Lorong Waktu (seri televisi 1999): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 28:
 
== Sinopsis ==
 
{{seealso|Lorong Waktu (Musim 1)}}
 
{{Infobox Television
| show_name = Lorong Waktu Season 1
| num_episodes = 80
| network = [[SCTV]]
| first_aired = Senin, ...
| last_aired = Senin, ...
| preceded_by =
| followed_by =
}}
 
==== Lorong Waktu 1 (1999) ====
 
{{seealso|Lorong Waktu (Musim 2)}}
 
{{Infobox Television
| show_name = Lorong Waktu Season 2
| num_episodes = 80
| network = [[SCTV]]
| first_aired = Senin, ...
| last_aired = Senin, ...
| preceded_by =
| followed_by =
}}
 
Sekuel pertama lorong waktu bercerita tentang penemuan sebuah mesin waktu oleh Ustad Addin (diperankan oleh [[Adjie Pangestu]]). Ustad Addin sendiri merupakan murid sekaligus anak angkat dari Haji Husin (Deddy Mizwar). Selain Ustad Addin, Haji Husin mempunyai seorang murid cilik bernama Zidan ([[Jourast Jordy]]).
 
Baris 34 ⟶ 60:
 
==== Lorong Waktu 2 (2000) ====
 
{{seealso|Lorong Waktu (Musim 2)}}
 
{{Infobox Television
| show_name = Lorong Waktu Season 2
| num_episodes = 80
| network = [[SCTV]]
| first_aired = Senin, ...
| last_aired = Senin, ...
| preceded_by =
| followed_by =
}}
 
Kali ini peran Ustad Addin diambil alih oleh [[Dicky Chandra]]. Tanpa sengaja seorang pencuri berniat mencuri kotak amal masjid. Pencuri itu bernama Hafid ([[Opie Kumis]]). Namun Hafid mengurungkan niatnya mencuri setelah mendengar nasihat dan ceramah Haji Husin.
 
Baris 40 ⟶ 79:
Sementara Hafid akhirnya ditarik Haji Husin untuk menjadi salah satu muridnya. Dan di akhir serial, Ustad Addin melamar Sabrina dan diterima oleh orang tua angkat Sabrina.
 
==== Lorong Waktu 3 (2002) ===
==== Lorong Waktu 3 (2002)<ref>{{cite web |first= | last=| title =Lorong Waktu 3| work=| publisher =Citra Sinema| url = http://www.citrasinema.com/index.php?option=com_content&view=article&id=65:lorong-waktu-3&catid=48:tv-programs&Itemid=264 | date =[[25 April]] [[2009]]| accessdate =2010-08-26}}</ref> ====
 
{{seealso|Lorong Waktu (Musim 3)}}
 
{{Infobox Television
| show_name = Lorong Waktu Season 3
| num_episodes = 80
| network = [[SCTV]]
| first_aired = Senin, ...
| last_aired = Senin, ...
| preceded_by =
| followed_by =
}}
 
==== Lorong Waktu 3 (2002)<ref>{{cite web |first= | last=| title =Lorong Waktu 3| work=| publisher =Citra Sinema| url = http://www.citrasinema.com/index.php?option=com_content&view=article&id=65:lorong-waktu-3&catid=48:tv-programs&Itemid=264 | date =[[25 April]] [[2009]]| accessdate =2010-08-26}}</ref> ====
Setelah menikah dengan Sabrina, mantan paranormal Ustadz Addin ([[Hefri Olifian]]) terus mengembangkan proyek “Lorong Waktu”nya untuk mengirim anggota kelompoknya menjelajah ke masa lalu, masa kini maupun masa mendatang. Meski demikian, proyek tersebut masih dalam status “Confidential”.
 
Baris 47 ⟶ 100:
Sementara itu, dua murid Haji Husin yang sekaligus bertugas sebagai pengurus masjid, Havid dan Jambrong pada perkembangannya jatuh cinta pada gadis yang sama. Keseharian masjid diwarnai aneka muslihat untuk berkompetisi merebut cinta sang gadis yang bernama Adinda ([[Irma de Vanty]]). Haji Husin sendiri mulai agak bosan menduda hatinya mulai berbungan ketika seorang janda muda berkeluh kesah padanya meminta nasihat. Di bagian lain, Zidan yang tengah memeasuki masa transisi dari anak-anak menjadi ABG, sikapnya mulai berubah. Zidan mulai mandiri dan cenderung berontak atas tatanan yang selama ini ia turuti, tanpa terkecuali kepada ibunya. Beruntung selalu ada orang yang ikhlas, yang selalu menjewer kupingnya setiap kali terlihat bandel, yaitu Haji Husin.
 
==== Lorong Waktu 4 (2003) === <ref>{{cite web |first= | last=| title =Lorong Waktu 4| work=| publisher =Citra Sinema| url = http://www.citrasinema.com/index.php?option=com_content&view=article&id=66:lorong-waktu-4&catid=48:tv-programs&Itemid=264 | date =[[25 April]] [[2009]]| accessdate =2010-08-26}}</ref> ====
Suasana masjid sedang sentimentil. Ada tiga orang yang tengah memasuki fase-fase “rawan” dalam hidupnya. Orang pertama adalah Havid. Rencana pernikahannya dengan Adinda mengalami pengunduran berkali-kali karena kakek Adinda sebagai pemegang keputusan tertinggi di keluarga besarnya belum bisa memutuskan siapa yang akan ia “tunjuk” sebagai calon suami cucunya. Kebetulan ia sendiri sedang sakit. Setiap kali didesak untuk mengambil keputusan, selalu ia bilang, “Gue udeh mau mati, masih sempet-sempetnya lu mikirin kawin”. Walhasil, tidak ada lagi yang berani menanyakan hal tersebut. Posisi Havid dan Adinda menjadi terombang-ambing dalam ketidakpastian.