Mitos: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Mitos''' ({{lang-el|μῦθος|mythos}}) adalah cerita [[prosa]] [[rakyat]] yang menceritakan kisah berlatar masa lampau, mengandung penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan makhluk di dalamnya, serta dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Dalam pengertian yang lebih luas, mitos dapat mengacu kepada [[cerita tradisional]].{{sfn|Kirk|1984|p=57}}{{sfn|Kirk|1973|p=74}}{{sfn|Simpson|1976|p=3}} Pada umumnya mitos menceritakan terjadinya [[alam semesta]], dunia dan para makhluk penghuninya, bentuk [[topografi]], kisah para makhluk supranatural, dan sebagainya. Mitos dapat timbul sebagai [[euhemerisme|catatan peristiwa sejarah yang terlalu dilebih-lebihkan]], sebagai [[alegori]] atau [[Pemikiran mitopea|personifikasi]] bagi fenomena alam, atau sebagai suatu [[mitos dan ritual|penjelasan tentang ritual]]. Mereka disebarkan untuk menyampaikan pengalaman [[religius]] atau ideal, untuk membentuk model sifat-sifat tertentu, dan sebagai bahan [[pedagogi|ajaran]] dalam suatu komunitas.
 
Klasifikasi [[mitologi Yunani|mitos Yunani]] terawal oleh [[Euhemerus]], [[Plato]] (''[[Phaedrus (dialog)|Phaedrus]]''), dan [[Sallustius]] dikembangkan oleh para [[neoplatonisme|neoplatonis]] dan dikaji kembali oleh para [[mitografi|mitografer]] [[Renaisans|zaman Renaisans]] seperti dalam ''[[Theologia mythologica]]'' ([[1532]]). [[Mitologi perbandingan]] [[abad ke-19]] menafsirkan kembali mitos sebagai evolusi menuju [[ilmu]] ([[E. B. Tylor]]), "penyakit bahasa" ([[Max Müller]]), atau penafsiran [[ritual]] [[sihir dan agama|magis]] yang keliru ([[James Frazer]]). Penafsiran selanjutnya menolak pertentangan antara mitos dan sains. Lebih lanjut lagi, [[mitopeia]] seperti [[fantasi (genre)|novenovel fantasi]], [[manga]], dan [[legenda urban]], dengan berbagai [[kanon (fiksi)|mitos buatan]] yang dikenal sebagai fiksi, mendukung gagasan mitos sebagai praktik sosial yang terus terjadi.
 
== Ciri khas ==
Pelaku utama yang diceritakan dalam mitos biasanya adalah para [[dewa]], manusia, dan pahlawan [[supranatural]].{{sfn|Bascom|1984|p=9}}<ref name = "mythfolk">"myths", ''A Dictionary of English Folklore''</ref>{{sfn|O'Flaherty|1975|p=78|ps=: "I think it can be well argued as a matter of principle that, just as 'biography is about chaps', so mythology is about gods."}} Sebagai kisah suci, umumnya mitos didukung oleh penguasa atau imam/pendeta yang sangat erat dengan suatu [[agama]] atau ajaran [[kerohanian]].{{sfn|Bascom|1984|p=9}} Dalam suatu masyarakat dimana mitos itu disebarkan, biasanya suatu mitos dianggap sebagai kisah yang benar-benar terjadi pada zaman purba.{{sfn|Bascom|1984}}<ref name = "mythfolk"/><ref name = "eliademyth">{{sfn|Eliade, ''Myths, Dreams and Mysteries'', |1963|p. =23</ref><ref>}}{{sfn|Pettazzoni, |1984|p. =102</ref>}} Pada kenyataannya, banyak masyarakat yang memiliki dua kategori kisah tradisional: "kisah nyata" atau mitos, dan "kisah dongeng" atau fabel.<ref>{{sfn|Eliade, ''Myth and Reality'', |1963|p. =10-11; }}{{sfn|Pettazzoni, |1984|p. =99-101</ref>}} Umumnya [[mitos penciptaan]] berlatar pada masa awal dunia, saat dunia belum berbentuk seperti sekarang ini,{{sfn|Bascom|1984|p=9}} dan menjelaskan bagaimana dunia memperoleh bentuk seperti sekarang ini<ref name{{sfn|Dundes|1984|p="dundesintro"/><ref name = "originmyth">1}}{{sfn|Eliade, ''Myth and Reality'', |1963|p.= 6</ref>}} serta bagaimana [[norma|tradisi]], [[lembaga]] dan [[tabu]] ditetapkan.{{sfn|Bascom|1984}}<ref name {{sfn|Eliade|1963|p= "originmyth"/>6}}
 
