Sarip Tambak Oso: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-ditengah +di tengah)
Botrie (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-apa bila +apabila)
Baris 20:
Dibagian hilir sungai Sedati, Ibunda Sarip "Mbok e Sarip" tengah mencuci pakaian, entah kenapa pikirannya gundah gulana memikirkan anak keduanya itu. Dia berhenti mencuci karena ada warna merah darah yang mengalir disungai itu, dia berjalan mencari sumber darah tersebut, alangkah terkejutnya dia ketika didapatinya sumber warna merah tersebut adalah mayat anaknya. Spontanitas dia menjerit seraya berteriak " Sariiip durung wayahe Nak.....". Anehnya Sarip bangkit dari kematiannya dan segera berlari menemui ibunya, kemudian menanyakan kepada ibunya tentang hal apa yang terjadi pada dirinya dan kenapa dia tidur disungai.
 
Kemudian ibunya bercerita, ketika Sarip masih dalam kandungan, Ayahnya bertapa di Goa Tapa (daerah Sumber Manjing)selama beberapa waktu, dan ayahnya kembali pada saat anak keduanya telah lahir dengan membawa sebongkah kecil tanah merah "Lemah Abang". Selanjutnya tanah tersebut dibelah dan diberikan pada Sarip dan Ibunya untuk dimakan. Dikatakan oleh ayah Sarip, bahwa Sarip akan dapat bangkit dari kematian apa bilaapabila ibunya masih hidup, meskipun ia terbunuh 1.000 kali dalam sehari.
 
{{Dongeng}}