Sejarah Gereja Katolik di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kia 80 (bicara | kontrib)
Menolak perubahan terakhir (oleh 139.194.227.38) dan mengembalikan revisi 4782564 oleh Kenrick95Bot
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di tahun +pada tahun)
Baris 25:
Misi Katolik di daerah ini diawali oleh Pastor F. [[van Lith]], SJ yang datang ke Muntilan pada tahun [[1896]]. Pada awalnya usahanya tidak membuahkan hasil yang memuaskan, akan tetapi pada tahun 1904 tiba-tiba 4 orang kepala desa dari daerah Kalibawang datang ke rumah Romo dan mereka minta untuk diberi pelajaran agama. Sehingga pada tanggal [[15 Desember]] [[1904]], rombongan pertama orang Jawa berjumlah 178 orang dibaptis di sebuah mata air Semagung yang terletak di antara dua batang pohon Sono. Tempat bersejarah ini sekarang menjadi tempat ziarah [[Sendangsono]].
 
Romo van Lith juga mendirikan sekolah guru di Muntilan yaitu ''Normaalschool'' dipada tahun [[1900]] dan ''Kweekschool'' (Sekolah Pendidikan Guru) dipada tahun [[1904]]. Pada tahun [[1918]] sekolah-sekolah Katolik dikumpulkan dalam satu yayasan, yaitu [[Yayasan Kanisius]]. Para imam dan Uskup pertama di Indonesia adalah bekas siswa Muntilan. Pada permulaan abad ke-20 gereja Katolik berkembang pesat.
 
Pada [[1911]] Van Lith mendirikan Seminari Menengah. Tiga dari enam calon generasi pertama dari tahun 1911-1914 ditahbiskan menjadi imam pada tahun [[1926]] dan [[1928]], yaitu Romo F.X.Satiman, SJ, A. [[Djajasepoetra]], SJ, dan Alb. [[Soegijapranata]], SJ.