanan pastoral, Yesuit mengajar agama, membimbing [[retret]], memberi bimbingan rohani, mendirikan pusat riset dan pengembangan di bidang pastoral.<ref name="Budi"></ref>
 
Dalam bidang sosial kemasyarakatan, sejumlah Yesuit aktif dalam bidang sosial budaya dan kemasyarakatan.<ref name="Budi"></ref> [[Petrus Josephus Zoetmulder]] memiliki pengetahuan mendalam mengenai [[sastra Jawa]] dan berhasil menyusun dua jilid kamus Jawa Kuna.<ref name="Budi"></ref>
 
Yesuit memiliki karya pendidikan bagi para anggotanya di tingkat [[novisiat]], filsafat, tahap orientasi kerasulan, teologi dan tersiat.<ref name="Budi"></ref> Di Indonesia, pendidikan di tingkat Novisiat ada di [[Novisiat St Stanislaus]], [[Girisonta]].<ref name="Budi"></ref> Pendidikan filsafat di [[Kolese Hermanum]], dengan tempat studi di [[STF Driyarkara]], [[Jakarta]].<ref name="Budi"></ref> Pendidikan Teologi diadakan di [[Kolese Ignatius]] , Kotabaru, [[Yogyakarta]], dengan tempat studi teologi di Fakultas Teologi [[Wedhabakti]] [[Universitas Sanata Dharma]].<ref name="Budi"></ref>
 
== Beberapa Yesuit Indonesia yang terkenal ==
Baris 308:
[[arz:اليسوعية]]
[[az:Yezuitlər ordeni]]
[[bar:Jesuitnordn]]
[[bcl:Heswita]]
[[be:Езуіты]]