== Penggunaan istilah ==
{{See also|Legenda|Cerita rakyat}}
Istilah "mitologi" dapat mengacu kepada ''kajian'' mengenai mitos atau suatu ''himpunan atau koleksi'' berbagai mitos.{{sfn|Kirk|1984}} <ref>"myth", ''Encyclopædia Britannica''</ref> Sebagai contoh, [[mitologi lanskap]] adalah kajian mengenai pembentukan suatu [[bentang alam]] menurut mitos suatu bangsa, sementara [[mitologi HittiteHittit]] adalah himpunan mitos-mitos bangsa [[Hittitebangsa Hittit]]. Dalam [[folkloristika]], suatu "mitos" adalah kisah suci yang biasanya menjelaskan bagaimana dunia maupun manusia dapat terbentuk seperti sekarang ini,{{sfn|Dundes|1984}} "suatu kisah yang menguraikan pandangan fundamental dari suatu kebudayaan dengan menjelaskan aspek-aspek dunia alamiah dan menggambarkan praktek psikologis dan sosial serta pandangan ideal suatu masyarakat".{{sfn|Grassie|1998}} Banyak sarjana dalam bidang ilmu lainnya yang menggunakan istilah "mitos" dengan cara yang berbeda;{{sfn|Dundes|1996|p=147}}{{sfn|Doty|2004|p= 11-12}}{{sfn|Segal|2004|p= 5}} dalam pengertian yang lebih luas, istilah tersebut dapat mengacu kepada [[cerita tradisional]]{{sfn|Kirk|1984|p= 57}}{{sfn|Kirk|1973|p= 74}}{{sfn|Simpson|1976|p= 3}} atau—dalam percakapan sehari-hari—suatu [[hal salah kaprah]] dalam masyarakat atau suatu entitas [[imajinasi|khayalan]].<ref>{{cite book|title=[[Merriam-Webster]]'s Collegiate Dictionary|chapter=myth|page=770|edition=10th10|publisher=[[Merriam-Webster]], Inc|location=[[Springfield, Massachusetts]]|year=1993}}</ref>
 
Mitos erat kaitannya dengan [[legenda]] dan [[cerita rakyat]]. Mitos, legenda, dan cerita rakyat adalah cerita tradisional dalam jenis yang berbeda.{{sfn|Bascom|1984|p= 7}} Tidak seperti mitos, cerita rakyat dapat berlatar kapan pun dan dimana pun, dan tidak harus dianggap nyata atau suci oleh masyarakat yang melestarikannya.{{sfn|Bascom|1984|p=9}} Sama halnya seperti mitos, legenda adalah kisah yang secara tradisional dianggap benar-benar terjadi, namun berlatar pada masa-masa yang lebih terkini, saat dunia sudah terbentuk seperti sekarang ini.{{sfn|Bascom|1984|p=9}} Legenda biasanya menceritakan manusia biasa sebagai pelaku utamanya, sementara mitos biasanya fokus kepada tokoh manusia super.{{sfn|Bascom|1984|p=9}}
Baris 14:
Perbedaan antara mitos, legenda, dan cerita rakyat merupakan cara yang mudah dalam mengelompokkan cerita tradisonal.{{sfn|Bascom|1984|p= 10}} Dalam banyak budaya, sulit untuk menarik garis lurus antara mitos dan legenda.{{sfn|Kirk|1973|p= 22, 32}}{{sfn|Kirk|1984|p= 55}} Daripada membagi kisah tradisional menjadi mitos, legenda, dan cerita rakyat, beberapa budaya membagi mereka menjadi dua kategori, yang satu langsung mengacu kepada cerita rakyat, yang lainnya mengkombinasikan mitos dan legenda.{{sfn|Bascom|1984|p= 17}} Bahkan mitos dan cerita rakyat tidak sepenuhnya berbeda. Suatu kisah dapat dianggap nyata (dan menjadi mitos) dalam suatu masyarakat, namun dianggap tak nyata (dan menjadi cerita rakyat) dalam masyarakat lainnya.{{sfn|Bascom|1984|p= 13}}{{sfn|Doty|2004|p=114}} Pada kenyataannya, saat suatu mitos kehilangan statusnya sebagai bagian dari suatu sistem religius, mitos seringkali memiliki sifat cerita rakyat yang lebih khas, dengan karakter dewa-dewi terdahulu yang diceritakan kembali sebagai manusia pahlawan, raksasa, dan peri.<ref name = "mythfolk"/>
 
