Musik Minang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 20:
Pada waktu sejak dibuka Terusan Suez terjadi arus migrasi orang Arab dan Mesir masuk Hindia Belanda tahun 1870 hingga setelah 1888, mereka membawa alat musik Gambus dan bermain Musik Arab. Pengaruh ini juga bercampur dengan musik tradisional dengan syair Gurindam dan alat musik tradisional lokal seperti [[gong]], [[saluang]], [[serunai]], [[rebana]], [[talempong]], [[biola]], dlsb.
 
Kemudian sekitar tahun 1955 lahir Musik Minang Modern, tentu saja gaya permainan musik ini sudah jauh berbeda dengan asalnya sebagai Qasidah, karena perkembangan masa ini tidak hanya menyanyikan syair Gurindam, tetapi sudah jauh berkembang sebagai musik hiburan nyanyian dan pengiring [[Tari Pasambahan]], [[Tari Piring]], [[Tari Payung]], [[Tari Serampang Duabelas]] khas [[Orang Minang]] pesisir barat [[Sumatera]].
 
Dengan perkembangan teknologi elektronik sekitar setelah tahun 1950, maka mulai diperkenalkan pengeras suara, gitar elektrik, bahkan perkembangan keyboard. Dan tak kalah penting adalah perkembangan industri rekaman sejak tahun 1950 oleh [[Lokananta]] dan ''Irama''.