Sumatera Barat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahman Priadi (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 40:
}}
 
'''Sumatera Barat''' adalah salah satu [[provinsi]] di [[Indonesia]] yang terletak di pesisir barat [[pulau Sumatera]] dengan ibu kota [[Kota Padang|Padang]]. Sumatera Barat berbatasan langsung dengan [[Samudra Hindia]] di sebelah barat, provinsi [[Jambi]] dan provinsi [[Bengkulu]] di sebelah selatan, provinsi [[Riau]] di sebelah timur, dan provinsi [[Sumatera Utara]] di sebelah utara. Berdasarkan data dari [[Badan Pusat Statistik]], Sumatera Barat merupakan salah satu dari sebelas provinsi di Indonesia yang paling sering dikunjungi oleh para wisatawan.<ref>{{en}} [http://www.antaranews.com/en/news/71168/time-for-n-maluku-to-become-tourist-destination Time for N. Maluku to become tourist destination]. Antaranews. 8 Mei 2011. Diakses pada 21 November 2011.</ref>
 
Provinsi yang identik dengan kampung halaman [[Orang Minang|Minangkabau]]<ref>Dinas Pariwisata Sumatera Barat, ''Minangkabau, West Sumatra'', Dinas Pariwisata Sumatera Barat</ref> ini memiliki luas 42.297,30 km<sup>2</sup>, terdiri dari 12 [[kabupaten]] dan 7 [[Kota (wilayah administratif)|kota]] dengan jumlah penduduk lebih dari 4.800.000 jiwa,<ref name="BPS"/> serta memiliki 391 [[pulau]] yang 191 diantaranyadi antaranya belum bernama. Sementara pembagian wilayah administratif sesudah [[kecamatan]] di seluruh kabupaten (kecuali [[kabupaten Kepulauan Mentawai]]) adalah bernama [[nagari]]—sebelumnya tahun [[1979]] diganti dengan nama [[desa]], namun sejak [[2001]] dikembalikan pada nama semula.
 
Sumatera Barat merupakan salah satu daerah rawan [[gempa]] di Indonesia, disebabkan letaknya yang secara tektonik berada di antara pertemuan dua lempeng benua besar ([[lempeng Eurasia]] dan [[lempeng Indo-Australia]]) dan [[patahan Semangko|patahan (sesar) Semangko]],<ref>{{cite web|url=http://www.tectonics.caltech.edu/sumatra/downloads/papers/P00e.pdf|last=Sieh|first=K.|last2=Natawidjaja|first2=D.|year=2000|title=Neotectonics of the Sumatran fault, Indonesia|work=Journal of Geophysical Research, 105 (B12)|pages=28, 295-28, dan 326}}</ref> ditambah aktifitas [[gunung berapi]] yang masih aktif. Gempa bumi besar yang terjadi akhir-akhir ini di Sumatera Barat di antaranya adalah [[Gempa bumi Sumatera Barat 2009|Gempa bumi 30 September 2009]] dan [[Gempa bumi Kepulauan Mentawai 2010]].
Baris 66:
Pada awal [[kemerdekaan Indonesia]] pada tahun 1945, wilayah Sumatera Barat tergabung dalam provinsi [[Sumatera]] yang berpusat di [[Bukittinggi]]. Pada tahun 1949, [[Provinsi Sumatera]] kemudian dipecah menjadi tiga provinsi, yakni [[Sumatera Utara]], [[Sumatera Tengah]], dan [[Sumatera Selatan]]. Sumatera Barat beserta [[Riau]] dan [[Jambi]] merupakan bagian dari keresidenan di dalam [[Provinsi Sumatera Tengah]] .
 
Pasca kekalahan PRRI di Sumatera, berdasarkan [[Undang-undang]] darurat nomor 19 tahun 1957, oleh Pemerintah Pusat, [[Provinsi Sumatera Tengah]] kemudian dipecah lagi menjadi 3 provinsi yakni [[Provinsi Sumatera Barat]], [[Provinsi Riau]], dan [[Provinsi Jambi]]. [[Provinsi Sumatera Barat]] memperoleh bagian wilayah yang paling kecil diantaradi antara ketiga provinsi baru ini, karena beberapa wilayah bersuku Minang dilepaskan dari induk rumpunnya.
 
