Silae, Ulujadi, Palu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Kanabekobaton (bicara | kontrib)
k ←Mengganti halaman dengan '{{kelurahan | nama = Silae | peta = | provinsi = Sulawesi Tengah | dati2 = Kota | nama dati2 = Palu | kecamatan = Palu Barat | kelurahan = kelurahan | nama pemimpin...'
Baris 1:
{{kelurahan
| nama = Silae
| peta =
| provinsi = Sulawesi Tengah
| dati2 = Kota
| nama dati2 = Palu
| kecamatan = Palu Barat
| kelurahan = kelurahan
| nama pemimpin =
| luas =-
| penduduk =-
| kepadatan =-
}}
'''Silae''' adalah salah satu [[kelurahan]] di [[Kecamatan]] [[Palu Barat, Palu|Palu Barat]], [[Kota Palu]], [[Sulawesi Tengah]], [[Indonesia]].
 
{{Kecamatan Palu Barat}}
'''A.Sejarah singkat tentang kelurahan silae'''--[[Istimewa:Kontribusi pengguna/125.162.224.202|125.162.224.202]] 15 April 2012 12.03 (UTC) :
{{Kelurahan-stub}}
Penamaan Daerah biasanya di hubungkan dengan sesuatu atau kondisi daerah tersebut yang hidup dalam masyarakatnya dengan kalimat lain penamaan daerah biasanya disesuaikan kondisi lingkungan,Alam di sekitanya dan umum diketahui oleh masyarakat.
Pandangan tersebut di atas,dapat dibuktikan ketika kita membaca menguraikan sejarah merupakan gambaran yang lengkap terjadi dari kenyataan – kenyataan yang dapat memberikan gambaran atau pandangan tertentu mengenai peristiwa masa lalu,Sejarah adalah laksana cermin atau gambaran Masyarakat tertentu sehingga orang mengerti tentang masa lalu.
Dalam budaya tutur masyarakat tanah Kaili sangat dikenal sebuah istilah yang disebut dengan “ Notutura” , notutura bermakna ; menyampaikan sesuatu hal yang dianggap penting kepada orang lain dengan cara bertutur atau menyampaikan secara lisan yang dalam bahasa Kaili disebut “ potutura”. Notutura ini tidak sama dengan sekedar bercerita, sehingga apabila ada orang tua yang akan menyampaikan potutura maka harus didengarkan secara seksama oleh orang yang mendengarkan karena di dalamnya banyak pesan-pesan moral yang akan dapat diambil hikmah dan manfaatnya.
Menurut potutura yang berkembang pada masyarakat Kelurahan Silae hinggga sekarang ini, Bahwa kelurahan silae pada mulanya terbagi ada di tiga wilayah adat Wailayah = wilayah adat tersebut menjadikan aktivitas social masyarakat yang ada di Kelurahan silae sampai sekarang ini
Terbentuknya satu wilayah adat “ TONGGO “ adalah aktivitas petani yang membuka lahan di wilayah tersebut di mana pada zaman itu aktivitas masyarakat dari beberapa kampung meliputi,Kampung lere,kampung kamonji,kampong Baru,kampong boyaoge untuk membuka lahan pertanian sehingga dalam percakapan atau istilah masyarakat ada sang keluarag bertanya misalnya mau kemana..? dalam dialek bahasa kailinya hau ri umba,,,??? hau motonggo
Yang artinya” mau kemana? Mau pergi memacul,”dalam istilah inilah terbentuk satu komunitas masyarakat serta wilayahnya yang mereka sebut “ TONGGO”
Wilayah Adat “ KALUKU TOLE “hal ini pada wilayah adat tersebut di jadikan aktivitas seseorang untuk menanam pohon kelapa orang tua tersebut bernama “NTOLE”pada zaman itu orang tua inilah membuka lahan pertama di wilayah tersebut,sehingga pada zaman itu di mana peristiwa – perisriwa sejarah tutur sehingga istilah ini selalu di kenang oleh masyarakat sehingga penamaan wilayah adat tersebut bernama “KALUKU TOLE “
Berdirinya suatu wilayah adat tidak terlepas dari peristiwa – peristiwah masa lalu yang akan di lakukan seseorang sehingga nama daerah Silae dulu disebut dengan “AVO SALAE “ atau “ LAENA “ di mana wilayah tersebut di tanami oleh orang tua dengan bibit bambu, sehingga daerah tersebut oleh masyarakat sekitarnya di kenal dengan penghasil bambu,pada zaman itu aktivitas masyarakat pergi berkebun atau melakukan aktivitas rumah tangga mereka pergunakan seruas bambu untuk mengambil air di kerenakan pada zaman itu masyarakat belum mengenal periuk atau semacamnya untuk menampung air,yang di sebut orang tua dulu “SIMBUA”daerah yang di Tanami bambu tersebut antara perbatasan wilayah adat “SALUNTUVA”Desa kalora sekarang ini,dan silae yang di kenal masyarakat selama ini “DAE BUGI”dae bugi sendiri adalah nama salah satu tokoh masyarakat yang ada di silae.dari luasnya daerah wilayah adat tersebut tidak di tunjang dengan jumlah penduduk pada zaman itu sehingga oleh tokoh – tokoh masyarakat yang ada di lingkungan wilayah adat tersebut membangun satu desa yang di sepakati bernama “NGATA SILAE “Silae sendiri dari asal kata “ AVO SALAE” atau “LAENA “ yang artinya “SERUAS BAMBU “
Ngata Silae terletak di pinggiran pantai Teluk Palu Seiring bergulirnya waktu Ngata silae berubah menjadi Desa Silae yang menjadi bagian dari Wilayah kecamatan Palu Barat dan Kota palu maka secara otomatis Silae berubah menjadi Kelurahan Pada Tanggal 1 Januari 1981. dan berdasarkan peraturan pemerintah No. 18 tahun 1978 Dengan ditetapkannya Silae sebagai Kelurahan Wilayah Kecamatan Palu Barat Kota Administratif Palu sampai menjadi kota madya palu.
 
