Debat parlementer di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di tahun +pada tahun)
Baris 30:
Indonesia telah aktif berpartisipasi sejak AUDC pertama pada tahun 2005. Dalam hal prestasi debat, prestasi terbaik Indonesia adalah saat tim dari Universitas Indonesia masuk ke babak 16 besar sebagai peringkat ke-16 pada tahun 2007, dengan anggota Siti Astrid Kusumawardhani, Astari Damia, Ahmad Hilmy.
 
Secara konsisten, Indonesia juga menunjukkan prestasi yang luar biasa pada kategori English-as-Foreign-Language sejak AUDC pertama dipada tahun 2005 dimana Bina Nusantara English Club (BNEC), diwakili oleh Siti Nur Aulyana, Ranthy Tobing, Andreas Fender meraih Juara 2. Pada tahun-tehun berikutnya, Indonesia meraih prestasi yang semakin tinggi dalam kategori EFL ketika pada tahun 2006, Binus (Siti Nur Auliana, Ranthy Tobing, Sarel Dika) dan tahun 2007, UGM (Bernando Tampubolon, Engelbertus Panggalo, Novelisa Wirid) menjuarai kategori tersebut. Pada tahun 2007, semi final kategori EFL dipenuhi tim-tim Indonesia, yakni Atma Jaya Jakarta (Anthony Saputra, Paula Lucia, Nita Chrysanti), ITB (Masyhur Azis Hilmy, Aino Nindya Auerkari, Luthfi Abdurrahman) dan UNY. Pada tahun 2008, Juara 1 kembali dimenangkan oleh Binus (Bryan Gunawan, Ranthy Tobing, Christina) dan Juara 2 dimenangkan oleh UMY.
 
Dalam bidang penyelenggaraan, Indonesia untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah turnamen debat berskala regional pada tahun 2007 ketika Institut Teknologi Bandung berhasil memenangkan bidding untuk AUDC 2007. Dua orang Indonesia pernah menjadi anggota inti dalam dewan AUDC, yaitu Norman Febrian (ITB) dan Bryan Gunawan (BiNus)