Mitos, legenda, dan cerita rakyat hanyalah sebagian kategori dari [[cerita tradisional]]. Kategori lainnya meliputi [[anekdot]] dan semacam [[kisah jenaka]].<ref name {{sfn|Bascom|1984|p= "mythlegendfolk"/>10}} Sebaliknya, cerita tradisonaltradisional adalah suatu kategori dari [[folklor]], yang meliputi beberapa hal seperti sikap tubuh, busana adat, dan musik.{{sfn|Doty|2004|p=14}}
 
== FaedahAsal mula ==
===Euhemerisme (penafsiran historis)===
[[Mircea Eliade]] berpendapat bahwa salah satu fungsi penting mitos adalah untuk membangun suatu model perilaku<ref>Eliade, ''Myth and Reality'', p. 8</ref><ref name = "honkomythfunction">Honko, p. 51</ref> dan bahwa mitos dapat memberikan pengalaman religius. Dengan menceritakan atau memeragakan mitos, anggota suatu masyarakat tradisional dapat merasa lepas dari masa kini dan kembali lagi ke zaman mitis, sehingga membawa mereka dekat dengan ilahi.<ref name = "eliademyth"/><ref name = "honkomythfunction"/><ref>Eliade, ''Myth and Reality'', p. 19</ref>
{{Main|Euhemerus}}
{{See also|Herodotus}}
Suatu teori menyatakan bahwa mitos adalah catatan peristiwwa bersejarah yang dilebih-lebihkan.{{sfn|Bulfinch|2004|p=194}}{{sfn|Honko|1984|p=45}} Menurut teori ini, penutur cerita melebih-lebihkan peristiwa sejarah secara terus-menerus sampai akhirnya figur dalam sejarah tersebut memperoleh status setara dewa.{{sfn|Bulfinch|2004|p=194}}{{sfn|Honko|1984|p=45}} Misalnya, mungkin seseorang boleh berpendapat bahwa mitos dewa angin [[Aeolos]] berasal dari sejarah mengenai raja yang mengajarkan cara menggunakan layar dan menafsirkan arah angin kepada rakyatnya.{{sfn|Bulfinch|2004|p=194}} [[Herodotos]] ([[abad ke-5 SM]]) dan [[Prodikos]] mengklaim hal semacam ini.{{sfn|Honko|1984|p=45}} Teori ini disebut "euhemerisme" menurut nama ahli mitologi terkenal, [[Euhemerus]] (sekitar [[320 SM]]), yang berpendapat bahwa [[dewa-dewi Yunani]] berkembang dari legenda tentang manusia.{{sfn|Honko|1984|p=45}}<ref>"Euhemerism", ''The Concise Oxford Dictionary of World Religions''</ref>
 