Tabel I
Nama-Nama Yang pernah menjadi pemimpin
di Kampung/kelurahan Silae ( Tahun 19… tahun 2011 )
 
No N a m a Masa Bakti
1. Lajiwa 1929 - 1934
2. Todi 1935 - 1937
3. Panampi 1938 - 1946
4. Lahudaeda Lanuhu 1947 - 1951
5. Samaidi, Larotja 1952 - 1969
6. Lahudaeda Lanuhu 1970 - 1977
7. Indra L.Lanuhu,BA 1978 - 1980
8. Indra L.Lanuhu,BA 1981 - 1983
9. Karim,DS 1984 - 1986
10. Zainudin Hi.Lahidu 1987 - 1988
11. Hamlan Tada Gimpu 1989 - 1991
12. Hasanuddin Toto 1992 - 1994
13. Firman Usman 1995 - 1997
14. Surya Indagni 1998 - 2000
15. Hasanuddin Hi.Mahi 2001 - 2002
16 Irni yusnita Tandju,S.STP 2002 - 2003
17 Drs.Muh.Rizal Kono 2005 - 2006
18 Sahran Asnawi,BA 2006 - 2007
19 Burhan harun 2007 - 2008
20. Hamsi Rudji 2008 - 2010
22 Moh.Nur Sidik,S.STP 2010 - 2011
23 Hazairin Djabido 2011 sampai sekarang
Sumber : Kantor Kelurahan Silae . 2011
 
'''B.Keadaan Geografis'''
 
