Wen Tianxiang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: zh-classical:文天祥 adalah artikel bagus
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di awal tahun +pada awal tahun); kosmetik perubahan
Baris 5:
Tahun [[1278]], setelah kekuatan Song di daratan tersapu bersih Wen ditangkap pasukan [[Yuan]] ([[Mongol]]) dibawah pimpinan [[Kubilai Khan]]. Dia lalu dibawa ke [[Beijing]] dan dikenai tahanan rumah. Disana Wen diperlakukan baik dan diberi hadiah-hadiah karena Kubilai menginginkan Wen bekerja padanya, dia menjanjikan jabatan penting dalam pemerintahannya, selain itu Kubilai menganggap Wen sebagai orang yang berpengaruh sehingga dapat dipakai untuk mengambil hati orang Han dan sisa-sisa tentara Song agar tunduk pada Mongol. Namun tawaran ini ditolak mentah-mentah oleh Wen. Selama masa tahanan rumahnya, Wen menulis puisinya yang terkenal ''“Lagu Kebenaran”'' dan ''“Melewati Lingdingyang”.''
 
Setelah empat tahun dibujuk dengan berbagai cara tanpa hasil, suatu hari dipada awal tahun [[1283]], Kubilai secara pribadi mengunjungi Wen dan menanyakan apa yang diinginkannya. Wen menjawab tegas bahwa dia tidak akan pernah melayani dua tuan dan yang dia inginkan hanyalah kematian. Habis kesabaran, Kubilai memerintahkan hukuman mati untuknya keesokan harinya. Namun belakangan dia menyesal karena keputusannya yang terburu-buru menghukum mati Wen, dia menunjukkan dukacitanya terhadap Wen dengan berpuasa.
 
Wen sebenarnya mempunyai dua orang putra, namun keduanya mati muda, maka dia mengadopsi ketiga putra adiknya. Dia berpesan pada ketiganya agar tetap meneruskan perlawanan terhadap Dinasti Yuan dan membentuk kelompok perlawanan. Wen Tianxiang dianggap sebagai salah satu simbol kesetiaan dan patriotisme bagi orang Tiongkok. Tulisan-tulisan dan pemikirannya banyak dipakai sebagai bahan pengajaran di sekolah-sekolah hingga kini.
Baris 29:
[[Kategori:Tokoh Dinasti Song|Wen, Tianxiang]]
[[Kategori:Tokoh yang dihukum mati|Wen]]
 
{{Link GA|zh-classical}}