===Alegori===
[[Lauri Honko]] menegaskan bahwa dalam beberapa kasus, suatu masyarakat akan menghidupkan kembali suatu mitos untuk menciptakan kembali suasana zaman mitis. Sebagai contoh, akan diperagakan kembali penyembuhan yang dilakukan dewa pada zaman purba dalam upaya penyembuhan seseorang di masa kini.<ref>Honko, p. 49</ref> Tak jauh berbeda, [[Roland Barthes]] berpendapat bahwa budaya modern mengeksplorasi pengalaman religius. Karena tugas sains bukanlah menegakkan moral manusia, suatu pengalaman religius adalah upaya untuk terhubung dengan perasaan moral di masa lalu, yang kontras dengan dunia teknologi di zaman sekarang.<ref>Roland Barthes, Mythologies</ref>
Beberapa teori menyatakan bahwa mitos dimulai sebagai suatu [[alegori]]. Menurut suatu teori, mitos-mitos bermunculan sebagai alegori tentang fenomena alam: [[Apollo]] melambangkan [[Matahari]], [[Poseidon]] melambangkan lautan, dan sebagainya.{{sfn|Honko|1984|p=45}} Menurut teori lainnya, mitos bermula sebagai alegori untuk konsep filosofis maupun spiritual: [[Athena]] melambangkan keadilan dan kebijaksanaan, [[Afrodit]] melambangkan hasrat, dan sebagainya.{{sfn|Honko|1984|p=45}} [[Sanskritis]] abad ke-19, [[Max Müller]] mendukung teori alegoris mitos. Ia menyakini bahwa mitos bermula sebagai deskripsi alegoris mengenai keadaan alam, namun perlahan-lahan diinterpretasikan [[arti harfiah|secara harfiah]]: misalnya, secara puitis, laut digambarkan sebagai sesuatu yang penuh gejolak, sehingga laut diyakini sebagai dewa yang pengamuk.{{sfn|Segal|2004|p=20}}
 
===Personifikasi===
[[Joseph Campbell]] menyatakan mitos memiliki empat fungsi utama: Fungsi Mistis—menafsirkan kekaguman atas alam semesta; Fungsi Kosmologis—menjelaskan bentuk alam semesta; Fungsi Sosiologis—mendukung dan mengesahkan tata tertib sosial tertentu; dan Fungsi Pendagogis—bagaimana menjalani hidup sebagai manusia dalam keadaan apa pun.<ref>Campbell, p. 22-23</ref>
Beberapa pemikir percaya bahwa mitos merupakan hasil personifikasi kekuatan dan benda mati. Menurut pemikiran ini, orang purba memuja fenomena alam seperti api dan udara, dan perlahan-lahan menggambarkannya sebagai dewa.{{sfn|Bulfinch|2004|p=195}} Contohnya, menurut teori [[pemikiran mitopeia]], orang purba cenderung memandang "sesuatu" sebagai "seseorang", bukan benda belaka;{{sfn|Frankfort|1977|p=4}} maka dari itu, mereka menggambarkan kejadian alam sebagai akibat tindakan dewa tertentu, sehingga menghasilkan suatu mitos.{{sfn|Frankfort|1977|p=15}}
 
===Teori mitos-ritual===
Menurut teori mitos-ritual, keberadaan mitos sangat erat dengan ritual.{{sfn|Segal|2004|p=61}} Teori ini mengklaim bahwa mitos muncul untuk menjelaskan ritual.{{sfn|Graf|1993|p=40}} Klaim ini pertama kali dicetuskan oleh sarjana biblikal [[William Robertson Smith]].{{sfn|Meletinsky|2000|p=19-20}} Menurut Smith, orang-orang mulai melaksanakan suatu ritual untuk alasan tertentu yang tidak ada hubungannya dengan mitos; kemudian, setelah mereka melupakan alasan sebenarnya mengenai pelaksanaan ritual tersebut, mereka mencoba melestarikan ritual tersebut dengan menciptakan suatu mitos dan mengklaim bahwa ritual tersebut dilaksanakan untuk mengenang kejadian yang diceritakan dalam mitos.{{sfn|Segal|2004|p=63}} Antropolog [[James Frazer]] memiliki teori yang sama. Frazer percaya bahwa manusia primitif mulai percaya pada hukum-hukum gaib; kemudian, ketika manusia mulai kehilangan keyakinannya mengenai sihir, mitos tentang dewa diciptakan dan mengklaim bahwa ritual magis kuno adalah ritual keagamaan yang dilakukan untuk menyenangkan hati para dewa.{{sfn|Frazer|1992|p= 711}}
 
