Keramik putih Joseon: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di abad +pada abad) |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di tahun +pada tahun) |
||
Baris 47:
Pemerintahan Joseon melakukan usaha khusus untuk melindungi produksi dan pengelolaannya. Lama kelamaan masyarakat Joseon mulai menggunakan jenis keramik baru ini secara luas dalam kehidupan mereka.<ref name="white porcelain"/> Karena besarnya dukungan pemerintah, produksi keramik putih mengalami pertumbuhan pesat.<ref name="white porcelain"/>
Sejarah keramik putih dapat dibagi menjadi tiga periode.<ref name="white porcelain"/> Periode pertama, yang dimulai dari pendirian Dinasti Joseon
Keramik putih bersih tanpa corak sebagian besar diproduksi di awal periode.<ref name="white porcelain"/> Keramik corak tatahan terkenal dengan pola [[bunga lotus]], [[bunga|bunga-bungaan]], [[tanaman]] dan [[awan]].<ref name="white porcelain"/> Teknik tatahan serupa dengan teknik sanggam pada keramik hijau.<ref name="white porcelain"/>
Baris 134:
}}</ref><ref name="white"/> Pada abad ke-16, perabot keramik putih yang diproduksi di sini tidak hanya untuk keperluan istana, namun juga mulai dipasok untuk kantor-kantor pemerintahan dan kaum-kaum bangsawan.<ref name="white"/> Berbagai pabrik keramik putih dibangun di seluruh negeri untuk memenuhi permintaan yang meningkat pesat, namun kualitasnya tidak sebanding dengan produksi Bunwon.<ref name="white"/> Perkembangan pesat keramik putih di Korea menyebabkan menurunnya minat akan keramik [[buncheong]] yang sebelumnya populer pada abad ke-15 dan 16.<ref name="white"/> Bunwon tetap beroperasi sebagai pemasok keramik putih sampai tahun 1884<ref name="white"/>
Pada Survey Lapangan dari tahun 1998-2000, [[Museum Provinsi Gyeonggi]] mencatat terdapat 300 situs tungku di wilayah Gwangju.<ref name="gwangju"/> Tungku-tungku ini beroperasi dari sejak sebelum pembentukan tungku istana
=== Geumsa-ri ===
Baris 142:
Corak warna keramik putih pada awal abad ke-15 adalah putih yang diberi cat biru [[kobal]] dan lebih dihargai daripada keramik putih polos karena langka dan kerumitan cara pembuatannya.<ref name="white"/> Dari abad ke-17 dan selanjutnya, keramik putih bercorak coklat menjadi terkenal, terutama pada masa harga kobal melonjak dan kualitasnya menjadi tidak seimbang.<ref name="white"/> Pada abad ke-18, keramik putih dengan corak merah menjadi barang mahal dikarenakan kerumitan metode membuatnya. Keramik putih corak merah berciri-khas merah menyala dan corak yang segar.<ref name="white"/>
Salah satu kategori keramik putih yang disukai oleh istana kerajaan dan kaum bangsawan adalah keramik putih tak berdekorasi, yang diproduksi dalam beberapa tahap di periode Joseon.<ref name="white"/> Pada abad ke-15 dan 16, perabotan [[piring]], [[mangkuk]], [[botol]] dan [[guci]] dalam bentuk yang sederhana namun elegan lebih banyak diproduksi.<ref name="white"/> Perabotan ini digunakan khusus untuk perabot meja, keperluan upacara dan ritual penguburan.<ref name="white"/> Contohnya adalah guci tali pusar, biasanya digunakan untuk mengubur tali pusar dari [[pangeran]] atau [[putri]].<ref name="white"/> Di abad ke-18, perabot keramik yang paling berkembang adalah [[Guci Bulan]] (Dal Hangari).<ref name="white"/> Kemudian pada abad ke-19, dekorasi tempat kuas dan keramik berwarna lain muncul sebagai perlengkapan kaum ilmuwan.<ref name="white"/> Kaum bangsawan menyukai keramik putih polos yang merefleksikan bentuk sederhana khas pemikiran Neo-Konfusianisme.<ref name="white"/> Filosofi dan estetika ini membuat kurangnya desain keramik yang multicorak ataupun glasir
== Galeri ==
|