Wilayah [[Kerinci]] yang sebelumnya tergabung dalam Kabupaten [[Pesisir Selatan Kerinci]], residensi Sumatera Barat, digabungkan ke dalam [[Provinsi Jambi]] sebagai kabupaten tersendiri. Begitu pula wilayah [[Kampar]], [[Rokan Hulu]], dan [[Kuantan Singingi]] yang bersuku, berbudaya, dan berbahasa Minang semuanya ditetapkan masuk ke dalam wilayah [[Provinsi Riau]]. Pada awalnya ibu kota provinsi Sumatera Barat yang baru ini adalah masih tetap di kota [[Bukittinggi]]. Kemudian ibukota dipindahkan ke kota [[Padang]] berdasarkan SK. Gubernur Sumatera Barat No. 1/g/PD/1958, tanggal 29 Mai 1958 secara de facto menetapkan kota [[Padang]] menjadi ibukota [[Provinsi Sumatera Barat]].
Baris 78:
Seperti daerah lainnya di Indonesia, iklim Sumatera Barat secara umum bersifat [[tropis]] dengan suhu udara yang cukup tinggi, yaitu antara 22,6° C sampai 31,5° C. [[Garis khatulistiwa]] tepat melalui provinsi ini di kecamatan Bonjol, kabupaten Pasaman. Beberapa [[sungai]] besar yang bermuara di timur Sumatera berhulu di provinsi ini, di antaranya adalah [[Batang Hari]], [[sungai Siak|Siak]], [[sungai Inderagiri|Inderagiri]] (disebut sebagai [[Batang Kuantan]] di bagian hulunya), dan [[sungai Kampar|Kampar]]. Sementara sungai-sungai yang bermuara di provinsi ini berjarak pendek, seperti [[Batang Anai]], [[Batang Arau]], dan [[Batang Tarusan]].
 
Terdapat 29 [[gunung]] yang tersebar di 7 kabupaten dan kota di Sumatera Barat dengan [[gunungGunung Talamau]] di [[kabupaten Pasaman Barat]] sebagai gunung tertinggi, yaitu 2.913 m. Sedangkan [[gunungGunung Marapi]] di [[kabupaten Agam]] merupakan gunung aktif yang tingginya 2.891 m. Gunung aktif lainnya adalah [[gunung Tandikat|Tandikat]] dan [[gunung Talang|Talang]]. Selain gunung, Sumatera Barat juga memiliki banyak danau. Danau terluas adalah [[danau Singkarak|Singkarak]] di [[kabupaten Solok]] dan [[kabupaten Tanah Datar]], disusul [[danau Maninjau|Maninjau]] di [[kabupaten Agam]]. Dengan luas yang mencapai 130,1 km², danau Singkarak juga menjadi yangdanau terluas kedua di Sumatera dan kesebelas di Indonesia. Danau lainnya terdapat di kabupaten Solok yaitu [[danauDanau Talang]] dan ''danauDanau Kembar'' (julukan dari [[danau Diatas]] dan [[danau Dibawah]]).
 
=== Keanekaragaman hayati ===
Baris 95:
=== Suku bangsa ===
{{utama|Suku Minangkabau|Suku Mentawai}}
Mayoritas penduduk Sumatera Barat merupakan [[suku Minangkabau]]. Di daerah Pasaman selain suku Minang berdiam pula [[suku Batak]] dan [[suku Mandailing]]. [[Suku Mentawai]] terdapat di Kepulauan Mentawai. Di beberapa kota di Sumatera Barat terutama kota [[Padang]] terdapat etnis [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], [[Suku Tamil|Tamil]] dan [[suku Nias]] dan di beberapa daerah [[transmigrasi]] seperti di ([[Sitiung, Dharmasraya|Sitiung]], [[Lunang Silaut, Pesisir Selatan|Lunang Silaut]], [[Padang Gelugur, Pasaman|Padang Gelugur]] dan lainnya) terdapat pula [[suku Jawa]]. Sebagian diantaranyadi antaranya adalah keturunan imigran berdarah Jawa dari [[Suriname]] yang memilih kembali ke Indonesia pada masa akhir tahun 1950an. Oleh [[Presiden Soekarno]] saat itu diputuskan mereka ditempatkan di sekitar daerah Sitiung. Hal ini juga tidak lepas dari aspek politik pemerintah pusat pasca rekapitulasi [[PRRI]] di [[Provinsi Sumatera Barat]] yang juga baru dibentuk saat itu.
 