== Fungsi ==
[[Mircea Eliade]] berpendapat bahwa salah satu fungsi penting mitos adalah untuk membangun suatu model perilaku<ref>{{sfn|Eliade, ''Myth and Reality'', |1963|p.= 8</ref><ref name = "honkomythfunction">}}{{sfn|Honko, |1984|p. =51</ref>}} dan bahwa mitos dapat memberikan pengalaman religius. Dengan menceritakan atau memeragakan mitos, anggota suatu masyarakat tradisional dapat merasa lepas dari masa kini dan kembali lagi ke zaman mitis, sehingga membawa mereka dekat dengan ilahi.<ref name {{sfn|Eliade|1963|p= "eliademyth"/><ref name 23}}{{sfn|Honko|1984|p= "honkomythfunction"/><ref>51}}{{sfn|Eliade, ''Myth and Reality'', |1963|p. =19</ref>}}
 
[[Lauri Honko]] menegaskan bahwa dalam beberapa kasus, suatu masyarakat akan menghidupkan kembali suatu mitos untuk menciptakan kembali suasana zaman mitis. Sebagai contoh, akan diperagakan kembali penyembuhan yang dilakukan dewa pada zaman purba dalam upaya penyembuhan seseorang di masa kini.<ref>{{sfn|Honko, |1984|p. =49</ref>}} Tak jauh berbeda, [[Roland Barthes]] berpendapat bahwa budaya modern mengeksplorasi pengalaman religius. Karena tugas sains bukanlah menegakkan moral manusia, suatu pengalaman religius adalah upaya untuk terhubung dengan perasaan moral di masa lalu, yang kontras dengan dunia teknologi di zaman sekarang.<ref>{{cite book|first=Roland |last=Barthes,| title=Mythologies |year=1957}}</ref>
 
[[Joseph Campbell]] menyatakan mitos memiliki empat fungsi utama: Fungsi Mistis—menafsirkan kekaguman atas alam semesta; Fungsi Kosmologis—menjelaskan bentuk alam semesta; Fungsi Sosiologis—mendukung dan mengesahkan tata tertib sosial tertentu; dan Fungsi Pendagogis—bagaimana menjalani hidup sebagai manusia dalam keadaan apa pun.<ref>{{sfn|Campbell, |1998|p.= 22-23</ref>}}
 
== Lihat pula ==
Baris 33 ⟶ 48:
 
