Helvy Tiana Rosa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 46:
===Forum Lingkar Pena===
 
Tahun 1997, ketika masih menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Annida, Helvy mendirikan [[Forum Lingkar Pena]]/ [[FLP]], sebuah wadah bagi anak-anak muda dan sapa saja dari berbagai kalangan yang ingin menjadi penulis. Helvy mendiskusikan idenya pada sang adik [[Asma Nadia]] , dan mengajak Asma membantunya. Karena tidak ingin FLP dianggap sebagai forum keluarga, Helvy mengajak Maimon Herawati (Muthmainnah), cerpenis yang aktif menulis di Majalah Annida, dan mencantumkan namanya sebagai pendiri pula. Pada 22 Februari 1997 FLP resmi berdiri di Masjid UI, Depok dengan anggota pertama 30 orang. yangMereka sepakat memilih Helvy sebagai Ketua Umum (1997-2005). Ingat akan cita-citanya sejak kecil tentang "Indonesia Menulis", Helvy kemudian membuka perekrutan anggota FLP di seluruh Indonesia melalui Majalah Annida dan terjaring lebih dari 3500 orang. Sejak adanya FLP Helvy makin giat ke berbagai pelosok Indonesia, untuk memotivasi kaum muda menulis. Pekerjaan ini dilakoninya dengan koceknya sendiri. Karena itu Helvy menyebut para anggota FLP yang kemudian sudah menjadi penulis sepertinya, sebagai relawan. "Di FLP semua anggota adalah relawan," tuturnya setiap saat. Untuk menyiasati pendanaan organisasi tersebut Helvy menerapkan sistem subsidi silang. FLP juga mengadakan pelatihan-pelatihan menulis bagi para eksekutif, lalu uang hasil pelatihan itu untuk kegiatan-kegiatan pelatihan penulisan bagi kaum duafa termasuk anak-anak jalanan. Tak hanya membidik kaum muda, FLP juga membuat [[Forum Lingkar Pena]] Kids yang mengajar anak-anak usia 5-15 tahun menulis sambil bermain. Tahun 2002 Helvy mendirikan Yayasan Lingkar Pena. Tahun 2004 bekerjasama dengan Penerbit Mizan, dibuat Lingkar Pena Publishing House sebagai penerbit karya-karya FLP. Helvy diminta menjadi Direktur dari PT Lingkar Pena Kreativa yang mewadahi kerjasama tersebut, hingga 2011.
 
Ingat akan cita-citanya sejak kecil tentang "Indonesia Menulis", Helvy kemudian membuka perekrutan anggota FLP di seluruh Indonesia melalui Majalah Annida dan terjaring lebih dari 3500 orang. Bersama teman-temannya di FLP, sejak 2002 Helvy mendirikan dan mengelola “Rumah baCA dan HAsilkan karYA” (Rumah Cahaya) yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Helvy giat ke berbagai pelosok Indonesia, untuk memotivasi kaum muda menulis. Helvy percaya bahwa sampai pada tingkatan tertentu, menulis bisa diajarkan pada siapapun, termasuk pada para pekerja rumah tangga, anak-anak jalanan dan semacamnya. Ia ingin memberdayakan kalangan duafa dengan kegiatan membaca dan menulis, hingga menulis tidak lagi melulu kegiatan ekslusif kalangan intelektual. Menulis dapat menjadi skill yang bisa membantu memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan kaum duafa tersebut.
Kini FLP beranggotakan ratusan ribu orang yang tersebar di 150 kota di Indonesia dan mancanegara. Bersama teman-temannya di FLP, Helvy mendirikan dan mengelola “Rumah baCA dan HAsilkan karYA” (Rumah Cahaya) yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Selama 15 tahun keberadaannya, FLP di seluruh Indonesia telah mengadakan pelatihan menulis setiap minggu, dengan peserta hingga saat ini mencapai jutaan orang. Bekerjasama dengan puluhan penerbit, FLP meluncurkan ribuan judul buku, termasuk diantaranya karya para pekerja rumah tangga di [[Hong Kong]] yang tergabung dalam FLP Hong Kong. Di samping secara kuantitas jumlah penulis Indonesia bertambah pesat dengan adanya forum ini, secara kualitas para anggota FLP mampu menjadi pemenang berbagai kompetisi penulisan bergengsi di tingkat nasional, dari mulai lomba menulis yang diadakan Badan Bahasa, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Depdiknas/ Depdikbud, IKAPI, Jakarta International Literary Festival, Lomba Novel Republika, Lomba menulis naskah drama Federasi Teater Indonesia, Sayembara Novel DKJ, Khatulistiwa Literary Award sampai Mastera, dll. Keberadaan FLP menggugah para pengarang senior seperti Pipiet Senja, [[Gola Gong]], Fahri Asiza dan Boim Lebon bergabung untuk turut menjadi relawan FLP. [[Taufiq Ismail]] bahkan mengatakan bahwa FLP adalah hadiah Tuhan bagi Indonesia, sedangkan kritikus [[Maman S. Mahayana]] berkata FLP telah menorehkan tinta emas dalam sejarah sastra Indonesia. Karena keberhasilan FLP dalam program 'Indonesia Menulis' tersebut, tahun 2008, FLP meraih Danamon Award--sebuah penghargaan tingkat nasional bagi mereka yang dianggap sebagai pejuang, dan secara signifikan dianggap berhasil melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat sekitar, terutama kalangan muda, perempuan dan dhuafa. [[Koran Tempo]] menyebut Helvy "Lokomotif Penulis Muda Indonesia" (2003).
 