Selain itu juga terdapat beragam suku nusantara lainnya yang masuk pasca kemerdekaan sebagai perantau dan pekerja di berbagai bidang.
Baris 227:
 
== Pariwisata, Seni dan Budaya ==
[[Berkas:Minang Jembatan Akar.jpg|200px|right|thumb|[[Jembatan akar]], objek turis yang potensial di [[Kabupaten Pesisir Selatan|Pesisir Selatan]]]]
[[Berkas:Harau valley.jpg|200px|right|thumb|Lembah Harau di [[Kabupaten Lima Puluh Kota|Lima Puluh Kota]]]]
[[Berkas:Surf holiday in the Mentawai islands.jpg|200px|right|thumb|Ombak [[Kabupaten Kepulauan Mentawai|Kepulauan Mentawai]] jadi tantangan para peselancar]]
Baris 234:
Sumatera Barat memiliki hampir semua jenis [[objek wisata]] alam seperti [[laut]], [[pantai]], [[danau]], [[gunung]] dan [[ngarai]], selain objek wisata budaya. Akomodasi [[hotel]] sudah mulai banyak mulai dari kelas melati sampai bintang empat. Agen tour dan travel di bawah keanggotaan [[ASITA]] Sumatera Barat sudah lebih dari 100 buah. Untuk melengkapi fasilitas penunjang pariwisata, pemerintah juga menyediakan kereta api wisata yang beroperasi pada jam-jam tertentu.
 
Objek-objek wisata yang dikunjungi para wisatawan diantaranyadi antaranya, [[Jembatan Akarakar]] di kecamatan [[Bayang, Pesisir Selatan|Bayang]]; Rumah Gadang Mande Rubiah di [[Lunang Silaut, Pesisir Selatan|Lunang]]; Istana Kerajaan Inderapura di kecamatan [[Pancung Soal, Pesisir Selatan|Pancung Soal]]; [[Pulau Cingkuak]] dengan peninggalan Benteng [[Belanda]] dan [[Puncak Langkisau]] di [[Painan]], kabupaten [[Pesisir Selatan]], [[Danau Maninjau]] dan Puncak Lawang Embum Pagi di [[kabupaten Agam]], [[Lembah Anai]]; [[Istano Basa|Istano Basa Pagaruyung]], [[Danau Singkarak]] di [[kabupaten Tanah Datar]], [[Danau Talang]]; [[Danau Diatas]] dan [[Danau Dibawah]] dikenal juga dengan sebutan ''Danau kembar'' di [[kabupaten Solok]], Panorama [[Ngarai Sianok]]; [[Fort de Kock (benteng)|Benteng Fort de Kock]]; [[Jam Gadang]] di [[kota Bukittinggi]], Pantai Air Manis; Pantai Muaro; Pantai Caroline; [[Pulau Sikuai]] di [[kota Padang]], Tempat wisata Harau di [[kabupaten Lima Puluh Kota]], Tempat wisata Ngalau di [[kota Payakumbuh]], Candi Padang; [[Prasasti Padang Roco]] di [[Kabupaten Dharmasraya]], Pantai Kata; [[Pantai Gandoria Gandoriah]] di [[kota Pariaman]], Pantai Arta; Malibo Anai di [[kabupaten Padang Pariaman]].
 
