Kalianda (kota): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Faithtear (bicara | kontrib)
wikinisasi
Baris 1:
'''Kalianda''' adalah [[ibukota]] Kabupaten [[Lampung Selatan]]. Terdiri dari 25 desa, yakni: JONDONG, TENGKUYUH, PAUH TANJUNG IMAN, MAJA, BUMI AGUNG, KALIANDA, SUMURKUMBANG, BUAH BERAK, KESUGIHAN, PEMATANG, KECAPI, BABULANG, SUKARATU, PALEMBAPANG, TAJIMALELA, MARGA CATUR, SUKA TANI, CANGGU, KEDATON, WAYURANG, MERAK BELANTUNG, GUNUNG TERANG, MUNJUK SEMPURNA, BULOK, AGOM, dan NEGERI PANDAN.
* [[Jondong]]
* [[Tengkuyuh]]
* [[Pauh Tanjung Iman]]
* [[Maja]]
* [[Bumi Agung]]
* [[Kalianda]]
* [[Sumurkumbang]]
* [[Buah Berak]]
* [[Kesugihan]]
* [[Pematang]]
* [[Kecapi]]
* [[Babulang]]
* [[Sukaratu]]
* [[Palembang]]
* [[Tajimalela]]
* [[Marga Catur]]
* [[Suka Tani]]
* [[Canggu]]
* [[Kedaton]]
* [[Wayurang]]
* [[Merak Belantung]]
* [[Gunung Terang]]
* [[Munjuk Sempurna]]
* [[Bulok]]
* [[Agom]]
* [[Negeri Pandan]]
 
Jumlah penduduknya yaitu 73.412 orang, yang terdiri dari 36.860 laki-laki, dan 36.552 perempuan, yang ada dalam 16.957 KK. Dari jumlah tersebut, 80,6 merupakan keluarga yang mengandalkan hidup dari pertanian, dengan mayoritas menanam padi dan palawija.
 
Jumlah penduduknya yaitu 73.412 orang, yang terdiri dari 36.860 laki-laki, dan 36.552 perempuan, yang ada dalam 16.957 KK. Dari jumlah tersebut, 80,6 merupakan keluarga yang mengandalkan hidup dari [[pertanian]], dengan mayoritas menanam [[padi]] dan [[palawija]].
Dalam pandangan saya, Kalianda maupun Lampung Selatan sendiri menghadapi kendala kurangnya stimulan ekonomi pada masyarakat. Hal ini terjadi karena sebagian pegawai--khususnya pegawai negeri--tidak tinggal menetap di Kabupaten Lampung Selatan, tetapi di Bandar Lampung. Dalam istilah penduduk di sana, pegawai-pegawai itu mencari uang di Lampung Selatan, namun dibelanjakannya di Bandar Lampung. Sehingga, perputaran uangnya menjadi sedikit.
 
DalamMenurut pandanganmasyarakat sayasetempat, Kalianda maupun Lampung Selatan sendiri menghadapi kendala kurangnya stimulan ekonomi pada masyarakat. Hal ini terjadi karena sebagian pegawai--khususnya pegawai negeri--tidak tinggal menetap di Kabupaten Lampung Selatan, tetapi di Bandar Lampung. Dalam istilah penduduk di sana, pegawai-pegawai itu mencari uang di Lampung Selatan, namun dibelanjakannya di Bandar Lampung. Sehingga, perputaran uangnya menjadi sedikit.
 
{{stub}}