Pembicaraan:Kabupaten Banggai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 43:
32.Nurdin Daud (1940-1941)
33.H.Sjoekoeran Aminuddin Amir (1941-1959). Raja terakhir ini pernah menjabat sebagai Kepala Pemerintahan Negeri (KPN) Swapraja Banggai 1952 s/d 1959, setelah mnjadi Daerah Kab. Dati II Banggai, raja SA.Amir menjabat sebagai wakil rakyat Kab.Banggai di MPR-S (1960-1984, sampai beliau wafat. Pada Masa Kabupaten Banggai, terbentuk tanggal 4 Juli 1959, berdasarkan UU no.29/1959 tentang Pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi, Daerah ini telah dipimpin sebanyak tigas belas Bupati dari Bupati pertama Bidin (1959), sampai Bupati ke 13 H.M.Sophian Mile,SH,MH. (2011-2016).......
Dalam Buku Sejarah Kab. Banggai, penulis Haryanto Djalumang, terungkap bahwa suku asli daerah ini adalah pertama suku Loinang (selama ini kita kenal dengan nama Saluan), kedua suku Balantak dan ketiga suku Andio (Masama). Suku asli Loinang masih ada dan menyebar di wilayah Lingketeng, Baloa, Buyangge, pegunungan Tompotika dan suku asli Balantak serta andio masih menetap disekitar gunung totolu. Hasil studi Kepustakaan dari Buku Sejarah ini memperlihatkan bahwa Bangsa eropah banyak menulis daerah ini, antara lain, Dr.JJ.Dormier (1945) Banggaisech adatreacht; Dr.Alber C.Cryut (1931)De Voersten Van Banggai, De To Loinang van den oostarm Van Celebes, De Balantak Studi Van Celebes; E.Goedhat (1908) Dri landschappen in Celebes; Francois Valintjn (1726) Oud en Nieuw Oost Indien,... disamping studi Kepustakaan, Buku Sejarah Kabupaten Banggai oleh penulisnya dilakukan Wawancara kepada tokoh-tokoh masyarakat, pimpinan Lembaga Adat, yang mengerti dan mengetahui persis sejarah Kabupaten Banggai......
|