Kelurahan Silae adalah salah satu dari 15 (lima belas) kelurahan di Kecamatan Palu Barat Kota d Palu. Ada 5 (lima) kelurahan di Kecamatan Palu Barat yang merupakan daerah pesisir yaitu Kelurahan Watusampu, Kelurahan Buluri, Kelurahan Tipo, Kelurahan Silae dan Kelurahan Lere. Kelurahan Silae berjarak 3 ( tiga ) km. dari Ibu Kota Palu. dengan dengan luas wilayah 7 km2 atau 700 ha( 731 Ha ) Memanjang dari arah Utara ke Selatan yakni 3Km dan melebar dari arah timur ke Barat yakni 2,34Km. Yang secara administratif memiliki 4 (Empat) Lingkungan , 4 (empat RW ) dan 17 (tuju belas) RT. Dengan perbatasan wilayah sebagai berikut :
 
1. sebelah utara berbatasan dengan kelurahan tipo
2. sebelah timur berbatasan dengan teluk palu dan Kelurahan Lere
3. sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan kabonena
4. sebelah barat berbatasan dengan desa kalora kec.kinovara kab.sigi
Kelurahan Silae terbagi atas empat Lingkungan meliputi:
1.Lingkungan “Tonggo “terdiri dari 3 RT dan 1 RW
Dalam Budaya tutur pengertian Masyarakat silae ,Wilaya Adat “TONGGO “ dalam pengertiannya pergi memacul yang dulunya menjadi tempat aktifitas masyarakat petani dalam bercocok tanam di wilayah tersebut,
 
2.Lingkungan “ Silae Atas” atau “ Vatu penanda terdiri dari 5 RT dan 1 RW
Dalam Budaya tutur Pengertian Masyarakat Silae.Wilayah Adat silae seperti yang di kemukakan sebelumnya “ AVO SALAE “atau “LAENA”yang artinya seruas bambu dalam budaya tutur biasanya masyarakat menyebutnya Vatu Penanda pada saat itu Silae dilanda kemaru panjang sehingga peternak yang ada di wilayah tersebut sulit untuk mendapatkan air untuk gembalanya tapi di wilayah tersebut ada batu yang besar berlubang yang bias menampung air sehingga masayarakat di sekitanya menamakan “VATU PENANDA “
 
3.Lingkungan “Kaluku Tole” terdiri dari 3 RT dan 1RW
Dalam Budaya tutur Pengertian Masyarakat silae,Wilayah Kaluku tole pada masa itu ada seorang totua nu ngata yang bernama “ TOLE” berprofesi sebagai petani yang menanam Kelapa di lingkungan tersebut
4.Lingkungan “Buwu Mporapi “ terdiri dari 6 RT dan 1 RW
Dalam Budaya tutur Pengertian Masyarakat Silae,di Wilayah tersebut “ BUVU MPORAPI” masi berada di wilayah adat ‘KALUKU TOLE’ Buvu Mpporapi atau dalam bahas indonesianya sumur kembar yang menjadi interaksi social masyarakat sekitarnya untuk di konsumsi, serta mandi dan mencuci pakaian setiap harinya,dan saat ini wilayah tersebut menjadi satu pemukiman Perumahan dengan nama “BTN SILAE”
 
Secara Topografi Kelurahan Silae merupakan daerah pesisir (Coastal Area) yang berada di bagian barat dalam kawasan teluk Palu, yang memanjang dari Utara ke Selatan, merupakan jalan poros yang menghubungkan Banawa dan Palu, berada pada ketinggian 10 – 250 meter di atas permukaan laut. Ketinggian rata-rata 25 meter. dari permukaan laut Kelurahan Silae memiliki dataran 85 % (delapan puluh lima persen) Perbukitan 15 % (sepuluh persen)
Secara astonomis Kelurahan Silae terletak pada posisi Koordinta : LS 00”52’28,9” dan BT 119”49”48,8” .Seperti halnya dengan Kota Palu, Kelurahan Silae memiliki 2 (dua) musim yaitu musim panas dan musim hujan. Musim panas terjadi antara bulan April – September, sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Oktober - Maret. Rata – rata suhu udara adalah 26, 60oC (dua puluh enam koma enam puluh derajat celcius). Suhu udara terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu 25,70oC (dua puluh lima koma tujuh puluh derajat Celcius) sedangkan suhu udara tertinggi yaitu 27,10oC (dua puluh tujuh koma sepuluh derajat celcius.)
Kelembaban udara tertinggi, terjadi pada bulan Agustus yang mencapai 83 % (delapan puluh tiga persen) sedangkan kelembaban udara terendah terjadi pada bulan Februari yaitu 75 % (tujuh puluh lima persen).
Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Agustus yaitu 199 mm (seratus sembilan puluh sembilan milimeter) sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Oktober yaitu 12,80 mm.(dua belas koma delapan puluh milimeter).
Kecepatan angin rata-rata berkisar 3 – 5 (tiga sampai lima) knots yang pada umumnya berhembus dari arah utara.
 
