Mantri Sakai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Botrie (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-diantara +di antara)
Baris 1:
'''Mantri Sakai''' merupakan [[Kepala Daerah]] pada abad ke-14 (masa Kerajaan Hindu) yang mengepalai suatu distrik (sakai) yang meliputi sebuah [[Daerah Aliran Sungai]] ([[DAS]]) yang ada di [[Kalimantan]], yang bertugas sebagai pengumpul pajak/upeti. Belakangan istilah Mantri Sakai, seringkali disebut hanya nama depannya saja yaitu '''Mantri''' diikuti nama daerahnya misalnya Mantri [[Kahayan]], atau mantri-mantri [[Hulu Sungai]], dan sebagainya. Mantri Sakai membawahi beberapa kepala kampung yang disebut Patih (Patis) yang kemudian sebutannya berubah menjadi [[Pambakal]] (Pamakal). Pada masa berikutnya pejabat Mantri Sakai mendapat gelar Kiai Ingabei atau Ngabei, selanjutnya sebutannya berubah menjadi Kiai Demang, sebagian diantaranyadi antaranya para Kiai Demang tersebut gelarnya ditingkatkan menjadi [[Kiai]] [[Tumenggung]] (Tamanggung/Tomonggong). Diantara para Tumenggung, ada yang mendapat gelar lebih tinggi yaitu [[Raden]] [[Tumenggung]]. Diatas gelar [[Raden]] [[Tumenggung]] adalah [[Raden Dipati]]. Raden merupakan gelar yang diberikan untuk pejabat birokrasi atau menantu Sultan yang bukan keturunan bangsawan. Para Tumenggung ini dapat disamakan dengan jabatan seorang [[Bupati]] di [[pulau Jawa]].
 
Keberadaan Sakai (daerah/distrik) yang sudah ditaklukan oleh [[Lambung Mangkurat]] meliputi wilayah dari [[Tanjung Puting]] sampai [[Tanjung Silat]], diceritakan dalam [[Hikayat Banjar]], (Rass:314) sebagai berikut :{{br}}