== Referensi ==
{{refbegin|2}}
* {{cite book|authorlink=William Bascom| last=Bascom |first=William |chapter=The Forms of Folklore: Prose Narratives |title=Sacred Narrative: Readings in the Theory of Myth |place=Berkeley |publisher=[[University of California Press]] |year=1984}}
* {{citecitation|authorlink=William bookBascom| last=DotyBascom |first=William |chapter=The Forms of Folklore: Prose Narratives |title=MythSacred Narrative: AReadings Handbookin the Theory of Myth |place=WestportBerkeley |publisher=Greenwood[[University of California Press]] |editor=Alan Dundes|year=20041984 |pages=5-29}}
* {{cite bookcitation|authorlink=AlanThomas DundesBulfinch |last=DundesBulfinch |first=Alan |chapter=Binary Opposition in Myth: The Propp/Levi-Strauss Debate in RetrospectThomas |title=Western[[Bulfinch's FolkloreMythology]] |volumeplace=56Whitefish |datepublisher=1997Kessinger |year=1997| pages=39-502004}}
* {{citecitation|authorlink=Joseph bookCampbell| last=DundesCampbell |first=Alan |chapter=IntroductionJoseph |title=SacredThe Narrative: Readings in the TheoryPower of Myth |place=BerkeleyNew York |publisher=University of California PressDoubleday |year=19841988}}
* {{cite bookcitation|last=DundesDoty |first=Alan |chapter=Madness in Method Plus a Plea for Projective Inversion in MythWilliam |title=Myth: andA MethodHandbook |place=CharlottesvilleWestport |publisher=University of Virginia PressGreenwood |year=19962004}}
* {{citation|authorlink=Alan Dundes |last=Dundes |first=Alan |chapter=Binary Opposition in Myth: The Propp/Levi-Strauss Debate in Retrospect |title=Western Folklore |volume=56 |date=1997 |year=1997| pages=39-50}}
* {{cite journal |last1=Grassie |first1=William |year=1998 |month=March |title=Science as Epic? Can the modern evolutionary cosmology be a mythic story for our time? |journal=Science & Spirit |volume=9 |issue=1 |quote=The word 'myth' is popularly understood to mean idle fancy, fiction, or falsehood; but there is another meaning of the word in academic discourse .... Using the original Greek term ''mythos'' is perhaps a better way to distinguish this more positive and all-encompassing definition of the word.}}
* {{cite bookcitation|authorlink=William Bascom| last=BascomDundes |first=WilliamAlan |chapter=The Forms of Folklore: Prose NarrativesIntroduction |title=Sacred Narrative: Readings in the Theory of Myth |place=Berkeley |publisher=[[University of California Press]] |year=1984}}
* {{citation|last=Dundes |first=Alan |chapter=Madness in Method Plus a Plea for Projective Inversion in Myth |title=Myth and Method |place=Charlottesville |publisher=University of Virginia Press |year=1996}}
* {{citation|authorlink=Mircea Eliade |last=Eliade |first=Mircea |title=Myth and Reality |translator=Willard R. Trask |place=New York |publisher=Harper & Row |year=1963}}
* {{citation|authorlink=Henri Frankfort|last=Frankfort |first=Henri| coauthors=et al |title=The Intellectual Adventure of Ancient Man: An Essay on Speculative Thought in the Ancient Near East |place=Chicago |publisher=[[University of Chicago Press]] |year=1977}}
* {{citation|authorlink=James George Frazer|last=Frazer |first=James |title=[[The Golden Bough]] |place=New York |publisher=Macmillan |year=1922}}
* {{citation|last=Graf|first=Fritz |title=Greek Mythology | translator= Thomas Marier |place=Baltimore |publisher=[[Johns Hopkins University Press]] |year=1993}}
* {{cite journal citation|last1=Grassie |first1=William |year=1998 |month=MarchMaret |title=Science as Epic? Can the modern evolutionary cosmology be a mythic story for our time? |journal=Science & Spirit |volume=9 |issue=1 |quote=The word 'myth' is popularly understood to mean idle fancy, fiction, or falsehood; but there is another meaning of the word in academic discourse .... Using the original Greek term ''mythos'' is perhaps a better way to distinguish this more positive and all-encompassing definition of the word.}}
* {{citation|last=Honko |first=Lauri |chapter=The Problem of Defining Myth |title=Sacred Narrative: Readings in the Theory of Myth |place=Berkeley |publisher=University of California Press |editor=Alan Dundes |year=1984 |pages=41-52}}
* {{citation|last=Kirk|first=G.S. |title=Myth: Its Meaning and Functions in Ancient and Other Cultures |place=Berkeley |publisher=Cambridge University Press |year=1973}}
* {{citation|last=Kirk|first=G.S. |chapter=On Defining Myths |title=Sacred Narrative: Readings in the Theory of Myth |place=Berkeley |publisher=University of California Press |editor=Alan Dundes| pages=53-61|year=1984}}
* {{cite bookcitation|last=O'FlahertyMeletinsky |first=WendyElea |title=HinduThe Myths:Poetics Aof SourcebookMyth |translator= Guy Lanoue and Alexandre Sadetsky |place=LondonNew York |publisher=PenguinRoutledge |year=19752000}}
* {{cite bookcitation|last=SegalO'Flaherty |first=RobertWendy |title=MythHindu Myths: A Very Short IntroductionSourcebook |place=OxfordLondon |publisher=Oxford UPPenguin |year=20041975}}
* {{cite bookcitation|last=SimpsonPettazzoni |first=MichaelRaffaele |chapter=Introduction.The ApollodorusTruth of Myth |title=GodsSacred andNarrative: HeroesReadings ofin the GreeksTheory of Myth |translatoreditor=Michael SimpsonAlan Dundes |place=AmherstBerkeley |publisherpubisher=[[University of MassachusettsCalifornia Press]] |year=19761984 |pages=98-109}}
* {{citation|last=Segal |first=Robert |title=Myth: A Very Short Introduction |place=Oxford |publisher=Oxford UP |year=2004}}
* {{citation|last=Simpson|first=Michael |chapter=Introduction. Apollodorus |title=Gods and Heroes of the Greeks |translator=Michael Simpson |place=Amherst |publisher=[[University of Massachusetts Press]] |year=1976}}
{{refend}}
 
[[Kategori:Mitos| ]]