Mata pencaharian masyarakat Kelurahan Silae sangat beragam, keberagaman mata pencaharian tersebut disebabkan oleh beberapa hal yang secara topografi mempengaruhi mata pencaharian masyarakatnya:
1. Wilayah Kelurahan Silae merupakan daerah pegunungan sehingga sangat potensial dijadikan daerah perkebunan. Masyarakat kelurahan Silae memanfaatkan potensi ini dengan menanam ubi kayu jagung dan kelapa di samping tanaman lainnya.
Wilayah Kelurahan Silae juga merupakan daerah pesisir sehingga sangat potensial dijadikan sebagai daerah nelayan. Konflik nelayan yang pernah terjadi, mengakibatkan banyak nelayan yang berpindah profesi.
2. Wilayah Kelurahan Silae relatif dekat dengan pusat kota dan juga sebagai jalur utama menghubungkan Kota Donggala dan Kota Palu sehingga sangat potensial untuk mengembangkan sektor jasa dan usaha lainnya. Terutama sektor jasa transportasi dan jasa pertukangan.
3. Selain itu wilayah ini juga dapat dikembangkan menjadi pusat perdagangan. Dan pariwisata mengingat telah dibangunnya Hotel,tempat rekreasi
Untuk lebih jelas mengenai Keragaman mata pencaharian masyarakat Kelurahan Silae , dapat dilihat pada tabel berikut:
 
Tabel XII
Mata Pencaharian masyarakat
di Kelurahan Silae
No. Mata Pencaharian Jumlah (jiwa)
1. Pelajar/Mahasiswa 1.004
2. Pensiunan 47
3. PNS 378
4. TNI 04
5. POLRI 34
6. PEDAGANG 18
7. PETANI/PEKEBUN 48
8. PETERNAK 03
9. NELAYAN 31
10. KONTRUKSI 01
11. TRANSPORTASI 8
12. KARYAWAN SWASTA 241
13. KARYAWAN BUMN 18
14 KARYAWAN BUMD 2
15 KARYAWAN HONORER 74
16 BURUH HARIAN LEPAS 149
17 BURUH TANI PEKEBUN 10
18 BURUH NELAYAN 10
19 PEMBANTU RUMAH TANGGA 16
20 TUKANG CUKUR 1
21 TUKANG LISTRIK 1
22 TUKANG BATU 37
23 TUKANG KAYU 16
24 TUKANG LAS PANDAI BESI 2
25 TUKANG JAHIT 12
26 PENATA RIAS 2
27 MEKANIK 5
28 TABIB 1
29 PARAJ 1
30 IMAM MESJID 2
31 WARTAWAN 2
32 JURU MASAK 1
33 ANGGOTA DPRD KOTA 1
34 DOSEN 22
35 GURU 63
36 PENGACARA 2
37 ARSITEK 2
38 KONSULTAN 2
39 BIDAN 4
40 PERAWAT 7
41 PENYIAR RADIO 1
42 PELAUT 1
43 PENELITI 1
44 SOPIR 60
45 PEDAGANG 17
46 PERANGKAT DESA 1
47 WIRASWASTA 418
48 LAINYA 2
Jumlah 5173
Sumber: Kantor Kelurahan Silae 2011
Tabel di atas menggambarkan bahwa penduduk Kelurahan Silae yang terdata secara statistik tercatat ada jiwa yang memiliki mata pencaharian, mata pencaharian masyarakat yang dominan adalah sebagai Buruh/swasta ada 625 jiwa, mereka bekerja sebagai buruh/Swasta di kota palu. Kemudian sebagai petani ada 20 jiwa,Penduduk yang bermata pencaharian sebagai pegawai negeri sipil ada 451 jiwa, yang pada umumnya bekerja di instansi pemerintah di wilayah Kota palu dan kabupaten Donggala. sedangkan sebagai nelayan tercatat ada 42 jiwa.
D.Kelurahan Silae dalam konsep kedepan serta organisasi
kelurahan silae untuk perencanaan tiga tahun kedepan menfokuskan dalam bidang pembangunan,ekonomi serta peningkatan sumberdaya manusia dengan konsep :
1. wilayah depan di fokuskan untuk pembangunan pariwisata dan peningkatan sumber daya manusia serta ekonomi nelayan.
2. wilayah tengah di fokuskan untuk pembangunan perumahan penduduk serta aktifitas sosial masyarakat
3. wilayah belakang di fokuskan untuk penghijauan dan perbaikan drainase menghubungkan hulu dan hilir, hal ini untuk mensinergikan visi walikota palu bersih dan hijau atau biasa di sebut green n cleen, sementara jumlah organisasi yang berada di kelurahan silae sebanyak 10 non pemerintah dan satu lembaga kelurahan diantaranya
 
