Pertarungan Monyet dan Kepiting: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Midori (bicara | kontrib)
Midori (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 8:
Kepiting pulang ke sarangnya, dan segera menanam biji kesemek itu sambil bernyanyi, "Cepatlah bertunas biji kesemek. Kalau tidak, aku akan memotongmu dengan capitku!" Pohon kesemek tumbuh dengan cepat dan berbuah dengan lebatnya. Namun kepiting tidak bisa memanjat pohon untuk mengambil buah kesemek. Datang si monyet licik yang menggantikan kepiting memanjat pohon. Kesemek dimakannya sendiri. Kepiting tidak mendapat bagian kesemek sebuah pun. "Ayo cepat ambilkan juga untukku!" begitu kata kepiting. Monyet memetik buah kesemek yang masih hijau, lantas melemparkannya ke arah kepiting. Lemparan kesemek mengenai badan kepiting hingga anak-anak kepiting yang sedang dikandungnya lahir sebelum waktunya. Kepiting terluka hingga akhirnya mati.
 
Anak-anak kepiting bermaksud menuntut balas kematian induknya. Mereka pergi ke rumah monyet dibantu oleh [[kastanye]], [[lesung]], [[lebahtawon]], dan [[kotoran]] [[sapi]]. Kastanye menunggu kedatangan monyet sambil bersembunyi di dalam abu perapian. LebahTawon bersembunyi di dalam [[ember]] kayu. Kotoran sapi bertiarapbersiaga di lantai tanah, dan lesung menanti di atap rumah.
 
Setelah sampai di rumah, monyet licik menyalakan [[perapian]] untuk menghangatkan diri. Kastanye pecah terkena panas api, dan pecahannya mengenai monyet hingga dia menderita luka bakar. Dengan tergesa-gesa monyet berusaha mendinginkan lukanya dengan siraman air. Namun di dalam ember sudah menunggu lebahtawon yang langsung menyengatnya. Monyet terkejut dan melarikan diri ke luar. Ia jatuh terpeleset kotoran sapi. Dari atas atap jatuh lesung yang menimpa kepalanya hingga si monyet mati. Anak-anak kepiting berhasil menuntut balas kematian induk mereka.
 
==Variasi==
[[Berkas:Crab and the Monkey Emaki 2.jpg|thumb|Dalam versi cerita yang lain, anak kepiting sewaktu membalas dendam dibantu oleh [[lesung]], [[ular]], [[lebahtawon]], [[konbu]], dan [[pisau dapur]].]]
Dalam versi yang diperhalus untuk anak-anak zaman sekarang, kepiting dan monyet digambarkan terluka dan tidak sampai mati.<ref name=kisah /> Versi yang banyak beredar umumnya berakhir dengan perdamaian. Monyet menyesali kesalahannya dan hidup akur bersama kepiting.
 
Pada versi yang jauh berbeda, monyet membantu kepiting memanjat pohon untuk memetik buah kesemek. Kepiting memperdaya monyet dengan memintanya untuk menggantung [[keranjang]] berisi buah kesemek pada sebuah [[dahan]]. DahanKeranjang pohonitu kesemekjatuh mudahke patahtanah hinggakarena keranjangdahan itupohon jatuhkesemek kedikenal tanahmudah patah. Keranjang penuh berisi buah kesemek langsung dibawa kepiting masuk ke dalam lubang. Monyet meminta bagiannya, tapi kepiting tidak mau memberinya. Monyet marah dan mengancam akan membuang air besar di lubang sarang kepiting. Ketika monyet hendak membuang air besar, bokongnya disepit oleh kepiting. Sejak itu pula, monyet tidak berbulu pada bagian yang pernah disepit oleh capit kepiting.
 
Novelis [[Ryunosuke Akutagawa]] menulis sebuah cerpen berdasarkan cerita ini. Dalam cerpen {{nihongo|''Saru Kani Gassen''|猿蟹合戦}} yang ditulisnya, kepiting ditangkap polisi karena membunuh monyet, dan dihukum mati.<ref>{{cite web |url=http://www.aozora.gr.jp/cards/000879/card140.html |title=猿蟹合戦 |author=Ryunosuke Akutagawa |date= |work= |publisher=Aozora Bunko |accessdate=2012-04-18}}</ref>