Suku Sunda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 42:
Dalam percakapan sehari-hari, etnis Sunda banyak menggunakan bahasa Sunda. Namun kini telah banyak masyarakat Sunda terutama yang tinggal di perkotaan tidak lagi menggunakan bahasa tersebut dalam bertutur kata.<ref>{{cite book | last = Hasbullah | first = Moeflich | publisher= Kompas Cetak | title =Tergerusnya Kebudayaan Sunda | date = | year = | url = | accessdate = | isbn = }}</ref> Seperti yang terjadi di pusat-pusat keramaian kota [[Bandung]] dan [[Bogor]], dimana banyak masyarakat yang tidak lagi menggunakan bahasa Sunda.
 
Ada beberapa [[dialek]] dalam bahasa Sunda, antaramulai laindari dialek Sunda-Banten, dialek Sunda-Bogor, dialek Sunda-[[Parahyangan|Priangan]],hingga dialek Sunda-Jawa, dan beberapa dialek lainnyaTengahan yang telahmulai bercampurtercampur baur dengan [[bahasa Jawa]] dan [[bahasa Melayu]]. KarenaPara pengaruhpakar budayabahasa [[Sukubiasanya Jawa|Jawa]]membedakan padaenam masadialek kekuasaanyang berbeda[[Kerajaan Mataram Islam1]], bahasa Sunda. Dialek- terutama dialek Sundaini Priangan - mengenal beberapa tingkatan berbahasa, mulai dari bahasa halus, bahasa loma/lancaran, hingga bahasa kasar. Namun di wilayah-wilayah pedesaan dan mayoritas daerah Banten, bahasa Sunda loma tetap dominan.adalah:
 
* Dialek Barat
* Dialek Utara
* Dialek Selatan
* Dialek Tengah Timur
* Dialek Timur Laut
* Dialek Tenggara
 
Dialek Barat dipertuturkan di daerah Banten selatan[2]. Dialek Utara mencakup daerah Sunda utara termasuk kota Bogor dan beberapa bagian Pantura. Lalu dialek Selatan adalah dialek Priangan yang mencakup kota Bandung dan sekitarnya. Sementara itu dialek Tengah Timur adalah dialek di sekitar Majalengka. Dialek Timur Laut adalah dialek di sekitar Kuningan, dialek ini juga dipertuturkan di beberapa bagian Brebes, Jawa Tengah. Dan akhirnya dialek Tenggara adalah dialek sekitar Ciamis.
 
== Kesenian ==