'''1. Lembaga kelurahan silae'''
dengan visi : mewujudkan kelurahan silae yang unggul dan kompotatif dalam berusaha menciptakan pemukiman yang bersih tertib dan aman meningkatkan derajat pendidikan dengan dukungan sarana prasarana yang memadai
2. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat mosangu singgani kelurahan silae
dengan visi : bersatu untuk bersama
• misi :meningkatkan sumber daya manusia untuk kemandirian masyarakat
• mempersatukan seluruh lembaga / organisasi untuk mencapai tujuan kesejateraan masyarakat
• menjunjung tinggi nilai – nilai kebudayaan masyarakat
• menjadikan pelopor dalam kepentingan seluruh masyarakat
 
3. Lembaga Pos Daya Nosara kelurahan silae
dengan visi : pemberdayaan untuk perubahan
• misi:mempererat kerja sama antar organisasi kemasyarakatan
• mendorong budaya ke gotong – royongan
• meningkatkan sumber daya manusia untuk kemandirian
4. PKK kelurahan silae
5. kelompok nelayan uve makuni Kelurahan silae
dengan visi : sakaya banuaku tasi katuvuaku (perahu rumahku laut kehidupanku)
6. Karang Taruna Idonesia kelurahan silae
7. Remaja masjid Kelurahan Silae
8. wia
9. dasawisma
10.majelis ta’lim
11.posyandu
lembaga – lambaga di atas di fokuskan untuk pembinaan kemasyarakatan dilakukan berupaya untuk lebih meningkatkan kualitas hidup masyarakat, keimanan dan ketaqwaan serta hubungan kekeluargaan sehingga tercipta harmonisasi dan kerukunan, hal ini di maksudkan untuk mempererat jalinan tali silaturahmi antara masyarakat dengan masyarakat dan masyarakat dengan pemerintah.
 
 
Nama – Nama Tim Penyusun
NO N A M A J A B A T A N TANDA TANGAN
1 Hazairin Lurah
2 Ir.Dharma Gunawan,M.Si Ketua LPM
3 Jayadin Juhaepa,S.Sos Sekretaris LPM
4 Irham S.Larotja Ketua RW 02
5 Hamsi Rudji Ketua Bang kamdes
6 Indra L Lanuhu Tokoh Masyarakat
7 Haerudin Hado Ketua Adat
9 Usman Latji Tokoh Agama
10 Arwin Tadogi Ketua RT
11 Namrudin Ketua RT
12 Arianto Ketua RT
13 Abd.Rahman Ketua RT
14 Juanda Tokoh Masyarakat
15 Drs.Endi Wasa Ketua RT
16 Mahasiswa KKN ank 63 Mahasiswa