Proklamasi Kemerdekaan Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 38:
Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, bertemu dengan Letnan Jenderal [[Moichiro Yamamoto]], komandan Angkatan Darat pemerintahan militer Jepang (''Gunseikan'') di [[Hindia Belanda]] dengan sepengetahuan Mayor Jenderal [[Otoshi Nishimura]], Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang. Dari komunikasi antara Hatta dan tangan kanan komandan Jepang di Jawa ini, [[Soekarno]] dan [[Hatta]] menjadi yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan tidak memiliki wewenang lagi untuk memberikan kemerdekaan.
Setelah itu mereka bermalam di kediaman [[Laksamana Maeda]] untuk melakukan rapat untuk menyiapkan teks [[Proklamasi]]. Rapat dihadiri oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo, Soekarni dan Sajuti Melik. Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut. Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di [[Lapangan Ikada]] namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman Soekarno, [[Jalan Pegangsaan Timur 56]]<ref>[http://
Sebelumnya para pemuda mengusulkan agar naskah proklamasi menyatakan semua aparat pemerintahan harus dikuasai oleh rakyat dari pihak asing yang masih menguasainya. Tetapi mayoritas anggota PPKI menolaknya dan disetujuilah naskah proklamasi seperti adanya hingga sekarang.
|