Berbagai kegiatan tersebut dilakoni Helvy dan teman-temannya dengan merogoh kocek sendiri. Karena itu Helvy menyebut para anggota FLP yang kemudian sudah menjadi penulis sepertinya, sebagai relawan. "Di FLP semua anggota adalah relawan," tuturnya. Untuk menyiasati pendanaan organisasi tersebut Helvy menerapkan sistem subsidi silang. FLP juga mengadakan pelatihan-pelatihan menulis profesional bagi para eksekutif, lalu uang hasil pelatihan itu dipakai membiayai kegiatan-kegiatan pelatihan penulisan bagi kaum duafa. Anggota yang kemudian menjadi penulis profesional turut menyisihkan sedikit penghasilan mereka untuk membuat roda FLP terus berputar. Sementara itu, FLP juga membuat [[Forum Lingkar Pena]] Kids yang mengajar anak-anak usia 5-15 tahun menulis sambil bermain. Tahun 2004 bekerjasama dengan Penerbit Mizan, dibuat Lingkar Pena Publishing House sebagai penerbit karya-karya FLP. Helvy diminta menjadi Direktur dari PT Lingkar Pena Kreativa yang mewadahi kerjasama tersebut, hingga 2011.
 
Kini FLP beranggotakan ratusan ribu orang yang tersebar di 150 kota di Indonesia dan mancanegara. Bersama teman-temannya di FLP, Helvy mendirikan dan mengelola “Rumah baCA dan HAsilkan karYA” (Rumah Cahaya) yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. SelamaDalam 15 tahun keberadaannya, FLP di seluruh Indonesia telah mengadakan pelatihan menulis setiap minggu, dengan peserta hingga saat ini mencapai jutaan orang. Bekerjasama dengan puluhan penerbit, FLP meluncurkan ribuan judul buku, termasuk diantaranya karya para pekerja rumah tangga (PRT) di [[Hong Kong]] yang tergabung dalam FLP Hong Kong. Di samping secara kuantitas jumlah penulis Indonesia bertambah pesat dengan adanya forum ini, secara kualitas ternyata para anggota FLP mampu menjadi pemenang berbagai kompetisi penulisan bergengsi di tingkat nasional,. dariMisalnya mulaimenjuarai lomba menulis yang diadakan Badan Bahasa, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Depdiknas/ Depdikbud, [[IKAPI]], Jakarta International Literary Festival, Lomba Novel Republika, Lomba menulis naskah drama [[Federasi Teater Indonesia]], Sayembara Novel [[DKJ]], Khatulistiwa Literary Award sampai Mastera,Penghargaan dll.Majelis Sastra KeberadaanAsia FLPTenggara menggugah para pengarang senior seperti Pipiet Senja(Mastera), [[Gola Gong]], Fahri Asiza dan Boim Lebon bergabung untuk turut menjadi relawan FLPdll. [[Taufiq Ismail]]Ini bahkanmenjawab mengatakantudingan bahwamiring FLPsegelintir adalahorang hadiahyang Tuhanmenyebut bagipara Indonesia, sedangkan kritikus [[Maman S. Mahayana]] berkataanggota FLP telahsebagai menorehkan tinta emas dalam sejarah"mualaf sastra Indonesia. Karena keberhasilan FLP dalam program 'Indonesia Menulis' tersebut, tahun 2008, FLP meraih Danamon Award--sebuah penghargaan tingkat nasional bagi mereka" yang dianggapmenghasilkan sebagaiantara pejuang, dan secara signifikan dianggap berhasil melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat sekitar, terutama kalangan muda, perempuan dan dhuafa. [[Koran Tempo]] menyebut Helvylain: "Lokomotifsastra Penulis Muda Indonesiababu" (2003).
Keberadaan FLP juga menggugah para pengarang senior seperti Pipiet Senja, [[Gola Gong]], Fahri Asiza dan Boim Lebon untuk bergabung dan turut menjadi relawan FLP. [[Koran Tempo]] menyebut Helvy "Lokomotif Penulis Muda Indonesia" (2003). [[Taufiq Ismail]] bahkan mengatakan bahwa FLP adalah hadiah Tuhan bagi Indonesia (2002), sedangkan kritikus [[Maman S. Mahayana]] berkata FLP telah menorehkan tinta emas dalam sejarah sastra Indonesia (2007). Karena keberhasilan FLP dalam program 'Indonesia Menulis' tersebut, tahun 2008, FLP meraih Danamon Award--sebuah penghargaan tingkat nasional bagi mereka yang dianggap sebagai pejuang, dan secara signifikan dianggap berhasil melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat sekitar, terutama kalangan muda, perempuan dan dhuafa.
 
===Karir Menulis===