Kategori:Adat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Zefninaldi (bicara | kontrib)
Tabuik di Pariaman
Baris 1:
{{artikelutama}}
[[Kategori:Budaya]]
Peristiwa terbesar dalam kalender pariwisata Sumbar, Pesta Tabuik di Pariaman, yang seharusnya dimulai 31 Januari 2006 hingga 10 hari kemudian, untuk tahun ini terpaksa ditiadakan. ''Ditunda sampai tahun depannya, karena tidak ada dana dan lokasi yang tidak memungkinkan,'' kata Sekretaris Kota Pariaman, Mukhlis kepada Republika.
 
Tidak adanya Pesta Tabuik ini membuat kecewa banyak pihak. ''Ini sangat mengecewakan, Pesta Tabuik sudah masuk kalender pariwisata internasional, sangat mengecewakan,'' kata tokoh masyarakat Pariaman, Haji Darlis Syofyan. ''Kita minta kearifan walikota, seharusnya kegiatan ini harus dilaksanakan, kita menunggu laporan resmi dari Pemko Pariaman,'' kata Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Yulrizal Baharin.
 
''Sebaiknya kita pikirkan bersama, sehingga tidak ada yang merasa dirugikan, pesta Tabuik adalah helat besar Sumatra Barat,'' kata Ketua Persatuan Keluarga Daerah Padang Pariaman (PKDP) se Indonesia, Zairin Kasim. Pesta Tabuik setiap tahun dilaksanakan pada tanggal 1 Muharram sampai tanggal 10 Muharram. Tahun ini, tanggal 1 Muharram jatuh pada 31 Januari 2006. Pesta Tabuik dipungut dari kisah Hasan Hosen, cucu Nabi Muhammad SAW yang mati dipancung musuh-musuhnya di Padang Karbala, Irak.
 
Kematian memilukan itu, kemudian diratapi oleh kaum Syiah di Irak. Tradisi itu kemudian meluas ke berbagai negara pemeluk Islam di dunia. Di Indonesia, pesta tabuik atau tabut ini, ditemukan di Padang Pariaman dan Bengkulu. Ternyata Pemda Sumbar dan dinas pariwisatanya hanya bisa menjual pesta tersebut ke dunia internasional, tapi tidak membiayainya. Padahal informasi tentang kegiatan besar tersebut sudah disebar ke berbagai negara.
 
Selain tidak ada dana, menurut Mukhlis, lokasi untuk Pesta Tabuik saat ini tidak memungkinkan. ''Pasar kita sekarang sedang diperbaiki, jika dilakukan juga, jalur pesta Tabuik akan berbelok-belok seperti tahun lalu,'' kata dia. Menurut Darlis, masyarakat Pariaman dan Padang Pariaman bertekad melaksanakan Pesta Tabuik seperti tahun-tahun sebelumnya. Menurut dia, pesta rakyat itu, sudah menjadi maskot bagi Padang Pariaman dan Kota Pariaman selama berpuluh-puluh tahun. ''Jangan seenaknya menghentikan pesta rakyat,'' katanya.
 
Konon, lanjutnya, biaya untuk Pesta Tabuik itu sebanyak Rp 250 juta. Saat ini, perantau dan masyarakat Pariaman dan Padang Pariaman sedang menggalang pendanaannya. ''Kami malu besar kalau Tabuik tidak diadakan,'' kata Darlis. Prosesi Pesta Tabuik adalah prosesi kematian cucu Nabi Muhammad. Dimulai dengan prosesi pengambilan tanah di "Padang Karbala", kemudian dua buah tabuik besar akan diarak berkeliling kota Pariaman. Menjelang senja, tabuik itu diadu di tengah keramaian, untuk kemudian dibuang ke laut.
 
Selama pesta berlangsung, paling tidak akan terjadi transaksi oleh rakyat sebanyak Rp 5 miliar. ''Transaksi jual beli Rp 5 miliar kontan, rakyat Pariaman akan panen. Karenanya, hanya karena Rp 250 juta tidak ada, pemerintah kota secara sepihak memutuskan menghentikan pesta itu, saya tidak bisa terima,'' kata Darlis Syofyan. (Republika)