Sementara itu berbagai informasi dan literatur sejarah mengenai Sumatera Barat dan kebudayaan [[Minangkabau]] secara umum dapat dijumpai di Pusat Dokumentasi Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM), yang terletak di tengah-tengah objek wisata [[Perkampungan Minangkabau]] (''Minangkabau Village'') di [[kota Padang Panjang]]. Di PDIKM terdapat berupa dokumentasi foto mikrograf surat kabar, pakaian tradisional, kaset rekaman lagu daerah, dokumentasi surat-surat kepemerintahan dan alur sejarah masyarakat Minangkabau secara terperinci khususnya semenjak abad 18 (periode penjajahan Belanda) hingga era 1980'an. Selain itu sumber literatur lain dapat ditelusuri di Perpustakaan [[KITLV]] (''Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde'') dan di Perpustakaan [[Universitas Leiden]], dua-duanya di [[Leiden]], [[Belanda]].
Baris 263:
 
=== Tarian tradisional ===
Secara garis besar seni tari dari Sumatera Barat adalah dari adat budaya etnis [[suku Minangkabau|Minangkabau]] dan etnis [[suku Mentawai|Mentawai]]. Kekhasan seni tari Minangkabau umumnya dipengaruhi oleh agama [[Islam]], keunikan adat [[matrilineal]] dan kebiasan [[merantau]] masyarakatnya juga memberi pengaruh besar dalam jiwa sebuah tari tradisi yang bersifat klasik, diantaranyadi antaranya [[Tari Pasambahan]], [[Tari Piring]], [[Tari Payung]] dan [[Tari Indang]]. Sementara itu terdapat pula suatu pertunjukan khas etnis Minangkabau lainnya berupa perpaduan unik antara seni bela diri yang disebut ''[[silek]]'' dengan tarian, nyanyian dan seni peran (''acting'') yang dikenal dengan nama [[Randai]]<ref>Pauka K., (1998), ''Theater and martial arts in West Sumatra: Randai and silek of the Minangkabau'', Ohio University Press, ISBN 978-0-89680-205-6.</ref>.
 
Sedangkan untuk tarian khas etnis Mentawai disebut ''Turuk Laggai''. Tarian [[Turuk Langai]] ini umumnya bercerita tentang tingkah laku hewan, sehingga judulnya pun disesuaikan dengan nama-nama hewan tersebut, misalnya tari burung, tari monyet, tari ayam, tari ular dan sebagainya<ref>www.indosiar.com [http://www.indosiar.com/ragam/86393/sajian-tarian-khas-mentawai Sajian Tarian Khas Mentawai] (diakses pada 25 juli 2010)</ref>.
Baris 299:
Rata-rata disetiap kabupaten dan kota di provinsi ini telah memiliki pemancar radio selain milik pemerintah juga swasta, seperti [[RRI Padang]], Radio Classy FM, Radio Jelita FM, Radio SK FM, Radio Fanesa 5 FM dan sebagainya.
 
Sumatera Barat juga banyak memiliki media cetak jenis surat diantaranyadi antaranya [[ANTARA]] (Kantor Berita Indonesia) Biro Sumbar,<ref>www.antara-sumbar.com [http://www.antara-sumbar.com/ Antara Sumbar]</ref> [[Harian Padang Ekspres]], [[Harian Haluan]], [[Harian Singgalang]] dan lain-lain. Media cetak tersebut juga tersedia dan dapat diakses secara ''online'' melalui [[internet]].
 
Pada awalnya ''Sumatera Courant'' merupakan koran pertama yang terbitkan di Sumatera Barat oleh pemerintah [[Hindia-Belanda]] pada tahun [[1862]]. Selanjutnya tahun [[1877]] terbit ''Padangsche Handelsblad'' milik swasta. Kedua surat kabar ini menggunakan [[bahasa Belanda]], dan baru pada tahun [[1890]] terbit surat kabar bulanan ''Pelita Kecil'' yang telah menggunakan [[bahasa Melayu]].<ref name="Syam">Syamdani, (2009), ''PRRI, pemberontakan atau bukan'', Media Pressindo, ISBN 978-979-788-032-3</ref>