Sega jamblang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ariyanto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Ariyanto (bicara | kontrib)
Baris 4:
==Menu==
Menu yang tersedia biasanya antara lain [[sambal goreng]], [[tahu]] sayur, [[paru-paru]] (pusu), [[semur hati]] atau [[daging]], [[perkedel]], [[sate kentang]], telur dadar/[[telur goreng]], telur masak sambal goreng, [[semur ikan]], [[ikan asin]], [[tahu]] dan [[tempe]].
== Sejarah ==
Sega Jamblang adalah makanan khas Cirebon yang pada awalnya diperuntukan bagi para pekerja paksa pada zaman Belanda yang sedang membangun [[jalan raya Daendels]] dari [[Anyer ke Panarukan]] yang melewati wilayah [[Kabupaten Cirebon]], tepatnya di [[Desa Kasugengan]]. Sega Jamblang saat itu dibungkus dengan daun jati, mengingat bila dibungkus dengan daun pisang kurang tahan lama sedangkan jika dengan daun jati bisa tahan lama dan tetap terasa [[pulen]]. Hal ini karena daun jati memiliki pori-pori yang membantu nasi tetap terjaga kualitasnya meskipun disimpan dalam waktu yang lama.
Sega Jamblang adalah makanan khas Cirebon yang pada awalnya diperuntukan bagi para pekerja paksa pada zaman Belanda yang sedang membangun [[jalan raya Daendels]] dari [[Anyer ke Panarukan]] yang melewati wilayah [[Kabupaten Cirebon]], tepatnya di [[Desa Kasugengan]].{{citation needed}}
Keberadaan Sega Jamblang sebagai makanan khas Cirebon, tentunya tidak bisa dilepaskan dari sosok salah satu pedagangnya yang cukup tersohor, yaitu MANG DUL. Nasi Jamblang Mang Dul cukup dikenal oleh masyarakat Cirebon, bukan hanya bagi masyarakat kebanyakan, tetapi juga menyentuh kalangan pejabat. Hampir semua Kepala Daerah, baik itu walikota atu bupati Cirebon, pernah singgah di warung Sega Jamblang Mang Dul. Bahkan beberapa [[selebritis]] ibukota, jika singgah di Kota Cirebon, selalu menyempatkan mampir ke warung nasi ini. Sentra makanan Sega jamblang di Kota Cirebon saat ini terletak di wilayah [[Gunung Sari]], sekitar [[Grage]] Mall. Warung ini tidak pernah tutup alias buka 24 jam.
 
Sega Jamblang adalah makanan khas Cirebon yang pada awalnya diperuntukan bagi para pekerja paksa pada zaman Belanda yang sedang membangun [[jalan raya Daendels]] dari [[Anyer ke Panarukan]] yang melewati wilayah [[Kabupaten Cirebon]], tepatnya di [[Desa Kasugengan]]. Sega Jamblang saat itu dibungkus dengan daun jati, mengingat bila dibungkus dengan daun pisang kurang tahan lama sedangkan jika dengan daun jati bisa tahan lama dan tetap terasa [[pulen]]. Hal ini karena daun jati memiliki pori-pori yang membantu nasi tetap terjaga kualitasnya meskipun disimpan dalam waktu yang lama.{{fact}}
 
Walaupun menunya sangat beraneka ragam, namun harga makanan ini relatif sangat murah. Karena pada awalnya makanan tersebut diperuntukan bagi untuk para pekerja buruh kasar di [[Pelabuhan]] dan kuli angkut di jalan [[Pekalipan]].
 
==Lihat pula==
Aneka masakan dari nasi: