Lie Kim Hok: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 35:
Lie Kim Hok memperoleh pendidikan bahasa [[Melayu]] dari seorang [[pendeta]] Belanda. Berkat pendidikannya tersebut, ia mampu menyajikan karya-karyanya dengan bahasa yang rapi. Bahkan, Lie mampu mendokumentasikan berbagai peraturan dan cara menggunakan bahasa Melayu Rendah, yang merupakan cikal bakal [[bahasa Indonesia]]. Karyanya tersebut diberi judul Melayu Betawi: ''Kitab dari hal perkataan-perkataan Malayu hal memecdah ujar-ujar Malayu dan hal pernaken tanda-tanda baca dan huruf-huruf besar'' (1884) serta ''Kitab Eja''. <ref name="LKH2">{{id}} ''Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia''. Jilid 1. Penyunting Marcus A.S.; Pax Benedanto. Myra Sidharta. Sinar Harapan, 1989, Jakarta. Halaman 59.</ref>
 
Lie Kim Hok juga terkenal pandai melukis. Dinding rumahnya terhias gambar-gambar lukisannya, hingga menarik perhatian ahli lukis terkenal [[Raden Saleh Sjarif Bastaman]] (1914-1880) pada waktu itu tinggal di Bogor, menerima Lie Kim Hok sebagai muridnya, setelah melihat dua lukisan pemuda itu, sebuah potret sebatas dada dari Kaisar Thong Tie dan sesisir pisang emas di sebuah piring. Raden Saleh menganjurkannya untuk belajar menggambar di Eropa. Tapi ibu Lie Kim Hok berkeberatan berpisah dengan anaknya. <ref name="LKH4"> [[Tio Ie Soei]]. Lie Kim Hok (1853-1912). Bandung, 1958, L.D. Good Luck. halaman 41 </ref>
 
Lie mendirikan perusahaan percetakan Drukkerij Loe KimHok & Co. (1885) di Bogor. Banyak buku-buku cerita Tionghoa dicetak dan diterbitkan percetakannya. Buku-buku terbitannya banyak dibicarakan oleh dan dipuji oleh segolongan kecil pembaca Melayu rendah. Ia pindah ke [[Jakarta]] bergabung sebagai wartawan pada ''Pemberita Betawi'' (1886) kemudian menjadi pemimpin redaksinya. Lie juga banyak membantu surat-surat kabar dengan menerbitkan dan membuat tulisan. Pada akhir tahun hidupnya, ia hanya membantu dua surat kabar yang terbit di [[Jakarta]], yakni ''Perniagaan (''Siang Po'') (1903-1942) dan ''Sin Po'' (sejak 1910). <ref name="LKH6"> Tio Ie Soei. Lie Kim Hok (1853-1912). Bandung, 1958, L.D. Good Luck. halaman 49-51 </ref>